Dua Puluh Satu✔

2.9K 135 1
                                    

Alvio sedari tadi hanya mengamati amplop coklat di depannya yang terlihat sangat tebal, entah apa isinya ia belum mau membukanya.

"Al, apaan sih itu.." ucap Ajjah sambil mencoba mengambilnya, namun dengan gesit Alvio menyimpannya di saku celana. "Ntar gue buka." ucapnya datar.

"Yaelah nih bocah kalau ada masalah diem aja kayak kucing udah di kasih makan." ucap Gio sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Ara kok gak bisa di hubungin ya.." ucap Kesyfa tiba-tiba.

"Lagi habis batrai kali.." sahut Gio sambil meminum teh pesanannya.

"Abangnya juga gak bisa, Bintang juga.." ucapnya lagi.

"Lo udah hubungin mamanya?" tanya Ajjah sambil memakan siomaynya. Kesyfa mengangguk, "udah mamanya gak tau."

Fahrez menyerit bingung, "kok gak tau?" tanya nya.

"Mamanya cuman bilang tadi malam dia pulang terus pergi lagi sambil bawa koper gitu." ucap Kesyfa.

"Kemana?" tanya Gio.

"Biasanya sih ke rumah bundanya.." lanjutnya.

"Aduh gak ngerti lagi dah gue.." ucap Fahrez sambil menggelengkan pelan kepalanya.

"Alvi!" panggil seorang gadis dengan rambut bergelombang dengan sebotol air mineral dingin di tangannya dan kotak bekal berwarna biru.

Alvio menoleh lalu kembali dengan game di ponselnya. "Buat lo." ucapnya sambil tersenyum namun ia masih fokus dengan gamenya.

"Udah Shaiton, kasih gue aja. Alvio gak bakal makan." sahut Fahrez sambil mencoba mengambil kotak bekal tersebut namun dengam cepat Asha menjauhkan kotak tersebut dari Fahrez. "Gue bikin buat Alvio bukan lo." ketusnya.

"Vi buat lo, gue yang bikin." ucapnya lagi sambil tersenyum.

Alvio mendongak dengan wajah datarnya lalu berdiri mengambil kotak bekal tersebut dan memberikan kotak tersebut kepada teman-temannya. "Pembantu lo yang bikin, bukan lo." ketus Alvio lalu beranjak pergi seketika senyum di wajah Asha luntur.

Baru dua langkah Alvio pergi, Asha mencekal tangannya. "Seenggaknya gue mau kasih buat lo." ucapnya.

Alvio menoleh dan melepas cekalan tersebut. "Gue gak butuh." ketusnya lalu pergi sedangkan Asha berdecak kesal dan menghentakkan kakinya.

***

Sudah beberapa menit Alvio menunggu seseorang di taman, pandangannya pun tak lepas dari amplop coklat yang belum dibukanya itu. "Woi Al!" sapa seseorang dengan jaket abu-abu yang baru saja datang.

Alvio mendongak, alisnya menyerit bingung menatap seseorang yang menyapanya sedangkan yang ditatap tertawa kecut dan tiba-tiba saja Alvio berdiri lalu menghantam keras wajahnya.

BRUK

Matanya memerah dan tangannya mengepal kuat. "PUAS LO BIKIN GUE SAMA ARA PUTUS?! PUAS?! APA MAU LO BANGSAT!!" pekiknya sambil terus melayangkan tinjunya.

"Gue suka sama Ara!" balasnya lantang, seketika Alvio terdiam.

"Maksud lo apa?!"

"GUE SUKA FRADILA! Apa kurang jelas?!" jawabnya dengan keras.

Gone✔ [COMPLETE]Where stories live. Discover now