MEMORY GLASS -15

113 23 0
                                    

Apakah ini dunia yang nyata?
Atau aku yang tidak nyata didunia ini?
(AudyKirana)

Dikelas. Suara gaduh bergeming diseluruh sudut. Wajar saja, guru- guru sedang rapat untuk mempersiapkan pelaksanaan ujian Nasional bagi kelas 12. Aku tidak mau ambil pusing dengan beberapa kelakuan siswa lain yang menurutku tidak normal, lihat saja seorang ketua kelas berdiri diatas meja sambil bernyanyi memegang sapu, itu normal?

Yang aku lakukan hanyalah, berdiam diri sambil memandang cermin pemberian Zee, kata ia memandang diri sendiri dicermin dapat mengembalikan mood jadi lebih baik.
Aku masih menunggunya pulang, sejak kepergian-nya 2 bulan lalu. Zee berbohong. Dia pernah bilang kalau masih ada 5 bulan lagi waktunya disekolah ini, kalian ingat kan dia pernah bicara itu padaku?

Tapi nyatanya dia pergi begitu cepat, dua bulan menghilang dari penglihatan, menyisakan rindu yang menggebu. Iya aku rindu!

"Woi. Bengong aja lo " suara Tara yang kencangnya melebihi toak sekolah menambah mood ku berkurang, "Awas kesambet arwahnya mbk wa-"

"Zee."

"Hah?"

"Kak Alzee? Cowok kelas 12 yang deketin kamu itu?, kenapa sama dia?" kali ini Fika ikut-ikutan kepo.

"Dia pergi." Pergi tanpa tahu kapan kembali.

"Lo suka sama Alzee?" Pertanyaan yang sudah kuduga keluar dari mulut Tara. Aku mengangguk mengiyakan. Memang begitu kenyataannya, aku jatuh cinta dengan manusia teka teki itu.

"SERIOUSLY? Sejak kapan? "

"Gak tahu, perasaan ini datang tanpa diminta, perasaan ini menyiksa."

"Dia gak bilang mau pergi kemana ?"

"Hanya mengirim pesan" jawabku sambil menyodorkan ponsel yang berisi pesan dari Zee malam itu.

"Fikss. Itu kode namanya!" Kata Tara sambil menaikan kakinya diatas kursi. Aku menghela nafas padahal ia pakai rok!

"Maksud kamu?" Tanyaku pura-pura tidak tahu.

"Nih ya. Pertama, kalau Alzee gak suka sama lo terus buat apa dia ngabarin lo kalau dia mau pergi? Kenapa dia gak ngabarin gue?, eh ngapain juga 'kan kita gak kenal haha lupakan"

"Iya Ran. Tara benar, seseorang yang dianggap spesial untuk dirinya pasti akan memberi kabar disaat dia memutuskan perkara besar, karena baginya memberitahu orang yang menurut dia spesial itu sangat penting agar tidak membuatnya khawatir" Fika kali ini ada benarnya. Tapi aku tetap tidak setuju dengan keputusan Zee .

"Emang kak Alzee udah pdkt ya sama lo? Kapan? kok kita kagak tau"

"Pdkt?" Masih berlaku ya yang seperti itu?
"Tidak tahu" aku menggeleng pelan.
"Lagian, mana mungkin Alzee susah payah dektin bocah ingusan seperti aku, toh masih banyak senior cantik disekolah ini"

"Lo masih polos ternyata Ran,"

Fika menyahut "Cinta tidak memandang cover Ran se-- "

"Yaps. Kalau mandang cover itu nafsu namanya hahaha" Tara tertawa lepas menyambar kata-kata Fika.

Fika melirik kesal dan melanjutkan kalimatnya, "Cinta juga gak butuh penjelasan tentang ia mau kemana dan kehati siapa, yang dia cari cuma kenyamanan untuk singgah dan berteduh disana. Yah, anggap saja hati itu rumah, dan cinta mencari jalan pulang kerumah yang sesungguhnya. Rumah dengan penuh kenyamanan dan ketentraman."

Memory GlassWhere stories live. Discover now