31. Dealing With the Past

Mulai dari awal
                                    

Ucapan Suho terpotong begitu Irene menyembunyikan wajah di dadanya dan terisak kecil.

"Kita berbeda, Suho-ya. Dia kembali. Kembali untuk membunuhku. Kembali untuk memasukkan aku dalam neraka." Ujar Irene sambil menangis.

Suho merasakan lagi sakit di hatinya.

Dia mengusap lembut punggung Irene yang bergetar ketakutan.

"Aku tahu... dan dia sedang berencana membalaskan dendam pada Soojung dan Sehun..." ucapan Suho membuat Irene terkesiap.

"A..Apa?!" pekik Irene terkejut.

"Dia menganggap Soojung pantas mati setelah apa yang diperbuat kakaknya. Dan Sehun juga harus sama menderitanya karena kau menganggapnya berharga." Jelas Suho. Tidak ada gunanya lagi menutup-nutupi semua ini.

Pikiran Irene kacau lagi. tidak, ini jauh lebih buruk daripada fakta bahwa ibunya mengincarnya. Dia bisa mati kalau ada sesuatu terjadi pada kedua orang itu. Seperti kata Suzy, dia akan mati menyesal.

Dia tidak bisa berkata apapun lagi, hanya menatap liar ke segala arah, seperti orang yang mengalami disorientasi serius dalam pikirannya.

Sebuah tangan besar yang hangat menggenggamnya.

"Aku akan melindungimu. Dan aku tidak akan gagal kali ini. Akan aku pastikan tidak akan ada yang terjadi pada keluarga Sehun. Betapa besarnya pengaruh kata-kata itu pada Irene. Dia langsung terdiam, tubuh tegangnya mulai rileks, dan dia kehilangan kesadarannya.

***

"OH HUNSO BANGUN ATAU KAU KUSIRAM AIR PANAS!" teriak Soojung sambil memukul panci dengan sendok, membuat Hunso yang sudah terlanjur terbangun itu membalas dengan kesal.

"PENGANGGURAN ITU MEMANG TIDAK ADA KERJAAN YA!" jeritnya dari kamar membuat Soojung mendobrak pintunya dengan emosi.

Soojung menghampiri Hunso dan menjewer telinga anak itu.

"Tidak boleh kurang ajar begitu, Oh Hunso!" omel Soojung.

"Eomma... makanya cari pekerjaan. Menganggur itu tidak baik." Ucap Hunso sambil menarik lepas tangan Soojung. Di depan pintu, Sehun yang masih setengah sadar menatap malas keduanya. Sudah nyaris sebulan sejak mereka pulang dari taman bermain. Hal ini sudah berlangsung 5 hari berturut-turut belakangan ini dan dia sungguh tidak mau ikut campur dengan segala keanehan mereka.

"Kaupikir aku senang menganggur? Tidak ada hubungannya! Maksudku kau tidak boleh bicara begitu pada orangtuamu!" Soojung rupanya masih merasa Hunso sudah keterlaluan kali ini.

Tidak mengerti bahwa Soojung hanya sedang mendidik anaknya, Hunso ternyata marah dan tidak mau bicara pada Soojung. Mereka berangkat ke sekolah dengan saling mendiamkan satu sama lain. Awalnya Sehun merasa bahwa keduanya sangat konyol, tetapi lama kelamaan dia merasa keadaaan ini lebih serius daripada yang seharusnya terjadi.

"Hunso, Eommamu hanya ingin mengajarkan padamu hal yang baik. Jangan bersikap seperti ini." Sehun memperingatkan putranya dengan tegas. Anak itu masih marah, merasa bahwa tidak seharusnya dia di jewer tadi.

"Hunso, jawab Appamu." Sehun menegurnya lagi saat dilihatnya Hunso bahkan tak mau melihat kearahnya.

"Aku sekolah dulu." Jawab Hunso ketus dan melompat turun dari bis. Sial seklai karena timingnya tidak tepat. Soojung hanya duduk dan memperhatikan Hunso sampai anak itu emnghilang ke balik gerbang.

"Biarkan saja, nanti dia akan baik sendiri." Hibur Sehun pada istrinya. Dia tahu meskipun melakukan hal yang benar, tetap saja Soojung merasa sedikit bersalah pada Hunso.

[END] Daddy's Little PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang