Amarah Dito

21.7K 1.3K 17
                                    

Sorry guys kelamaan update, lagi sibuk banget nih, ini aja curi-curi kesempatan buat nulis jadi kalau kependekan jangan marah ya? Part ini baru saja saya tulis jadi fresh from the oven khusus buat kalian

"Ssssshhh pelan-pelan sus, sakit nih," ringis Edward pada suster yang sedang mengobati wajahnya yang babak belur. Sang suster bergumam maaf dan kembali menjalankan tugasnya mengobati sipasien. Edward sudah menduga Dito akan murka kepadanya tapi ia tak menyangka sahabatnya itu tega menghajarnya dengan membabi buta. Beberapa tendangan dan tinju Dito yang kalap bersarang diwajah dan perut Edward. Jika saja Rahma tak berteriak histeris dan Adit serta Sonny tak melerainya mungkin saat ini pria itu sudah terkapar tak berdaya. Dito yang kesetanan menghentikan aksi brutalnya dengan nafas tersengal-sengal, akhirnya terduduk lemas disebelah Edward yang sudah babak belur.

"Lebay!!!" cibir Dito mengejek Edward yang terus meringis menahan perih. Edward bukannya tak mau membalas ia hanya tak ingin memperkeruh suasana. Ia sadar dirinya berada dalam posisi bersalah, ialah penyebab adik sang sahabat meninggalkan rumah dan membuat keluarga Dito berantakan. Mungkin ini hukuman kecil untuknya dan dia berharap Dito tak menghalangi niat baiknya bersatu dengan Alif dan Mona. Bisa gawat kalau Dito menjegal keinginan tulusnya. Tampaknya Edward harus bermanis-manis didepan calon kakak ipar demi mendapat restu. Sambil mengompres lebam-lebam diwajahnya dengan es batu pria itu sesekali mengamati tindakan Dito.

Dito menatap wajah adik sang adik yang terbaring tenang didepannya, Mona seperti tertidur dengan pulasnya selain karena shock juga kelelahan. Pakaiannya sudah diganti piyama biru muda rumah sakit, pergelangannya tersambung ketiang infus disebelahnya dan luka-lukanya juga sudah diobati. Dito tak berniat membangunkan sang adik, ia lebih memilih menunggui Mona menikmati waktu tenangnya dialam mimpi dan mengisi tenaga sebelum menghadapi berbagai kejutan kecil yang menantinya.

Lima tahun menghilang membuat banyak perubahan didiri adiknya, selain telah berganti status menjadi seorang ibu adiknya itu terlihat jauh lebih dewasa. Dito masih ingat Mona dulu sangat manja padanya, selalu mengekori kemanapun Dito pergi dan itu berlangsung sampai pria itu menginjak masa akhir putih abu-abunya. Begitu menginjak bangku kuliah Dito kian jauh dari sang adik, selain karena kesibukan kuliah dia juga terlalu larut dengan kedua sahabatnya. Nongkrong dan hangout di cafe atau club jauh lebih menarik dibandingkan mendengar celotehan Mona, bahkan dimasa libur kuliah Dito lebih sering menginap dirumah Edward atau Adit dari pada pulang kerumah orangtuanya. Akibatnya keduanya jarang berkomunikasi selain sapaan ringan dimeja makan saat sarapan.

Dito seperti buta dengan adiknya namun ia masih berupaya melindungi sang adik dari cowok brengsek, itu sebabnya ia tak pernah mengajak kedua sahabatnya main kerumah, ia khawatir salah satu dari keduanya akan tertarik pada Mona dan mempermainkannya. Dito sadar sebagai laki-laki dia dan kedua kroconya bukan pria suci yang tak mengenal hubungan dengan perempuan meski ia dan Edwadr tak seburuk Adit yang playboy. Adiknya terlalu baik dan tak cocok dengan kedua kadal buntung itu.

Alangkah kagetnya Dito mengetahui sang adik berbadan dua dan yang lebih mengejutkan Mona bahkan tidak tahu siapa yang menghamilinya. Dito terpukul, dalam hati ia berpikir apa ini hukum karma atas sikap brengseknya selama ini? Tapi kenapa harus adiknya yang menanggungnya? Kenapa bukan ia saja yang menanggung akibatnya? Dito sebenarnya tak setuju saat sang ayah menyuruh Mona menggugurkan janinnya, tapi ia terlalu shock sehingga tak mampu berkata-kata. Ia memilih menenangkan diri terlebih dulu sebelum menghadapi sang adik yang tak kalah shocknya. Namun semuanya terlambat keesokan pagi nya ia mendapati kamar Mona kosong ditinggal pemiliknya.

Dito berusaha mencari keberadaan Mona namun sayang ia tak berhasil menemukannya, jarang berinteraksi membuat ia tak mengetahui siapa saja teman dekat Mona. Dito berusaha menemui teman-teman SMP Mona yang dikenalnya, tapi tak satupun diantara mereka mengetahui keberadaan Mona.

Menghilangnya Mona membuat kondisi mama drop, wanita itu sering duduk diam dengan air mata berlinang sembari mendekap barang-barang milik putrinya. Papa bukannya tak terpengaruh, beliau juga shock dan menyesal menjadi penyebab anak gadisnya meninggalkan rumah. Seharusnya ia mendukung putrinya disaat-saat sulit bukannya memberi pilihan yang tak bisa dilakukan putrinya. Ia menyalahkan dirinya dan lebih sering menghilangkan kesedihannya dengan bekerja. Rumah yang dulu hangat kini terasa suram. Akhirnya papa berinisiatif menjual rumah penuh kenangan itu dan pindah kelokasi lain.

Hubungan Dito dan kedua sahabatnya juga merenggang, terlebih semenjak Edward meneruskan kuliahnya keluar negeri sementara Dito dan Adit memilih serius dengan kuliah masing-masing. Mereka jarang bertemu meski masih berkomunikasi lewat telpon. Disela-sela kesibukannya Dito masih berusaha menelusuri keberadaan adiknya meski hasilnya nihil.

Empat tahun berlalu dan ketiganya kembali berkumpul, siapa sangka Edward membawa kabar mengejutkan ia pernah meniduri seorang gadis tak dikenal dan sialnya perbuatan itu ia lakukan untuk memenuhi tantangan konyol dari Dito dan Adit. Parahnya wanita itu hamil dan melahirkan seorang putra.

Dito tak menyangka kalau wanita yang selama ini diceritakan Edward ternyata adiknya yang telah lama dicarinya. Dunia memang sempit, dulu Dito mati-matian menyembunyikan sang adik dari kedua sahabatnya, tapi kalau sudah jodoh tak seorang pun bisa menghalanginya, takdir mempertemukan Mona dan Edward dengan caranya sendiri, siapa sangka Edward sekarang calon adik iparnya dan ayah dari keponakannya.

***

Cinta Diujung LukaWhere stories live. Discover now