12. Ours

6.8K 757 113
                                    

Nah sesuai janji kan hari ini di apdet. Krn kalian udh jadi anak baik jd aku update deh. Makasih ya vommentnya yg kemarin ^^ warning part ini rada ngebosenin. Tp tenang aja next part akan di update lusa jd ga lama.

Selamat membaca...

***

Selama ini, tidak pernah Sehun rasakan takdir begitu mempermainkannya. Kenapa setelah dia mencoba melanjutkan hidup, takdir malah menariknya kembali pada pusaran yang lama?

Menunggu Soojung dan Hunso tenang, mereka kembali berkumpul di ruang keluarga untuk bicara serius. Semua orang dengan cemas menunggu ucapan Tuan Jung karena beliau sendiri yang memerintahkan mereka untuk duduk bersama di sana.

Tuan Jung membuka ucapannya dengan helaan nafasnya.

“Melihat situasi sekarang, kurasa Appa tidak bisa menyerahkan keputusan padamu, Soojung-ah...” ujar Tuan Jung.

Soojung hanya diam sebab belum mengerti apa yang di katakan ayahnya.

“Kau... harus menikah dengan Sehun.” Bagai petir yang menyambar, Soojung merasa terkejut dan langsung melancarkan protes pada appa nya.

“Bagaimana appa bisa mengatakan hal itu setelah appa tahu semuanya?!” pekik Soojung kesal. Wajahnya bahkan masih basah karena airmata yang tadi. Kini dia sudah dibuat nyaris menangis lagi oleh appa nya sendiri.

“Justru karena semuanya jadi seperti ini. Soojungie, appa mu tahu pasti kau akan merasa keberatan menikah dengan suami unnie mu.. tapi pikirkan gosip yang tengah beredar saat ini. Pikirkan juga keponakanmu, Soojungie...” kini giliran Nyonya Jung yang memberi pengertian.

“Dan jangan berpikir untuk kabur, appa mohon. Sekali lagi appa kehilangan seorang putri, lebih baik appa mati karena tidak becus membesarkan anak...”

“Appa! Appa tidak boleh bicara begitu...” marah Soojung pada ayahnya.

“Maklumi permintaan appa ya?” pinta Tuan Jung memelas. Dia sudah tua dan benar saja harus ada laki-laki terpercaya yang mendampingi putrinya itu. Dia tidak ingin lagi putrinya hancur. Cukup sekali dan kini dia akan menjaga Soojung dengan baik.

“Tapi appa...” Soojung mengeluarkan semacam suara tercekat, tidak bisa melanjutkan ucapannya setelah mendengar Sehun membuka suara.

“Milikku adalah milikmu. Seperti benang dan jarum yang saling memberi dan menerima hingga terjalin, kau dan aku...” tiba-tiba Sehun mengucap asal kata-kata yang terakhir diucapkan istrinya setelah melahirkan Hunso.

“...adalah satu bagian.” Soojung reflek menyambung kalimat itu dengan lemah. Semua orang hanya diam dan menunggu, tidak mengerti dengan apa yang Sehun dan Soojung katakan.

“Darimana kau-“

“Ucapan terakhirnya sebelum meninggalkan aku. Bukan kalimat ‘aku mencintaimu’ atau ‘jaga anak kita’ yang aku dapat darinya. Hanya kalimat itu. Yang aku tidak tahu artinya sampai hari ini. Ahh dia tidak menyuruhku menjaga anak kami dengan baik karena ada kau. Ahh itu untuk adiknya yah? Sooyeon pasti menyesal karena lari dari ini.” Jawab Sehun dengan pandangan kosong. Sisa-sisa kesedihan masih terpancar jelas dari wajahnya.

“Itu dari film horor." Jelas Soojung dengan mata menerawang, berusaha menggali ingatannya.

"Kalimat itu terdengar menakutkan waktu kami menontonnya di film. Tapi Sica unnie selalu mengulang-ngulang kata itu setiap malam...” Soojung mengingat kakaknya yang selalu tertawa saat Soojung sudah ketakutan karena kata-kata itu.

Soojung benci kalimat itu, karena Sica terlihat seperti akan pergi setiap kali mengucapkannya. Tapi dia selalu hafal setiap kata yang ada di dalamnya.

[END] Daddy's Little PrinceWhere stories live. Discover now