Pengakuan Edward

22.4K 1.3K 25
                                    


Rahma tersenyum kecut melihat wajah masam yang ditampilkan putranya. Edward yang menempati sofa singel duduk gelisah dengan Vena menempel disebelahnya, gadis genit itu duduk dilengan sofa dan tak sungkan-sungkan menyandarkan kepalanya dibahu Edward meski didepan mereka ada kedua orang tua masing-masing.

Sore itu Vena dan kedua orang tuanya datang berkunjung tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu, kontan saja Edward kalang kabut dan tak sempat menghindar. Dengan terpaksa ia menemani orang tuanya menemui ketiga tamu mereka. Dan disinilah ia sekarang, terjebak dalam pembicaraan basa basi membosankan dengan kedua orang tua Vena. Tante Vonny tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya melihat putrinya bersanding dengan Edward, apalagi kalau sampai mereka menikah Vonny seperti kejatuhan bulan saking senangnya.

"Mereka cocok ya Jeng, Venna cantik nak Edwardnya ganteng, pasti nanti cucu-cucu kita menggemaskan," pancing Vonny yang disambut gelak tawa suaminya, Venna tersenyum lebar disebelah Edward yang kian kecut tampangnya. Pria itu mengerling mamanya dengan sorot mata tak suka.

"Kapan nih nak Edward datang kerumah, pintu rumah kami terbuka lebar loh menyambut kedatangan keluarga ini," sambung papa Venna.

Edward mengernyit, "Kerumah Om? Ngapain Om?"

"Ngelamar aku beb, kamu kok pura-pura nggak ngerti sih maksud perkataan papa aku," rajuk Venna, ia kian menempeli Edward dan mendusel manja dilengan kekar pria itu.

"Oh itu," Edward menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia merasa tak nyaman dengan pembicaraan yang mengarah perjodohannya dengan Venna.

"Jadi kapan nih tanggal pastinya, biar kami bisa siap-siap menyambut kedatangan nak Edward sekeluarga," desak Vonny membuat Edward kian tersudut, ia ingin menolak tapi tak enak pada mama dan papanya, kedua orang tua Venna sahabat dan rekan bisnis papanya.

Rahma yang mengerti perasaan putranya segera menengahi, "Edward kayaknya belum siap untuk menikah, ia masih ingin fokus kepekerjaannya dulu lagipula perusahaan sekarang sedang sibuk-sibuknya jadi ia belum memikirkan pernikahan."

TING TONG

Pembicaraan mereka terinterupsi bunyi bel, Rahma memanggil salah seorang sisten rumah tangganya, "Bik Yati, tolong dilihat siapa yang datang bik!"

"Yah nyah!"

Setengah berlari bik Sumi menuju ruang depan untuk melihat tamu yang datang. Rahma mengalihkan pembicaraan ketopik lain setelah mempersilahkan ketiga tamunya mencicipi sajian.

Tak lama Bik Sumi datang dengan tergopoh-gopoh, "maaf den Edward, ada wanita muda yang ingin bertemu Aden."

Edward bangkit dari duduknya dengan alis bertaut, "Siapa bik?"

"Ndak tau den, katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan aden."

"Suruh masuk bik," seru Edward, ia penasaran dengan orang yang dimaksud Bik Sumi. Bik Sumi mengangguk dan balik badan,tak lama ia kembali diikuti Mona yang mengekor dibelakangnya.

"Ini den tamunya."

"Mona!!!"

"Nak Mona!!"

Edward dan Rahma berseru barengan kemudian saling pandang.

"Mama kenal dengan Mona?" tanya Edward dengan alis bertaut, ia heran mamanya bisa kenal dengan Ramona.

Cinta Diujung LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang