Potongan [9]

1.6K 98 0
                                    

Oh, I hold you for a million years
To make you feel my love
Make You Feel My Love - Adele
🎞️🎞️🎞️🎞️🎞️

Dengan menggendong tas punggungnya, Jingga berlari menuju ruang kelas Aga dengan susah payah. Ia kesusahan karena banyaknya orang yang ingin cepat-cepat pulang. Sekarang ia sudah seperti ikan salmon yang berenang dari laut ke sungai dan mengharuskan untuk melawan arus yang kencang.

Waktu perjalanan yang harusnya hanya memakan waktu beberapa detik saja karena hanya dipisahkan tangga dan satu kelas, menjadi bermenit-menit. Telapak tangannya sudah merah karena harus memegang tas punggungnya yang sangat berat. Takut bila tasnya jatuh. Karena di dalamnya ada laptop yang berisi tugas yang sangat penting.

"Hai, Ga," sapa Jingga sambil menepuk pundaknya hangat. Aga terlihat sedikit terkejut tapi langsung kembali menetralkan ekspresinya.

Jingga melihat ke arah sebelah Aga. Sepertinya ia tengah berbincang-bincang dengan seseorang. Ups! Sepertinya dia jadi penggangu.

"Iya, ada apa?" tanya Aga sambil menaikkan salah satu alisnya. Jingga melihat ke arah teman yang tadi Aga ajak bicara, tapi ia sudah pergi. Apakah dia memotong pembicaraannya?

Aga yang sadar kemana arah mata Jingga, langsung paham. "Oh, tadi aku sudah selesai ngomong dia, santai aja. Kok tumben mampir ke kelasku. Ada apa?"

Jingga tetap saja diam dan mengalihkan pandangan matanya ke arah lapangan. Ia tidak mungkin melanjutkan bicara saat masih banyak anak berlalu-lalang di lorong.

Setelah dirasa lorong cukup lenggang untuk berbicara, Jingga mulai angkat suara.

"Kamu suka futsal nggak?"

Dia sedikit memiringkan kepalanya bingung. "Suka, kenapa?"

"Besok kakakku ada tanding futsal. Dia lagi lomba antar kampus. Mau nonton nggak? Ini perebutan juara satu loh. Pasti nanti seru!"

"Boleh-boleh. Di mana? Jam berapa?" tanyanya antusias.

Jingga menggaruk tengkuknya bingung. "Eh, nanti aku hubungin lagi deh. Nggak tau tuh kakakku."

Tatapan mereka saling beradu selama beberapa detik tapi Jingga memutus kontak mata itu karena ia tidak kuat melihat mata coklat Aga terlalu lama. Ia lebih memilih untuk sama-sama menghadap ke lapangan, melihat anak-anak yang sibuk bermain basket. Ia jadi ingat, hari ini adalah hari anak-anak basket latihan.

Di sebelah utara lapangan basket, ada seseorang yang ia kenal sedang sibuk meminum air putih sampai tandas.

Sepertinya ia mengenal wajah itu? Tapi siapa? Ia tidak dapat mengenali wajah anak itu karena jaraknya sangat jauh.

Sebelum Jingga berhasil menyelesaikan teka-teki yang ada di kepalanya, Aga langsung bertanya. "Kalau aku ngajak temen-temenku nggak apa-apa, ya?" Jingga mengangguk. "Sebentar ya, aku tanya Angga. Mungkin dia mau ikut." Jari jemari Aga langsung menari diatas ponselnya dan menghubungi Angga.

Selagi Aga sibuk menanyai Angga, Jingga juga beraksi. Ia langsung menghubungi Angga agar tidak ikut menonton futsal. Semoga Angga cepat menjawab pesan dari dia juga.

Mungkin hari ini Dewi Fortuna sedang ada di pihaknya. Angga membalas dengan jawaban 'Iya' tanpa balas bertanya apa-apa. Mungkin hari lain ia akan menjelaskan semuanya kepada Angga. Jika ia ingat.

Raut muka Aga terlihat kesal. Ia menatap Jingga dengan ekspresi kecewa. "Angga nggak bisa ikut. Sebentar-sebentar, aku tanya Rio dulu. Mungkin dia mau ikut. Dia kan suka futsal." Lagi-lagi Jingga hanya bisa mengangguk kecil dan melakukan hal yang sama.

SESAL [COMPLETED]Where stories live. Discover now