MEMORY GLASS -22

79 17 4
                                    

Keraguan adalah benteng terbesar yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan sebuah hubungan.
(MemoryGlass)

Reiza Sebastian Gardana.
Nama itu yang sekarang mengisi kekosongan hari hariku semenjak kepergian Zee dua bulan lalu. Sekarang, aku merasa tidak ada lagi yang perlu dicemaskan, aku meyakini Zee akan pulang.
Harus aku akui, kami memang semakin dekat saat ini, tapi cukup sebagai teman, Reiza juga sering kerumahku untuk sekedar mengobrol dengan bang Galih, atau pun belajar untuk persiapan semester lusa. Ohiya aku belum cerita ya— seminggu lalu aku dan Rei pergi ke Dufan untuk sekedar refresing sebelum menuju kenaikan kelas. Tidak berdua saja ada juga Fika, Tara dan bang Galih.

Kalian percaya kan bahwa Zee akan pulang?
Aku pun begitu, ku hilangkan sejenak keraguan yang dapat merusak kepercayaan ini.
Rindu ini sudah menjadi teman akrab ku semenjak kamu pergi.

Hari Minggu ini, aku lebih memilih berguling diatas kasur memandangi benda pipih yang sejak tadi bergetar karena Zee membalas pesan ku. Senang sekali, setelah bulan lalu ia tidak membalasnya. Aku masih bertanya dengan pertanyaan yang sama. Kapan ia pulang.

Alzee Gardana : Maaf. Minggu-minggu ini aku sangat sibuk Ran, maaf telah membuat kamu menunggu pesan-pesan ini.

Audy Kirana : Hmm tidak apa kok, Ohiya boleh aku cerita sedikit. Menganggu tidak?

Alzee Gardana: Kamu tidak pernah mengganggu:)

Aku langsung senyum senyum sendiri seperti orang gila.

Audy Kirana: Reiza sangat mirip denganmu. Senyuman-nya apa lagi, dia juga sangat baik. Kadang aku membayangkannya.. dia itu adalah kamu. Hm lucu ya, kalau dipikir pikir aku terlalu berharap untuk menanti kamu.

Alzee Gardana: tidak papa, kamu boleh anggap Reiza siapa saja. Tapi aku takut dia bisa menggantikan posisi ku suatu saat nanti. Kumohon kamu bersabar.

Apa maksudnya menggantikan?

Audy Kirana: Bukan. Bukan seperti itu maksud ku Zee. Aku hanya ingin kamu kembali itu saja.

Alzee Gardana: Ran, bila hati memilih untuk pindah kerumah yang baru dan nyatanya betah, kita bisa apa? Aku juga ingin terus bersamamu. Kamu adalah seseorang yang berhasil menyadarkan aku akan pentingnya sebuah keluarga dan juga untuk diriku sendiri. Jadi hakmu untuk memasuki rumah baru ataupun singgah ke yang lain.

Audy Kirana: Zee, kumohon jangan bilang seperti itu. Aku percaya kalau kamu pasti pulang. Agar kita bisa pergi kerumah cermin bersama.

Alzee Gardana: :)

Audy Kirana: aku tidak butuh senyuman itu!

Alzee Gardana: kamu lucu ya. Sebegitu rindunya kamu dengan Alzee Gardana?

Audy Kirana: nggak lucu Zee!

Alzee Gardana: jangan marah nanti matahari bisa meredupkan cahaya nya kalau lihat kamu cemberut seperti itu.

Alzee Gardana: Ran hubungi aku lewat email saja, hpku disini kadang susah berfungsi. Mungkin karena pakai nomor Indonesia.

Alzee Gardana : istirahat ya pasti kamu lelah.

Bagaimana ia tahu kalau aku sedang cemberut? Bodo aku sedang kesal sekarang.

Kulempar benda pipih itu keatas kasur dengan perasaan kesal. Membuka pintu karena bel berbunyi tiga kali sejak tadi. Mama belum pulang dan Abang Abang pun sama.

Memory GlassWhere stories live. Discover now