21. Shame on You, Kidnappers

6.6K 794 186
                                    

Hi, aku balik lagi. Makasih ya akhir2 ini kalian rajin komen ^^ seneng baca berbagai macam tanggapan dari kalian...

Well, ini hadiah karena today is Krystal birthday!! #HappyKrystalDay

Maaf ya ga bs kasih double update. Tp janji deh lusa bakal langsung di up ga pakai ngaret :D

Warning! Jgn baca pas lg makan. Feces detected dan ini lbh jijay dr yg kemaren 😂

Happy Reading ya!

***

Rasa kehilangan itu sangat menyakitkan. Katakutan akan melingkupi dirimu ketika kau merasa sesuatu akan pergi jauh darimu. Hal itu juga yang sekarang tengah menimpa Sehun. CPR nya gagal dan tidak hanya Soojung, dia juga merasa jantungnya berhenti berdetak.

Dia seperti orang gila, berkali-kali meniupkan udara lewat mulut kepada Soojung dan secara konstan meninju dada Soojung agar air danau yang tertelan bisa keluar dan membuka jalur pernapasan Soojung.

Dirinya hampir saja menyerah pada keadaan jika tidak ingat dirinya yang brengsek masih belum membahagiakan gadis yang terbujur di depannya ini.

“Kumohon bangunlah... Tuhan bantu aku, jangan sekarang kumohon. Jebal.” Tangis Sehun semakin keras. Suara nya yang sarat akan ketakutan itu seringkali tertelan oleh isakannya. Nafasnya tercekat begitu pukulannya yang sekian di sambut oleh semburan air dan suara batuk Soojung. Gadis itu meraup udara sama rakusnya dengan Sehun tadi, mencoba menormalkan tubuhnya yang mati rasa.

“Kau membuatku takut... ku kira kau pergi...” Sehun meraih Soojung ke dalam pelukannya dan masih terisak di sana.

“Ap-apa? Aku.. tidak bisa.. mendengarmu...” bisik Soojung lirih. Memang betul telinganya sedang berdenging sekarang. Kepalanya juga pening dan tubuhnya mulai menggigil kedinginan.

Sehun meraih ransel dan sweaternya, memakainya dan membawa tubuh Soojung dalam gendongannya, ingin kembali ke titik kumpul secepatnya. Persetan dengan semua permainan ini.

Berlari dan berlari menembus hutan, dia merasa lelah karena tanda-tanda penujuk jalan yang ada di dalam sana malah membuatnya makin masuk ke dalam hutan itu. Mereka positif tersesat. Keadaan begitu buruk dengan adanya Soojung dalam gendongannya. Gadis itu sudah kedinginan, bahkan bibirnya membiru karena pakaiannya yang basah. Rasa lelah dan lapar yang menyerang Sehun juga tidak membantu. Apalagi saat itu hampir gelap mengingat kebodohan mereka yang memulai permainan jam 2 siang.

“Soojung-ah bertahanlah.” Sehun memutuskan membawa Soojung ke sebuah gubuk tua yang sepertinya dulu pernah di gunakan para penebang kayu untuk beristirahat.

Syukurlah tembok dan pintunya masih kokoh.

Sehun bergerak cepat. Ia menurunkan Soojung, menutup pintu lalu melepaskan pakaian Soojung yang basah. Dia semakin khawatir melihat bibir biru Soojung yang kembali gemetar hebat. Ia juga melepas kemejanya dan menyandarkan tubuh Soojung ke tubuhnya. Sehun mendekap gadis itu dari belakang, berusaha menghangatkan tubuh mereka.

Sehun menggosok juga lengan dan punggung Soojung yang saat ini memeluknya erat dengan tubuh gemetaran. Syukurlah gubuk itu minimal bisa menahan angin sore yang mulai berembus kencang di luar.

Beruntung beberapa lama kemudian tubuh Soojung telah berhenti bergetar dan kesadaran mulai gadis itu rasakan. Suaranya serak karena terlalu banyak menelan air. Meskipun telinganya masih sakit, dia sudah bisa mendengar sekarang.

“Se..hun..” panggil gadis itu.

“Ya, kau butuh sesuatu?” tanya Sehun cemas. Merasakan gelengan kepala Soojung di dadanya Sehun menghembuskan nafas lega. Pria itu melingkarkan lengannya ke perut Soojung, kemudian kepalanya ia letakkan di ceruk leher Soojung.

[END] Daddy's Little PrinceWhere stories live. Discover now