MEMORY GLASS -32

67 12 1
                                    

Belajarlah dari langit dan bumi yang tidak bisa memiliki, namun masih bisa bersama.
(Memory glass)


Akhir-akhir ini murid-murid disibukan oleh aktivitas belajarnya masing-masing. Mereka semua fokus untuk bisa masuk ke perguruan yang di inginkan. Begitu juga denganku, berdiam diri, bergelut dengan latihan soal-soal yang menumpuk ini.

"Ran ada yang cari tuh." Kata Fika sambil menepuk pundakku.

Lalu aku berjalan menuju pintu kelas.

"Rei ngapain? Nanti ada guru. Sana balik." Kataku sambil menarik tubuhnya agar tidak terlalu menjadi perhatian anak-anak kelas.

"Kak Sarah mau lo dateng keacara ultahnya."

"Hah kok mendadak? Kak Sarah 'kan belum kenal aku."

"Gue bilang lo pacarnya kak Alzee, mangkaknya dia mau lo dateng."

"Apa! Kamu gila ya! Mau bikin aku malu apa gimana sih. Ck dasar aneh."

"Sebentar lagi pasti jadi kok."

"Terserah kamu lah."

"Jam 7 gue jemput. Okeyy,"

"Tapi aku belum ada persiapan apa apa, Rei."

Dan dia langsung pergi begitu saja..

Kebiasaan, membuat keputusan sepihak tanpa meminta pendapat orang terlebih dahulu.

Bel pulang akhirnya berbunyi. Aku, Fika dan Tara pulang menaiki angkutan umum, dan aku turun di perempatan sekolah karena harus berganti angkutan.

"Aku duluan ya, dahh." kataku sambil menuruni angkutan umum.

"Hati hati, Ran."

Sambil berjalan menunggu angkutan umum lainnya, seketika juga aku melihat toko gulali dipinggir jalan. Mampir sebentar tidak apa apa kali ya? Tempatnya kecil, hanya ada dua bangku panjang untuk menunggu.

Kemudian seseorang perempuan menghampiri ku dengan membawa kertas.
"Mau pesan pola apa?" Ternyata dia pelayan di toko mini ini.

"Memangnya bisa request ya?"

"Disini menerima semua jenis pola kok."

"Kalau begitu aku pesan pola menara Eiffel deh." Pesanku sambil duduk dan mengamati sekitar. Ramai juga yang datang kesini, mungkin karena gulali adalah jajanan yang langka.

"Tunggu sebentar ya."

Tidak tahu mengapa tiba-tiba aku malah kepikiran Zee, waktu itu aku sedang marah denganya soal ia yang ternyata kelas 12, dan aku sedang  e duduk di bangku taman sambil membeli gulali lalu  ia datang membuat aku tersenyum. Sayangnya itu dulu, waktu lampau yang tidak dapat terulang. Apa kalian pernah memikirkan seseorang sampai kalian sendiri lupa dengan keadaan sekitar? Apa kalian pernah merasa jatuh cinta namun belum ada ikatan apa-apa? Beritahu aku bagaimana rasanya? Agar semesta tahu, bahwa bukan cuman aku yang merasakan itu.

Perempuan dengan nama Mia di nametag-nya itu datang dengan membawa pesananku .

"Wahh keren, Mia! Menara Eiffel! Terimakasih ya."

"Kamu tahu nama saya?"

"Itu.." tunjukku kearah bajunya.

"Kamu suka menara Eiffel ya?"

"Rana." Kataku berkenalan sambil berjabat tangan, "aku suka semua yang berhubungan dengan Paris, Mia."

"Someone?"

Aku mengangguk, "aku juga sedang mengejar beasiswa ke Paris. Doain ya."

"Untuk someone juga?"

"Hm.., untuk mendapatkan jawaban soal hati."

Memory GlassWhere stories live. Discover now