Potongan [3]

3.5K 186 0
                                    

From the way you smile to the way you look, You capture me unlike no other
Over and over again - Nathan Sykes

🎞️🎞️🎞️🎞️🎞️

"Kenapa Dek, kok kamu senyum-senyum sendiri gitu? Mikir mesum, ya?"

Pletakk.

Sentilan dari Jingga melayang mulus ke dahi kakaknya.

"Enak banget kalo ngomong, mulutnya disaring dikit kek!" gerutu Jingga yang sedang duduk di kursi tengah.

Kak fajar membalasnya dengan cekikikan. "Salah siapa nggak mau duduk di kursi depan. Jadi kayak supir nih!"

"Biarin."

"Yaudah, nanti aku nggak bikinin makan lagi."

Jingga pun tak mau kalah. "Yaudah, nanti aku bilangin mama kalo kak Fajar nggak mau masakin aku makanan lagi. Biar dicoret dari kartu keluarga sekalian, hahaha." Jingga tertawa lebar.

"Iyain aja deh biar cepet."

Perjalanan pulangnya sedikit terhambat karena macet di mana-mana. Banyak angkot yang menurunkan penumpangnya sembarangan, memperparah kemacetan. Apalagi banyak angkot yang juga berhenti secara tiba-tiba untuk mencari penumpang.

Akan tetapi, hujan setia mendampingi dirinya selama perjalanan. Aroma petrichor mengetuk-ngetuk kaca mobil di sebelah kanannya. Ia sibuk mengajak Jingga bermain. Tapi Jingga tidak bisa, karena ia yakin kalau ia hujan-hujan, besoknya dijamin ia akan sakit. Jadi, ia lebih memilih melihat ke arah ponselnya menunggu balasan orang itu.

Sesampainya di rumah, ia langsung turun dari mobil hitam itu.

"Dek, kuncinya di tempat biasanya!" teriak kak Fajar yang sedang sibuk mengatur posisi agar mobil bisa masuk ke garasi.

"Iya, tau." Ia langsung mengambil kunci di tempat sepatu.

Mobil sudah di garasi dan kak Fajar langsung menuju ke arah dapur. "Dek, mau makan apa?"

"Nggak usah, udah kenyang!" Jingga berteriak membuat pergerakan kak Fajar yang akan mengambil bahan-bahan berhenti seketika.

Brakk!

Pintu kamar dibanting dengan keras oleh Jingga. Ia hanya ingin segera mengecek ponselnya.

Drrrtt...

Ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk.

Unknown : Saya yang kemarin punya utang sama kamu.

Siapa, ya? Batinnya. Jingga benar-benar lupa. Sebenarnya, ia tidak pernah meminjamkan uang kepada sembarangan anak. Lantas, siapa orang ini?

Unknown : Saya Bintang.

Oh, ternyata anak ini.

Jingga : Iya, ada apa?

Jingga langsung menambahkan nomor Bintang ke dalam daftar kontak di ponselnya. Sekarang ia tak percaya ia mempunyai kontak laki-laki selain keluarganya.

Bintang : Besok temui saya di kafe depan sekolah, sepulang sekolah.

Jingga bertanya-tanya kenapa ia tiba-tiba diajak pergi keluar dengan anak yang baru dikenalnya bahkan belum genap 24 jam?

Jingga : Kenapa kok aku harus dateng? Harus banget, ya?

Bintang: Kalau kamu tidak datang, ya tidak apa-apa. Toh, nanti kamu yang rugi. Soalnya saya mau membahas hutang saya.

SESAL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang