Accident

21.8K 1.2K 30
                                    


"Tante Oci buruan, Alif capek nih!!!"

"Iya...iya, sabar dikit napa sih Lif," rungut Rossie dan bergegas menghampiri Mona yang menunggunya, disampingnya ada Alif memasang wajah cemberut, anak itu kesal dengan Rossie yang dinilainya lelet memilih belanjaan.

Ketiganya beriringan keluar dari toko pakaian yang tadi mereka sambangi, lebih tepatnya Mona dan Alif menemani Rossie berbelanja pakaian setelah terlebih dahulu wanita slengean itu menyogok Alif dengan beberapa mainan agar tuh bocah anteng menunggui ia dan Mona memilih pakaian. Tapi tetap saja bocah itu tak sabaran pulang dan menjajal mainan barunya. Ia makin kesal melihat tante Ocinya yang tetap sibuk menyibak deretan dress yang terpajang meski ditangan Mona tumpukan dress pilihan wanita itu sudah menggunung. Rossie memang suka menggila jika berhubungan dengan shoping, ia bisa menghabiskan seluruh gajinya untuk sekali belanja dan ketika dompetnya kosong ia akan merengek pada papinya minta rekeningnya diisi.

"Masih ada yang mau dibeli?" tanya Mona seraya melirik jejeran paper bag yang memenuhi kedua tangannya, dari segunung tentengan itu hanya satu kepunyaan Mona, selebihnya kepunyaan Rossie ditambah lagi yang dipegang wanita itu. Mona geleng-geleng kepala menghadapi kebiasaan buruk sahabatnya ini.

"Nggak, udah cukup ini, lagian Alif juga sudah capek, kasian."

Mona mencibir, "Alif dijadiin alasan, bilang aja saat ini lo udah bangkrut." Mereka berjalan beriringan keluar pintu utama mall menuju mobil Rossie yang terparkir jauh dari tempat mereka belanja.

"Tuh lo tau," Rossie berjalan mendahului ketepi jalan raya, kemudian ia berbalik, "tunggu disini, gue ambil mobil dulu." Tunjuk Rossie dengan dagunya kearah mobilnya yang terparkir diseberang jalan.

"Lagian lo sih, kenapa nggak parkir didalam aja sih tadi."

Rossie terkekeh, "gue nggak ada rencana buat shoping, niatnya cuma cuci mata eh malah kebablasan."

"Dasar shopaholic." Maki Mona, yang dimaki malah cengar cengir tak jelas kemudian menyeberang jalan menuju mobilnya.

"Ayo ma, kita susulin tante Oci, Alif mau cepet-cepet pulang, ngantuk." Alif menarik baju mamanya, kentara sekali anak itu kecapekan lagipula saat ini seharusnya bocah itu tidur siang.

Mona mengangguk dan beriringan dengan Alif menyeberangi jalan, lengan mungil Alif memegangi ujung baju mamanya. Mona tak menyadari sebuah mobil berkecepatan tinggi melaju kearahnya dan Alif, sebuah hantaman keras menerjang tubuhnya dan ia reflek menoleh mencari keberadaan putranya, rasa sakit menyerang sekujur tubuh Mona dan sayup-sayup ia melihat tubuh mungil Alif terkapar bersimbah darah. Ia masih sempat mendengar jeritan histeris Rossie sebelum kegelapan menyerangnya.

***

Rossie menarik nafas panjang dan menghembuskan dengan kasar, tangan kirinya bergerak memijat pelipisnya yang terasa berat. Kejadian barusan benar-benar membuatnya shock, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Mona dan Alif terkapar tak berdaya. Ia tak menduga kegiatan belanja mereka yang penuh canda tawa berakhir tragis. Saat ini tim dokter sedang berjibaku menyelamatkan Alif didalam sana sementara Mona berjalan mondar mandir dilorong rumah sakit menunggu anaknya ditangani.

"Mon, duduk sini jangan mondar mandir begitu, nanti lo pusing." Rossie menegur menepuk kursi besi disebelahnya mengisyaratkan Mona unutk duduk disampingnya.

Mona menoleh sejenak sebelum mengikuti perkataan sahabatnya, dengan terpincang-pincang ia mendekati Rossie dan menghempaskan tubuhnya disebelah Rossie.

Cinta Diujung LukaWhere stories live. Discover now