Delapan Belas✔

2.7K 132 1
                                    

Suara ponsel Alvio berbunyi dengan kesal ia langsung menggeser layar hijau telpon. "Halo!" sapa orang tersebut dari telpon.

Alvio menyeritkan alisnya namun seperdetik kemudian ia berjalan menjauh dari Fradila. "Lo siapa?"

Ia tertawa sinis, "gue nyuruh lo sakitin dia bukan kasih kejutan." ucapnya dengan tajam.

"Lo siapa?!"

"Lo yang sakitin dia atau gue!"

"Bacot! Lo siapa?!"

"Dalam dua hari lo belum lakuin apa yang gue suruh, gue yang bakal lakuin."

"Lo siapa njing! Ketemu langsung sama gue! Jangan bisanya lewat telpon! Pengecut lo!" ucap Alvio sedikit keras.

Lagi-lagi ia tertawa sinis, "gue udah ketemu langsung sama Fradila dan ...... lo." ucapnya sedikit menggantungkan kata-katanya.

Alvio terdiam mendengar perkataannya, "Gue kasih lo waktu dua hari, kalau lo masih gak dengerin apa yang gue bilang. See you, semoga berhasil!" Sambungnya dan langsung mematikan sambungan telpon.

Alvio mengepalkan tangannya dan langsung berlari menuju XI Ips 2 tanpa menghiraukan Fradila yang memanggilnya berulang kali.

Ia menggebrak pintu kelas XI Ips 2 yang kebetulan sedang tidak ada guru, semua terkejut namun tidak dengan Derka yang asik bermain ponsel. "DERKA!" pekik Alvio dengan penuh emosi. Entah kenapa sejak kejadian kemarin hanya nama Derka yang sangat ia curigai.

Alvio langsung masuk tanpa permisi sedangkan yang lain menatap bingung Alvio yang terlihat sangat marah dengan Derka. Alvio menarik kerah baju Derka dengan keras hingga menimbulkan bunyi robekan.

Tanpa menolak Derka mengikuti kemana Alvio membawanya. Ia tersenyum sinis namun tanpa aba-aba Alvio langsung mendaratkan tonjokkan di wajah Derka yang masih ada beberapa luka tonjokkan kemarin. "Apa maksud lo nyuruh gue sakitin Fradila?!" ucap Alvio sambil terus menghantam Derka yang terlihat masih sangat kuat.

Derka tertawa sinis, "jadi lo udah tau?" tanyanya dengan alis yang terangkat sebelah.

Dengan emosi yang masih memuncak, ia terus menghantam Derka. "ALVIO STOP IT!! BERENTI AALL!" pekik Fradila yang menyusul Alvio ke kelas XI Ips 2 yang sudah sangat ramai.

"AL! BERENTI!"

"AKU BILANG BERENTI ALVIO!"

Tanpa menghiraukan Alvio terus menghajar Derka yang terlihat juga membalasnya. "BERENTI ATAU KITA PUTUS!" pekik Fradila tiba-tiba sambil mengontrol nafasnya yang sedari tadi terlihat sesak.

BRUK!

Derka melayangkan tinjuannya di pipi Alvio hingga bibirnya berdarah sedangkan Alvio terdiam. Tangannya yang tadi mengepal sangat keras sekarang sudah terbuka dengan keringat dingin di sekujur wajahnya.

Fradila memandang tajam Alvio dan langsung berjalan cepat meninggalkan Alvio. "Ra!" ucap Alvio saat sudah menggapai lengannya.

"Kita gak putus kan?!" tanyanya dengan wajah cemberut dan sorot mata yang tajam. Seketika Fradila ingin tertawa namun sebisa mungkin ia tahan. "Gak tau." jawabnya sambil mengangkat kedua bahunya cuek, matanya menatap sekeliling koridor tanpa mau menatap wajah Alvio.

Alvio menarik dagu Fradila agar ia menatapnya, "liat aku." ujarnya dengan wajah cemberutnya.

Fradila terus menahan tawanya agar tidak meledak. 'Gemes banget sih, gak kuat!' batinnya.

"Ra!" ucap Alvio dengan wajah yang dibuat-buat dan seketika itu tawa Fradila meledak, Alvio menyeritkan alisnya. "Kamu kenapa Ra?" tanyanya heran.

Fradila menggeleng sambil terkekeh kecil. Tangannya terangkat mencubit pipi Alvio lalu beralih mengacak rambutnya pelan. "GEMES AKU LIAT MUKA KAMU LUCU BANGET!" ucap Fradila sambil tertawa kecil.

Gone✔ [COMPLETE]Where stories live. Discover now