Sepuluh✔

3.6K 152 1
                                    

Kini Alvio dan Fradila sudah berada di cafe depan kompleks mereka setelah menghubungi pihak sekolah untuk meminta izin.

Alvio mengeluarkan kotak bekal biru yang sudah ia siapkan tadi pagi. "Apaan?" tanya Fradila saat melihat Alvio membuka kotak bekal tersebut.

"Roti, tadi pagi aku bikinin buat kamu tapi lupa kasih." ucap Alvio lalu mengambil sepotong roti. "Aaaa.." ucapnya sambil menyuapkan roti tersebut ke mulut Fradila yang dengan senang hati menerima suapan tersebut. "Maaf ya, gara-gara aku kamu jadi sakit."

Fradila terkekeh kecil, "gak kok, emang salah aku juga gak sarapan."

"Kan kamu gak sarapan gara-gara aku jemputnya kecepetan."

"Gak pa-pa Al.."

"Kok bawa kotak bekal? Kan tas kita di sekolah?" ucap Fradila dengan alis yang naik sebelah.

"Iya ketinggalan di mobil."

Alvio memberikan suapannya pada Fradila lagi, "aaa.."

"Kamu lagi, masa aku terus."

"Cepetin makan."

"Kamu juga belum makan Al.."

"Makan gak?"

"Kamu juga ish!"

"Cepetan Ara, pegel nih.."

"Kalau pegel ya gak usah."

"Kamu belum sarapan tapi, cepetan."

"Maksa banget sih.."

"Makan cepet, nanti sakit lagi.."

"Iya, iya ishh.." ucap Fradila dan menerima suapan Alvio. "Habis deh.."

"Al." ucap Fradila setelah melihat dua orang anak kecil yang bermain di taman. "Apa?"

"Lo serius gak sih?" ucapnya dengan sedikit ragu. "Apa?"

"Lo serius sama gue?"

"Serius lah." ucap Alvio dengan tegas sambil menatap manik mata Fradila yang juga menatapnya. "Kalau lo gak serius gak pa-pa."

Alvio menggenggam tangan Fradila dengan erat, "gue serius Ara." ucapnya menyakinkan Fradila. "Gue bisa pergi."

Alvio melepaskan genggamannya dan mengacak rambutnya kasar. "Kenapa sih lo ngomong gitu?"

"Yaa.. Gue mikir aja Al, kita deket juga baru aja masa tiba-tiba pacaran."

"Emang kalau pacaran harus deket lama dulu?"

"Ya gak sih.."

"Yang deket lama aja belum pasti Ra, bisa aja kan tiba-tiba saling ngejauh atau kayak novel yang pernah lo baca Friendzone." jelas Alvio.

"Iya sih.."

"Jadi, cari yang pasti aja Ra, Kayak gue." ucap Alvio sambil menaik-turunkan alisnya, Fradila terkekeh lalu menonjok pelan bahu Alvio. "Gue bukan orang yang gampang bilang sayang sama orang, tapi gue orang yang nunjukin itu semua dengan perbuatan bukan kata-kata karena gue bukan cowok yang pinter bikin kata-kata manis."

Fradila tersenyum hingga lesungnya terbentuk dan pipinya memerah. "Barusan aja lo bikin kata-kata manis."

Alvio terkekeh sambil mengacak gemas rambut Fradila. "Gue kasih tau, bukan bermaksud gombalin lo dan itu terjadi tanpa skenario." ucap Alvio sambil tertawa.

Fradila ikut tertawa, "udah ya, lo gak usah nanya yang aneh-aneh lagi. Gue gak suka, masa kemarin baru jadian hari ini berantem, Romantisnya aja belum ada." ucap Alvio sambil melambaikan tangan memanggil pelayan cafe.

"Apaan sih Al.." ucap Fradila sambil menutup wajahnya malu. Alvio menyerit bingung, "emang salah ya gue ngomong gitu?" tanyanya dengan alis naik sebelah.

Fradila memutar bola matanya malas, "kamu apa?" tanya Alvio yang membuka buku menu. "Samain kamu aja."

Alvio mengangguk lalu menutup buku menu dan menatap pelayan laki-laki yang ternyata sedari tadi melirik ke arah Fradila. Alvio berdecak lalu mengambil sapu tangan merah dari dalam saku dan langsung melempar ke wajah Fradila. "Apaan sih Al?!" ketus Fradila yang terkejut dengan tingkah Alvio.

Alvio berdecak dan langsung menutup wajah Fradila dengan sapu tangannya, "udah diem jangan ngomong, jangan dibuka!" perintah Alvio yang kesal.

"Al, kamu kenapa sih?!" ketus Fradila yang mencoba menyingkirkan sapu tangan tersebut dari wajahnya. "Diem Ara.."

Mendengar itu Fradila langsung terdiam sedangkan Alvio kembali melirik pelayan yang masih menatap Fradila tanpa berkedip. "Ekhemm.." dehem Alvio yang masih tidak dihiraukan.

"Ck, mas udah liatin pacar saya." ucap Alvio sambil berdecak kesal, pelayan tersebut tersentak mendengar ucapan Alvio dan langsung menatap Alvio dengan tatapan kikuk. "Pe-pesen apa mas?" ucap pelayan itu gugup.

"Es teh dua sama nasi goreng satu." jelas Alvio dan langsung di catat oleh pelayan tersebut. "Ada lagi?" Alvio menggeleng sebagai jawaban dan dibalas anggukan oleh pelayang tersebut lalu beranjak pergi.

Alvio menyingkirkan sapu tangan dari wajah Fradila yang langsung di hadiahi tertawa keras. "Ahaha.. Kamu cemburu?!" ucap Fradila sedikit keras dan di sertai tawanya sehingga beberapa pengunjung melirik ke arah mereka.

Alvio mendelik sebal, "jangan keras-keras Ra."

"Ya abis kamu lucu banget sih.." ucap Fradila sambil mencubit kedua pipi Alvio dan menggoyangkannya. "Sakit tau!" ucap Alvio sambil memproutkan bibirnya.

"Apanya yang sakit?" tanya Fradila dengan cemas, Alvio langsung menunjuk pipinya yang tadi dicubit olehnya. Fradila langsung menonjok pelan pipi Alvio. "Itu mah mau kamu."

Alvio terkekeh lalu mengacak gemas rambut Fradila. "Rusak tauk!" ucap Fradila dengan wajah cemberutnya.

"All," panggil Fradila yang terlihat serius, Alvio menaikkan sebelah alisnya. "Kalau aku ninggalin kamu, kamu bakal ngapain?" tanyanya yang sedikit ragu.

Alvio terdiam, "kalau kamu gak mau jawab gak pa-pa." sambung Fradila saat melihat reaksi Alvio.

Farel tersenyum, "aku bakal diam."

Fradila menyeritkan alisnya, "kenapa?"

"Karena aku gak bisa bergerak."

"Kok gitu?"

"Iyalah, jiwa aku udah pergi ninggalin aku, yang ada raga aku doang. Gimana raga aku bisa gerak kalau jiwa aku gak ada?"

Dan, lagi-lagi Fradila tersenyum dan pipinya memerah. "Basi ah," ucap Fradila dengan senyum yang belum memudar.

"Ngak sengaja." ucap Alvio sambil terkekeh. "Barti kata-kata kamu gak sengaja? Bohong dong?" ucap Fradila yang sudah memasang wajah cemberutnya.

"Nggak sengaja buat pipi kamu merah." jelas Alvio dan lagi-lagi pipi Fradila memerah, Alvio terkekeh melihatnya sedangkan Fradila sudah menutup wajahnya malu.

"Enak ya, di suruh istirahat malah pacaran di cafe.." pekik seseorang yang baru saja datang dan langsung duduk di sebelah kanan Alvio dan diikuti dengan yang lainnya. "Kok kalian di sini?" tanya Fradila dengan alis naik sebelah.

"Cuti.." ucap Gio yang langsung duduk di sebelah Fahrez. "Cuti apaan, kita balik sekolah tadi mau ke rumah lo, tapi kembaran Marios ini ngeliat lo nongki cantik-ganteng di cafe. Jadi, stop deh di sini." ucap Fahrez menjelaskan.

"Manurios goblok!" celutuk Ajjah yang duduk di antara Novan dan Gio.

"Nah iya itu!"

"Ganggu aja lo pada." ketus Alvio dengan wajah sinisnya yang langsung di hadiahi tabokan oleh Gio di bahunya. "Gaya amat lu biji kacang!"

"Bodo! Emang elu, bisanya bikin baper Ajjah tapi kagak ksih kepastian." ketusnya.

Gio melotot kesal sedangkan Ajjah wajahnya sudah memerah malu. "Tai lo dugong!"

*
tbc./ vomment yak!

salam Fradilalvio❤

Revisi: 25-04-2018

Gone✔ [COMPLETE]Where stories live. Discover now