MEMORY GLASS -8

135 34 0
                                    

Tanyakan pada hatimu, apakah ia siap untuk jatuh cinta? Jika iya. Maka ia harus siap juga untuk merasakan sakit secara bersamaan.
(MemoryGlass)

Keadaan kelas sangat berisik sejak kepergian Bu Netta tadi siang, ditambah berita dari ketua kelas, Andi, yang katanya guru matematika tidak masuk, alias jam kosong sekarang. Seperti kebanyakan anak anak SMA pada umumnya, para siswa melakukan aktivitasnya masing masing, ada yang menonton film dilaptop, ada yang mojok dan bahkan parahnya lagi naik meja sambil pegang sapu ala ala konser musik.

Aku si gak heran melihat semua ini, karena dulu waktu SMP teman temanku juga begitu.

"Kamu kok bisa telat si Ran?"
Tanya Fika sambil memberikan minum untuk ku

Disusul pertanyaan Tara yang membuat aku jadi tambah pusing
"Karena Abang lo ya?"

Mereka berdua memang sudah aku ceritakan soal kedua abangku yang kerjaanya berantem terus. Seingatku saat cerita itu waktu kami berkenalan di pinggir lapangan sebelum pengumuman.

"Gitu deh"
Aku menatap cermin yang diberikan oleh Zee, benar katanya melihat pantulan diri sendiri bisa membuat mood lebih baik.

"Lo kenapa si Ran cerita aja sama kita kita " tanya Tara curiga melihat wajah ku yang sedikit lusuh

"Kita kan sahabat "
Sahut Fika

"Aku mau cerita tapi aku takut kalian ngira ini bodoh "

"Apaan si emang"

Aku mulai bercerita dari awal aku bertemu dengan Alzee dan pemberian cermin pertamanya lalu ia mengantarkan aku pulang dengan alasan sudah tidak ada angkot lagi sore itu, dan malam yang dingin ia datang menyelimuti aku dengan sebuah jaket hangat miliknya, dan terakhir dia rela menemani aku dihukum sepanjang satu jam pelajaran dibawah terik matahari pagi menit lalu. Tapi bodohnya aku tidak tahu kalau dia adalah senior, yang membuat aku canggung adalah aku sudah berteman dengan seorang senior yang terkenal dari dulu adalah berbahaya.

"Kamu gak bodoh kok Ran, itu juga bukan salah kamu temenan sama senior, dia aja yang gak ngasih tau kamu soal kelasnya " Fika mendehem pelan "siapa tadi namanya?"

"Alzee Gardana. Tetap aja Fik, aku merasa bodoh sekarang. Pertama, aku panggil dia dengan sebutan nama, kedua aku merasa bersalah karena udah temenan sama senior itukan sama aja kalau aku lagi cari masalah
Aku takut, gimana kalau Zee datang dan mengerjaiku sama sepeti senior senior lainnya?"

"What Alzee Gardana? 12 IPA 5 itu bukan Ran?" Tara bicara dengan nada mengagetkan membuat aku jadi tambah bingung.

Aku mengangguk

"Gila, hebat lo bisa dekat sama tu orang " lanjutnya semangat

"Memangnya kenapa Tar?" Tanyaku datar

"Tadi gue sempet denger anak anak cewek sepanjang koridor ngomongin tuh kakak senior yang katanya, gantenglah, manislah bahkan ada yang nyeletus kalau dia mau jadi ceweknya, eww murahan banget tu cewek .Gue si ogah"

"Serius kamu Tar namanya Alzee Gardana mungkin mirip?" Fika yang mewakili pertanyaan ku

"Etdah serius, pas kak Alzee lewat koridor bawah sebelum bel cewek cewek itu teriak gini kak Alzee awh kak Alzee Gardana ganteng banget si pengen deh jadi pacarnya "
Tara mempraktekan suara cewek cewek sepanjang koridor dengan mirip

"Berarti aku salah besar dong udah temenan sama dia?"
Bibirku mulai pucat saat pikiran ini terus memikirkannya

"Kamu gak salah kok Ran, malah nih ya kamu harusnya bangga bisa deket sama kak Alzee daripada cewek cewek itu"

Memory GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang