31. Dealing With the Past

5.5K 685 110
                                    

Surprise, aku balik lumayan cepet kan? Chapter ini ga ada (+) dulu ya. Hahaha udh 3 berturut-turut masa masih kurang?

Enjoy ^^

***

Seolim National High School. Bangunan tua yang masih berdiri kokoh itu terlihat suram. Sudah lama sekali sejak terakhir kalinya Irene menginjakkan kakinya di tempat yang jadi mimpi buruknya selama bertahun-tahun. Dia memaksakan kakinya untuk melangkah masuk kesana.

Jam pelajaran yang sedang berlangsung membuat dirinya tidak kesulitan untuk berkeliling. Dia tidak memiliki tujuan khusus, jadinya dia memberi alasan pada para guru bahwa dia hanya merindukan sekolahnya. Hah! Alasan yang menjijikan mengingat tidak ada hal yang bisa Irene rindukan dari tempat ini selain kepingan kecil kebahagiaan yang dia dapat setelah Sehun pindah ke sekolah yang sama dengannya.

Berbekal sedikit kenekatan, Sehun menyelamatkannya, sampah sekolah yang bahkan telah diperingatkan pada Sehun untuk dijauhi. Dia berjalan tanpa henti, bahkan tidak sadar saat jam pulang sekolah telah tiba. Para siswa laki-laki yang ada disana terpesona memperhatikan wajah cantiknya. Namun dia tetap tidak berekspresi. Kepalanya kosong dan kakinya tidak mau diajak kerja sama untuk meninggalkan tempat itu. Benar saja dia terus berjalan, bahkan sampai sekolah itu kembali sepi.

Matahari mulai tenggelam, memakan habis bayangan Irene sehingga dia benar-benar sendirian.

"Agassi, kau tidak pulang?" tanya satu guru terakhir yang akan meninggalkan tempat itu. Irene tersenyum lemah.

"Ah, sudah malam ya." Hanya itu yang dia ucapkan sebelum keluar dari gerbang sekolah. Dia ingin menangis tetapi tidak tahu apa yang harus dia tangisi. Setelah terbebas dari mimpi buruknya, Irene tidak bisa menerima kenyataan bahwa ibunya akan kembali. Rasa takut yang dia rasakan sangat hebat, bahkan hingga mengalahkan rasa lapar dan hausnya. Dia sudah 7 jam penuh hanya berjalan di sekolah seperti zombie.

Dia meraih ponselnya, mencari nama Oh Sehun di sana. Dia meneleponnya.

"Halo, Irene?"

Irene memutus panggilan begitu suara merdu Soojung menyapanya. Dia kembali meringis dan merasa sesak. dia teringat kata-kata Suzy. pantaskah dirinya masih mengganggu Jung Soojung? Irene tidak bisa lagi mengucapkan terimakasih pada Soo Yeon yang telah menolongnya bahkan disaat mereka masih orang asing. Irene tidak bisa mengatakan betapa dia bersyukur karena Soo Yeon menghentikan dirinya yang nyaris jadi pelacur.

Irene putus asa, tidak tahu lagi siapa yang harus dicarinya selain Sehun nya, yang dulu selalu melindunginya dari teman-teman mereka yang menyiksanya.

Langkah kaki Irene terhenti saat melihat sepasang kaki di depannya. Dia menaikkan pandangannya dan matanya bersiborok dengan Kim Suho.

"Sudah cukupkah waktu yang kuberikan padamu untuk berbuat seenaknya? Demi Tuhan, Bae Joohyun! Kau membuatku ketakutan setengah mati saat tahu kau menghilang lebih dari 8 jam hari ini!" pria di depannya terus saja memarahinya seperti orang tua yang memarahi anak kecil.

Irene baru kali ini benar-benar memperhatikan Suho. Pria di depannya ini, selalu saja ikut campur. Dia selalu tahu dimana dia berada seperti penguntit. Dia benci bagaimana pria ini selalu mengusiknya. Bahkan sejak pria ini mendekatinya.

"Kita sama" Irene terbayang lagi ucapan pria ini dulu padanya. Sebuah penawaran pertemanan yang dia pikir akan berakhir manis justru jadi malapetaka untuknya. Pria ini tidak seperti Oh Sehun yang mampu melindunginya.

Tapi meskipun sudah Irene tolak berulang kali, pria ini tidak pergi. Hanya dia orang yang benar-benar mengikutinya dari awal sampai akhir.

"Joohyun! Kau mendengarku tidak?! Kalau lain kali kau sep-"

[END] Daddy's Little PrinceWhere stories live. Discover now