''Memangnya ada apa, Felicia?"

"Ada sesuatu yang buruk akan terjadi sebentar lagi."

"Hal buruk apa?"

Aku penasaran apa yang dimaksud olehnya?

"Jika kamu pergi sekarang maka ada hal yang tidak baik menimpa kamu."

Aku akhirnya menuruti perkataan Felicia dan menunggu sekitar lima menit. Setelah itu memutuskan pergi dan menunggu angkot di depan sekolah untuk menuju terminal angkot yang menuju rumah.

Tepat saat keluar dari gapura perumahan terdengar ribut-ribut di jalan. Namanya manusia ya tentu saja aku ingin tahu.

Ada apa Pak?"

"Ada ibu-ibu terserempat sepeda motor yang ngebut waktu menunggu angkutan umum.

Deg

Jadi ini yang dimaksud Felicia? Mungkin jika tidak menurut perkataannya mungkin saja aku yang tergeletak di pinggir jalan. Untungnya ibu itu tidak sampai meninggal hanya luka di kepalanya karena waktu sepeda motornya hampir menabrak, ibu tadi sempat menghindar meskipun terhuyung-huyung karena menyenggol.

Hal yang kedua saat terjebak hujan yang sangat deras di rumah teman yang jarak rumahnya dengan kos jauh.

"Lebih baik kamu pulang sekarang, Hana. Hujan tidak akan berhenti."

"Masih hujan, Felicia."

Aku sedikit membantah perkataan Felicia kala itu tapi pada akhirnya aku menurut semua perkataannya. Aku memanggil becak dan pulang dalam keadaan hujan yang semakin deras hingga esok pagi.

Jadi bayangkan saja dari siang sampai besok pagi hujan belum berhenti dan mengakibatkan banjir di rumah teman. Coba jika tidak menurut mungkin aku akan terjebak banjir di rumah temanku.

*****

Bagaimana jadinya jika mereka bertemu dengan sesamanya? Apakah kalian pikir mereka akan bercakap cakap selayaknya manusia? Tentu saja tidak. Bukankah mereka itu terlalu sibuk mengurusi dirinya sendiri dan tidak akan peduli dengan rekannya. Itu yang aku alami saat aku berada di depan sekolah yang menunggu teman untuk ke kos bersama-sama.

Felicia ada di sampingku saat ada seorang pria muda hendak menyeberang ke arah kami. Di depan sekolah ada rumah sakit di mana tiap hari selalu saja ada yang namanya kematian.

Aku dan Felicia melihat betapa bingungnya dia karena dari sorot mata dan gerak tubuhnya mengatakan dia bingung dengan situasi yang ada. Dari arah yang berseberangan aku bisa mendengar apa yang di katakannya.

"Mengapa aku di sini?"

"Ada apa denganku?"

Dia terlihat kebingungan sambil menyeberang jalan. Tentu saja semua kendaraan tidak ada yang bisa melihatnya yang menyeberang.

Saat sudah sampai di tempatku yang berdiri di trotoar, dia melihatku dan Felicia dengan tatapan heran tak percaya. Aku pikir Felicia akan berbicara dengannya tapi tidak. Felicia hanya terdiam begitu juga dengannya. Pemuda itu langsung membalikkan badan dan langsung pergi ke arah kanan tak mau menoleh lagi ke arahku.

Aku ingin bertanya dengan Felicia tapi niat itu kuurungkan karena tahu jika mereka sudah tiada maka mereka tidak mau berurusan dengan yang lainnya. Mereka terlalu sibuk menanyakan keadaan dirinya sendiri yang sudah meninggal.

Felicia hingga kini masih ada bersamaku sampai waktu yang tak bisa ditentukan. Dia paling aktif jika aku berada di luar. Jika aku di rumah Felicia tampak diam.

Mungkin di dalam rumah sudah ada Joseph dan ayahnya yang menjaga sehingga membuat Felicia mengerti posisinya. Dia hanya ada saat aku berada di luar rumah menjaga aku dari segala yang buruk.

****

Wanita Jepang Bernama Hiromi

Kilas balik mengenai masa kecilku bertemu wanita asal Jepang. Perkenalkan dia adalah Hiromi Hasazuke. Dia adalah wanita Jepang yang menemaniku selain Felicia. Mungkin kalian bingung ya mengapa penjagaku banyak? Sebenarnya hanya ada dua saja. Yakni Felicia dan Hiromi. Bu Tin dan Pak Toh hanya menemaniku ketika pindah rumah yang pertama.

Joseph dan ayahnya hanya menemaniku ketika aku pindah rumah ke dua. Yang selalu bersamaku hanya gadis Belanda dan wanita jepang itu hingga kini. Jadi istilahnya itu tiap pindah rumah sang penjaga rumah akan selalu menjaga aku dan keluargaku dari mereka yang berniat buruk.

Dia (Hiromi) berbeda dari teman-temanku yang lain sebab dia dalah wanita dewasa yang aku perkirakan usianya
28 tahun dan berasal dari Jepang pada jaman Meiji (Masa Samurai).

Hiromi itu cantik dengan balutan kimono, rambut yang disanggul dan polesan lipstik yang ada di tengah bibir. Jika kalian tahu tentang Geisha ya seperti itulah tampilannya.

Hiromi mengajariku cara bersikap dalam masyarakat. Dia mengajari untuk menjaga harga diri sebagai wanita, mengajari bersosialisasi dengan benar di masyarakat dan bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan. Beda dengan Felicia yang mengajariku bersikap santun, cara makan yang benar dan cara berjalan dengan baik.

"Mengapa kalian mengajariku banyak hal?"

"Karena kami ingin kamu menjadi sesosok wanita yang berani, bersikap dewasa, santun dan menjaga harga dirimu sebagai wanita kelak."

Hiromi tak mau menceritakan masa hidupnya dan aku tidak bisa melihat masa lalunya. Hiromi dan Felicia selalu hadir menemani di saat aku sedang sedih dan senang. Tak pernah mereka meninggalkanku.

"Kami ada bersamamu bukan karena kebetulan tapi kami di sini karena kami ada sebelum kamu lahir."

"Tugas kami adalah menjagamu dan mengajarimu dalam segala hal."

Hingga kini mereka masih ada bersamaku bahkan saat aku cerita mengenai diri mereka.

=Bersambung

Seperti ini kira - kira ya penampakan pakaian Felicia

Seperti ini kira - kira ya penampakan pakaian Felicia

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Tapi yang ini kurang panjang

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Tapi yang ini kurang panjang. Panjangnya gaun tidur si Felicia sampai semata kaki. Dan lengannya sampai menutupi pergelangan tangan. Ya kira - kira seperti itu pakaiannya Si Felicia....

Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )Место, где живут истории. Откройте их для себя