MEMORY GLASS -10

131 29 1
                                    

Jadi,
aku akan mencintaimu seolah,
aku akan kehilanganmu.?
(Audy Kirana)


Semoga ini keputusan yang tepat, libur sehari dari sekolah, dan mengikuti apa kata Zee. Bukannya aku mau jadi anak durhaka yang lari dari sekolah, namun seperti kataku tadi; ini pilihan berat, kapan lagi kita bisa bersama dengan orang yang kita cintai? Dan kesempatan itu ada sekarang, jelas siapapun tidak mau menyikaanya. Aku ingin lebih dekat lagi dengan Zee, menciptakan cerita baru dengannya. Begitulah, anggap saja aku bodoh.

Perjalanan yang dingin. Tidak ada satu katapun muncul dari bibir ku maupun Zee. Jalanan ibukota yang renggang, karena pagi menjelang siang saat aktivitas penduduk dimulai. Sampailah aku di suatu tempat yang asing, dan mungkin tersembunyi, karena harus melewati beberapa gang kecil sampai ke tujuan.

Tempat yang sangat cantik. Satu kata itu yang pertama kali ku ucapkan saat melihat tempat ini. Disini banyak beraneka ragam benda ataupun hiasan terbuat dari bahan kaca, kalau kataku si ini bukan pabrik kaca tapi surganya kaca!
Percaya deh, kalau kalian kesini pasti mata kalian tidak bisa berkedip melihat semuanya, mulai dari sebelah kanan bahu ku, ada pohon yang dihias dari bahan kaca, meja unik dari ukiran kaca, gantungan pernak pernik bertuliskan nama menggelantung disektiraan pohon pohon, dan yang paling menarik perhatian ku adalah; sepatu dari kaca mini.

"Lo gak mau turun?"

"Oh iyaiya " pandangan ku terpaksa beralih, saat Zee menarik tanganku dan membawa kesebuah lorong, ini tempat dibagian menghias hasil produksi kaca.

Kami duduk di bangku yang berukuran kecil. Dihadapanku terdapat banyak sekali hasil hasil produksi dari bahan kaca.

"Kamu sering kesini?"
Jawabku disela sela mengamati sekitar.
Zee tidak menjawabnya, ia sibuk dengan ukiran nama yang diukir diatas kaca mini. Aku juga tidak tahu ia mau menulis apa

"Hmm Zee aku boleh tanya ?"

"Apa"

"Katamu, tadi malam tidur disekolah.. berarti kamu gak pulang kerumah?kenapa?"

"Rumit, janji lo gak bakal kasih tau ke siapa siapa " Ia menoleh dan menatapku lalu mengulurkan jari kelingking untuk sebuah tanda perjanjian

"Janji"

"Hubungan gue dengan keduaorang tua, udah gak sebaik dulu. Setiap gue pulang sekolah mereka selalu aja berantem, Papa mau..Mama gakusah kerja dan jadi ibu rumah tangga dengan baik mengurus anak dan suaminya. Tapi pikiran Mama tetap gak mau berubah, Mama gakmau semuanya ditanggung sama Papa. Banyak yang harus dipenuhi dikehidupan kami mulai dari arisanlah, perabotan rumah, pajak mobil dan blablaabla termasuk kuliah gue"

Bibirnya masih bercerita, namun aku tahu ada raut sedih menyelimuti wajah tampannya itu, " Mama sering banget pulang malem, dan Papa marah soal itu. Gue masih inget kata- kata Papa ;seorang istri itu tugasnya melayani suami, bukan kerja keras dan pulang malam. Gue juga capek Ran, ngelihat kedua orang tua gue berantem terus, gue pengen punya keluarga yang hangat dan harmonis kayak lo misalnya ."

"Zee.." aku mengusap punggungnya agar ia tidak terlalu sedih

"Dan lo tahu Ran, tadi malem adalah puncak dari perdebatan mereka. Mama minta cerai dari Papa " air mata Zee keluar, aku tahu betapa sedihnya akan kehilangan sebuah keluarga, karena aku sudah merasakan kehilangan seorang ayah. Aku juga pernah melihat Abang menangis karena kehilangan Papa. Zee diam sebentar lalu melanjutkan isi hatinya lagi, "Gue gaktau lagi mau kemana tadi malem, gue mau lo temenin gue Ran tapi lo gak bales chat gue." Bodoh. Harusnya semalam aku tidak harus pakai acara ketiduran. Sekarang apa? Aku merasa bersalah karena itu.

Ia menangis sambil memelukku.
Bisa kurasakan detak jantung nya bertemu dengan detak jantungku, saat ini tidak ada jarak diantara kami. Aku ingin, semesta menghentikan waktunya untuk sebentar saja, agar aku bisa terus memeluknya, memandang wajahnya dari dekat, mengabadikan moment indah setiap dengannya. Dia. Manusia pertama yang berhasil membuat aku merasakan apa itu 'jatuh cinta'.

"Maaf Ran gue gak bermaksud--"

"Gapapa. Aku yang harusnya minta maaf, karena semalam gakbisa temenin kamu, maaf."

"Its okey, ini buat lo " hasil karya yang sangat cantik, sedari tadi ia sibuk mengukir tulisan diatas kaca hanya untuk mengukir sebuah nama. Ada tulisan Audy Kirana dan Alzee Gardana disana, diatas kaca persegi transparan dengan ukiran cantik di sisinya.

"Bagus "

"Siapa dulu yang buat, Alzee "

"Mulai kepedean, kamu sering kesurga glass ini ya?"

"Kalau lagi ngerasa badmood aja, menurut gue ini tempat bukan sekedar pembuatan kaca, gue merasa tenang dan damai kalau udah dateng kesini. Disini jugaada sebuah rumah kecil dari bahan kaca, mau lihat?"

"Boleh"

Benar saja, rumahnya kecil tapi unik. Semuanya terbuat dari bahan kaca, amazing place. Didalamnya, terdapat lukisan dari pecahan kaca dan pernak pernik lainnya, seperti lemari mini, meja transparan, dan masih banyak barang lainnya yang terbuat dari kaca. Bisa kusebut ini dengan, home glass.

"Gue sering tidur disini kalau pikiran lagi kalut, yah itung-itung ngilangin beban. Rumah ini ada yang jaga, namanya Pak Budi, orangnya baik kok"

Kalian harus kesini. Sumpah, ini adalah tempat yang paling cantik yang pernah aku lihat. Seharusnya tempat seindah ini tidak disebut dengan pabrik produksi kaca, melainkan Heaven Glass!

"Ran..

"Iya?" Mataku masih melihat sekeliling rumah yang dipenuhi dengan hiasan kaca unik ini.

"Kalau suatu saat lo kangen sama gue dateng aja kesini, ini semua punya lo"

"Maksudnya?"

"Pabrik kaca ini udah Papa serahin kegue sejak dua tahun lalu, katanya untuk tabungan kuliah. Tapi, sekarang jadi punya lo juga. Dan nanti kalau gue pergi, lo yang harus merawatnya"

"Memangnya kamu mau kemana? "

"Gak selamanya kita berdiri di satu titik terus Ran, manusia harus berubah jadi lebih baik 'kan?"

"Aku gak ngerti Zee. Sebenernya kamu mau kemana?"

"Kuliah di Paris"

Hanya dua kata itu, namun menjatuhkan aku sedalam ini. Tubuhku lemas, ingin rasanya menjatuhkan diri dikasur yang empuk sekarang. Bagaimana bisa? aku baru ingin mencintainya lebih dalam, namun rasa kehilangan sudah terjadi. Kenapa waktu mengehentikan semua dengan cepat, kenapa?! Apa aku tidak boleh mencintai seseorang?

Semesta tidak adil!.

Memory GlassWhere stories live. Discover now