Anak siapa???

23.9K 1.2K 8
                                    



Ramona melangkah masuk kerumah dengan lunglai, ia merebahkan tubuhnya dikasur dan menutup matanya. Beberapa hari ini ia merasa tubuhnya panas dingin, kepala pusing, tenggorokannya sakit dan perutnya mual. Bahkan beberapa kali ia muntah-muntah. Semula ia menduga ini hanya masuk angin biasa dan akan sembuh setelah mengkonsumsi obat warung.

"Ramona, kamu didalam nak? Makan dulu," teriakan mama terdengar dari luar pintu kamar, berulang kali sang mama mengetuk pintu kamar anaknya.

"Ya ma, bentar," Mona bangkit dari ranjang dan membuka pintu kamar.

"Kamu sakit?" tanya mama cemas dan meletakkan punggung tangannya kekening anaknya. Agak panas.

"Pusing ma, mungkin tadi kepanasan pulang dari kampus," kilahnya dan mengikuti sang mama keruang makan. Namun belum sampai keruang makan tiba-tiba tubuhnya ambruk kelantai.

"MONA!!!!!" pekik sang mama, ia memangku kepala anaknya dan berteriak memanggil suaminya, "Pa! Papa! Mona pingsan!!"

Derap langkah kaki memenuhi ruang makan, "Ramona kenapa ma?"

Anita mendongak menatap Randi penuh air mata, "Tidak tahu tiba-tiba ia pingsan."

"Ya sudah kita bawa kekamar," ucap Randi dengan panik.

"Biar aku saja," Randi mengangguk dan menyingkir memberi jalan putra sulungnya mengangkat tubuh adiknya.

Randi memanggil dokter untuk memeriksa Ramona, suasana hening ketika sang dokter menangani sibungsu yang masih pingsan.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Anita mengelus rambut putrinya pelan, ia menanti jawaban yang akan keluar dari mulut dokter paruh baya yang sedang menuliskan resep.

"Putri anda baik-baik saja hanya saja tolong jaga makanannya dan jangan terlalu capek, karena kandungannya masih rentan, ini saya resepkan penguat kandungan tolong ditebus diapotik," bagaikan petir disiang bolong perkataan dokter itu mengagetkan ketiganya. Mereka saling pandang dengan mulut melongo.

"Maksud dokter?" tanya Ardito gusar, ia meremas jemarinya dengan geram.

"Ramona hamil, usia kandungannya lima minggu."

Semuanya terkesiap mendengar berita mengejutkan ini, mereka tak menyangka putri mereka yang selama ini berkelakuan baik ternyata sanggup melakukan hal sebejad itu. Anita terduduk lemas dipinggir ranjang dan perlahan air mata mengalir dipipinya, ia kecewa.

Randi menggeram, wajahnya merah padam dan manatap anak gadisnya yang masih terbaring gusar, "Aku tak percaya....aku tak percaya!" lirihnya dan meninju dinding kamar.

Ardito tertegun, hatinya miris dan sakit, apa ini karma dari perilaku buruknya selama ini? Tapi kenapa harus adiknya yang mengalaminya dan menanggung akibatnya?

Terdengar suara ringisan dari atas ranjang, ketiganya menoleh dan serempak berdiri melihat Ramona mulai siuman. Perlahan mata itu terbuka dan ia meringis memijit kepalanya yang terasa pusing. Ia berusaha bangkit dan bersandar dikepala ranjang, menatap Mama, Papa dan abangnya yan g menatapnya dengan ekspresi tak terbaca.

"Mona kenapa ma?" tanyanya lirih.

Randi mendekatinya dengan wajah menghitam, terlihat sekali papanya itu menahan kemarahannya, "katakan pada papa Mona, siapa bajingan itu!!"

Mona mengernyit, ia tak mengerti apa yang dibicarakan papanya, "Maksud papa?"

"Jangan pura-pura bego Mona!!! Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga!! Kamu sudah mempermalukan keluarga!!!" teriak Randi.

Cinta Diujung LukaKde žijí příběhy. Začni objevovat