Lima Belas✔

2.9K 130 1
                                    

Happy Reading!!

•maaf kalau ada typo!

***

Alvio berlari menuju kelas Adhya, Terlihat seorang pria paruh baya dengan kacamata yang bertengger di hidungnya sedang menjelaskan sesuatu dengan keadaan kelas yang sangat hening dan dengan ragu Alvio mengetuk pintu kelas, Pak Sanja guru geografi kelas 12 tersebut menoleh ke arahnya. "Ada apa?" tanyanya dengan tegas.

Terdengar helaan nafas dari beberapa siswa, "ada Kak Adhya nya pak?" tanya Alvio sambil memperhatikan seisi kelas dan hasilnya nihil, tak ada Adhya di salah satu bangku kelas tersebut. "Dia izin." jawab Reylan teman sebangku Adhya.

Alvio mengangguk, "yaudah makasih pak.." ucapnya lalu pergi. Ia mengusap kasar wajahnya sambil berkali-kali mengucapkan kata maaf. Ia berjalan lesu ke arah gudang belakang sekolah yang sepi, Seandainya kemarin ia tidak memaksa Fradila untuk pulang mungkin tidak akan seperti ini. Seandainya ia tidak terbawa emosi, seandainya ia tidak membiarkan Fradila pergi dengan koper di tangannya mungkin tidak akan seperti ini. Seandainya saja.

"Koper." gumam Alvio sambil menatap kosong kursi yang sudah tak layak di depannya.

Alvio langsung merogoh ponselnya dan menghubungi Adhya. Sudah belasan kali ia mencoba menghubungi Adhya namun hasilnya tetap sama, hanya suara operator yang menjawab. "Lagi di apart abangnya kali atau liburan.." sahut seseorang dari belakang.

Alvio menoleh ke belakang dengan alis yang mengerut. "Gue Derka." ucap Derka sambil menjulurkan tangan.

Alvio menatap uluran tersebut tanpa mau membalasnya lalu beranjak pergi. Derka terkekeh menatapnya, "gue kenal Fradila." pekiknya.

Alvio menghentikan langkahnya tanpa mau menatap atau pun menoleh ke arah Derka. "Gue rasa sebentar lagi lo putus." pekiknya lagi.

Rahang Alvio mengeras, "gak usah ikut campur urusan gue." ancamnya penuh penekanan.

Lagi-lagi Derka terkekeh. "Gue gak ikut campur tapi gue tau."

Alvio membalikkan badannya menatap Derka dengan mata tajamnya, "apa mau lo?!"

Derka terkekeh lagi. "Emang ya, hobi lo ketawa gak jelas." sahut Novan yang muncul dari belakang Derka dengan ponsel di tangannya.

Lagi-lagi Derka tertawa. "Cukup lo putusin Fradila," ucap Derka sambil sedikit berfikir.

"Kasih dia buat gue." lanjutnya.

▪gone▪

Fradila tertawa keras saat melihat Bintang memakai daster bundanya dengan wajah yang penuh dengan polesan lipstick bundanya. "SUMPAH YA TANG! MUKA LO KOCAK BANGET!!" pekik Fradila sambil tertawa keras.

"Kalau bunda marah, ini salah lo ya.." ucap Bintang sambil duduk di sebelah Fradila dengan wajah kesalnya.

Suara ketukan pintu menghentikan tawa keras Fradila. Matanya melotot dan refleks memukul paha Bintang. "Aww.." pekik Bintang sambil mengusap pahanya.

Fradila melotot, "shtt.." ucapnya sambil menarik tangan Bintang untuk pergi. "Sembunyi Tang." ucap Fradila sambil mencari tempat bersembunyi.

Bintang memutar bola matanya malas. "Bawah sini aja." ucap Bintang mengangkat taplak meja makan yang panjang.

Mereka masuk ke bawah meja sambil menundukkan kepala. "Ya ampun, lama banget si bunda.." ucap Fradila sambil mengibaskan tangannya.

Gone✔ [COMPLETE]Where stories live. Discover now