Satu✔

5.5K 243 8
                                    

"Fa! Fa! Fa! Fa! Fa!" panggil Fradila sambil menggoyangkan tangan Kesyfa yang sedang mencatat. "Apaan sih Ra?!" ketusnya.

"Gue bete!" ucap Fradila dengan kedua pipinya yang menggembung. "Lo diem dulu deh ah, ntar mami jonggrang ngamuk kan berabe." ucap Kesyfa yang masih memperhatikan Bu Ratna menjelaskan tentang vektor.

Fradila menoleh kebelakang dan mendapati Alvio yang asik bermain game di ponselnya. "All.." panggilnya namun tidak dihiraukan.

"All!" pekik Fradila hingga membuat Bu Ratna menoleh dan menatapnya dengan sangar.

"FRADILA!" pekik Bu Ratna sambil menunjuk Fradila dengan spidol di tangannya. "Hadir mami!"

Bu Ratna menggelengkan kepalanya pelan lalu matanya melihat Alvio yang sedang bermain ponsel. "ALVIO!" panggil Bu Ratna namun tidak di hiraukan.

Novan menyikut lengan Alvio pelan, "Al! Lu di panggil mami noh."

Alvio mengangkat kedua bahunya cuek. "ALVIO!!" pekik Bu Ratna yang sudah berkacak pinggang di depan kelas. Alvio berdecak sebal, "apaan sih?!" ketusnya dengan mata yang masih fokus dengan gamenya.

"Berani kamu ngelawan ibu?!"

"Berani lah! Ibu sama saya sama-sama makan nasi, lahir dari perut manusia. Jadi, buat apa saya takut?" jawab Alvio sambil memainkan gamenya.

Sontak seluruh kelas tertawa, ada benernya juga. batin Bu Ratna.

"Nah! Kan game saya kalah, gara-gara ibu sih." ucapnya kesal lalu ia memasukkan ponselnya ke saku celana. "Kenapa kamu nyalahin ibu?!"

"Suka-suka saya dong!" ucap Alvio yang tak mau kalah. Wajah Bu Ratna sudah memerah kesal, "SEKARANG KAMU KELUAR DARI KELAS SAYA!!" ucap Bu Ratna smabil menunjukk pintu keluar dengan spidolnya.

"Ya elah, mami. Udah marah-marah, gak tau diri lagi." Bu Ratna melotot mendengar sahutan Fahrez. "Apa maksud kamu?!"

"Ini kelas kita bukan kelas ibu, pede banget ibu bilang ini kelas ibu. Lagian semua juga tau kali pintu keluar di sana, emang pintunya pindah-pindah apa?"

"Berani kamu ngelawan ya?!"

"Sudah Alvio bilang kan bu, kita itu sama buat apa takut?"

"Gue sih takut." ucap Fradila menyahut, membuat Bu Ratna tersenyum puas dan membuat Alvio dan yang lain menyerit heran. "Bagus Ra, tandanya kamu itu masih menghormati ibu." ucap Bu Ratna.

"Takut, soalnya ibu itu kayak.." ucap Fradila menggantungkan kalimatnya. "Setan." sambung Novan dengan wajah polosnya. Sontak seisi kelas tertawa apalagi Fradila yang tertawa sangat keras. "DIAM KALIAN!!" pekik Bu Ratna dengan wajah merahnya.

"Ciee.. ibu blushing ya? Mukanya merah gitu.." ucap Gio menggoda Bu Ratna. "Ah, ya. Ibu baperan banget sih, gitu doang sampe blushing." ucap Fahrez sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Bu Ratna.

"JANGAN GODAIN IBU!" pekik Bu Ratna dengan kesal, membuat seluruh kelas lagi-lagi tertawa.

"Gilak kali bu!" ucap Arel ketua kelas dengan kekehannya.

"Gak ada kerjaan amat godain nenek bangkotan." ucap Novan dengan datarnya.

"NENEK BANGKOTAN?! ENAK AJA KAMU!!" ucap Bu Ratna sambil berkacak pinggang.

"Ya elah, bu.. Saya tau ibu itu banyak lemak, tapi gak usah kacak pinggang juga kali. Gak bakal hilang tuh lemak." ucap Fahrez sambil menaik turunkan alisnya sedangkan yang lainnya sibuk menertawai Bu Ratna.

"Setuju gue!'' ucap Fradila dengan tawanya.

"SEKARANG KALIAN SEMUA KELUAR!!" pekik Bu Ratna yang sangat kesal.

Sontak seluruh siswa berdiri, "mau kemana kalian?!" tanya Bu Ratna heran.

"Keluar lah kan tadi ibu yang suruh."

"Dasar nenek pikun." ucap Fahrez yang melewati Bu Ratna.

"FAHREZZ!! FRADILAA!! ALVIO!! GIOO!! NOVANN!!" pekik Bu Ratna yang kesal setengah mampus.

"Bu saya kok enggak?" tanya Kesyfa yang mengangkat tangannya. "KAMU JUGA!"

"YES!"

"Kalian keluar sekarang, istirahat temui saya di kantor!"

"Ya elah, mami. Santai kali kayak di pantai." ucap Fahrez lalu berdecak sebal. "Ibu gak pernah ke pantai ya?" tanya Gio.

"Jangan sok tau kamu! Tiap bulan ibu ke pantai." jawab Bu Ratna sedikit menyombongkan diri.

Novan mengusap dadanya, "Astagfirullah.. ibu gak boleh sombong, sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang menyombongkan diri." jelas Novan.

"Tau apa kamu?! Kerjaan tiap hari tidur, bolos. Jangan sok tau!" ucap Bu Ratna yang sudah menyilangkan tangan di depan dada.

"Astagfirullah, gini-gini saya tau bu! Apalagi cara mensholatkan jenazah ibu, saya udah hapal banget. Ibu mau saya praktekin?"

"Tapi ibu mati dulu ya?" ucapnya dengan polosnya.

"KELUAR KALIAN SEKARANGG!!" pekik Bu Ratna kesal.

"SIAP MAMI! BABAY TEMAN-TEMAN GUE ISTIRAHAT DULUAN YA!" pekik Fahrez sambil melambaikan tangan ke arah teman-temannya lalu menyusul yang lain.

*
tbc./voment ya..

Revisi: 25-04-2018

Gone✔ [COMPLETE]Där berättelser lever. Upptäck nu