08

1.3K 103 2
                                    

Aku punya cinta
Tapi tidak tahu akan berlabuh kemana

♡♡♡

"Sial banget." Gerutuku ketika membawa setumpuk buku Ekonomi. Jam pelajaran ketiga kali ini Bu Ningsih guru Ekonomi tidak masuk karena mengikuti seminar di Sulawesi. Guru satu itu tidak tanggung-tanggung jika memberi tugas dengan catatan dikumpulkan setelah jam Ekonomi habis.

Mungkin jika tidak ada guru piket yang mengawasi itu tidak menjadi masalah, namun kali ini guru piketnya adalah Pak Wisnu, guru BK 'killer' sepanjang masa yang selalu memelototi murid nakal sampai murid polos. Maka dari itu teman sekelasku kicep musuh guru itu, termasuk Toni teman sekelasku yang hobi ngorok saat-saat jam kosong menjadi alim bak mendapat ilham karena adanya Pak Wisnu.

Aku masih menggerutu melewati kelas junior alias kelas sepuluh. Karena hari ini adalah hari piketku jadi juga merupakan suatu kewajiban untukku mengumpulkan buku ini ke ruang guru. Yang menjadi masalahnya adalah hari ini adalah hariku kedatangan bulan. Jadi jangan salahkan aku jika aku sebuas bison yang sibuk menggerutu sepanjang jalan.

"Duluan aja! Gue mau ke perpus." Sayup-sayup kudengar suara berat yang terasa familiar seorang lelaki dari belokan kanan.

"Gue duluan bro!"

Tepat sekali aku juga akan berbelok dan tepat juga buku yang kupeluk bertabrakan dengan dada seseorang. Aku sedikit terhuyung ke belakang lantas mendongak.

Aku mengingatnya, ah ya Joshua.

"Eh si Singa betina nabrak-nabrak abang. Sengaja nih?" Katanya dengan senyum mengejek yang terpatri jelas diwajahnya, senyum jelek yang sangat menyebalkan. Aku menatap datar cowok berperingai setan itu.

"Ups, gue nggak tertarik sama cowok banci nih!" Aku menutup mulutku dengan gaya angkuh. Aku melengos lalu melangkah meninggalkannya. Akan tetapi belum sampai dua langkah, kaki kiriku dijegal oleh Joshua membuat buku yang kubawa jatuh berserakan. Dan aku terjatuh dengan lutut yang menimpa lantai terlebih dulu.

Brengsek!

Aku menatap nyalang pada Joshua si brengsek itu setelah aku berhasil berdiri dengan benar.

"Cowok brengsek, nggak punya aturan, banci, nggak tau diri, mungkin juga nggak lulus TK, nggak punya otak juga yang paling penting nggak berpendidikan bisa-bisanya masuk kesini. Sayang banget!" Aku menarik nafasku yang mulai terengah,  sebentar menetralkan emosiku.

"Mending lo sekarang pulang cari kaca dirumah! Liat diri lo sendiri udah bagus apa belum!? Jangan bisanya cari kejelekan orang lain buat nutupin kejelekan sendiri! Pengecut tau nggak!" Aku melanjutkan dan menatapnya tenang tanpa ekspresi apapun diwajahku hanya saja kuberi penekanan pada setiap kata untuk membuat cowok didepanku ini mengerti.

Aku sempat melihat wajah terkejut namun hanya sebentar kemudian dia tersenyum miring padaku.

"Menarik, pantesan dia tertarik saat liat lo pertama kali." Setelah Joshua berucap demikian, dia langsung beringsut pergi sembari memasukkan kedua tangannya kedalam saku.

Aku juga berbalik memunguti buku yang terjatuh lantas berdiri, namun langkahku terhenti ketika melihat cowok yang pernah membantuku dikoridor waktu itu tengah menatap lurus padaku? 
Aku mengabaikannya walau sedikit tidak rela. Karena dia tampan. Kampret

Astaga. Malaikat izrail itu lagi!! 

Elah, datengnya kok pas gue susah mulu sih?!

Tidak salah ketika Anya membuat grup penikmat cogan. Aku mengalaminya sendiri hari ini. Detik ini juga.

Aku menunduk menyembunyikan semburat merah wajahku. Aku melewatinya membayangkan jika dia akan menghentikanku ala drama-drama korea. Cool woy cool!

Semu [Completed]Onde histórias criam vida. Descubra agora