MEMORY GLASS -14

111 24 0
                                    

Saat kamu pergi, dunia ku hambar seketika.
(AudyKirana)

Angin berhembus semilir menerobos masuk hingga kekamar ku. Pikiranku tidak karuan, selalu saja teringat Zee. Tidak ada satu pesan pun darinya sejak kepergian dikoridor tadi siang. Sudahlah, tidak baik memikirkan sesuatu yang bukan milik kita.

Kupaksakan untuk memejamkan mata, masih jam 8. Biasanya aku tidur jam 9 tapi, tapi tidak ada alasan untuk berdiam diri selama 1 jam. Aku bergeming, diam didalam balutan selimut tebal. Perasaanku tidak bisa tenang, sesekali terdengar suara derit ranjang ketika aku mengembalikan badan.

Kalian pasti tahu aku sedang memikirkan apa. Apakah ini yang namanya jatuh cinta?
Kadang membuat kita bahagia, dan kadang juga menyiksa.

"Sayang," suara Mama membuka pintu kamarku "makan dulu ini mama udah bawain"

"Ma..." aku memeluk wanita tercantik ini dengan erat.

"Ada apa sayang? ceritakan sama Mama " Mama membalas pelukan ku, sudah paham benar jika aku sedang gulana.

"Apa Mama pernah jatuh cinta, bagiamana cinta Mama ke Papa?"

Mama mengangguk, "Semua orang pada akhirnya akan merasakan cinta sayang. Hanya waktu yang dapat mengatur cinta harus kehati siapa dan dimana. Kebanyakan orang merasakan jatuh cinta terlebih dahulu, baru bisa memiliki. Tapi, tidak dengan Mama. Mama baru merasakan jatuh cinta ketika sudah memliki Papa. Dari sana Papa lah yang mengajarkan Mama apa itu arti cinta."

"Apa itu gak menyakitkan Ma?" Tanyaku dengan wajah datar, "Memiliki seseorang yang sebelumnya, belum kita cintai?"

"Awalnya memang sakit, tapi Mama biarkan semuanya mengalir. Rencana Tuhan itu indah sayang " Mama mengecup keningku sekali.

"Nenekmu pernah bilang 'cintai dia setelah kamu memilikinya itu akan lebih indah, daripada kamu mencintainya namun tidak bisa memilikinya, itu yang sangat menyakitkan' "

Aku terdiam. Termangu dalam cerita Mama barusan. Tidak denganku, kisah ini berbeda, aku menyukai Zee, bahkan aku katakan, aku sangat mencintainya. Perasaan ini terus saja bergelut dengan pikiran, cukup aneh hanya karena aku mengingatnya. Hanya saja satu pertanyaan yang masih aku tanyakan oleh semesta, apakah ia merasakan yang sama?

"Anak Mama udah besar ya " Mama mengecup kening ku, "siapa yang sudah bisa menemukan kunci hatinya anak Mama? siapa hayoo"

"Seseorang Ma," aku masih ragu untuk menyebut nama Alzee ke mama

"Sayang.., perasaan suka dan cinta itu berbeda tipis, kamu harus bisa mengenalinya keduanya agar kamu dapat menjaga perasaan mu sendiri"

Aku mengangguk.

"Ma... Apakah kehilangan orang yang kita cintai itu menyakitkan? Bagaimana rasanya?. Seperti apa bentuknya?. Beritahu Ma, agar Rana tidak terkejut ketika nantinya ada orang yang Rana cintai menghilang suatu saa nanti"

"Sepertinya Mama tidak bisa merahasiakan perasaan mama sendiri, gadis Mama sudah dewasa sekarang." Mama mengusap rambutku lalu menciumnya sekali, " Kehilangan adalah hal yang paling menyakitkan didunia setelah perpisahan sayang. Bahkan rasanya sangat menyakitkan, lebih sakit daripada patah hati, kamu mau dengar kata terakhir yang papa ucapakan sebelum pergi?"
Aku menatap Mama lalu mengangguk cepat.

"Saat itu ketika hati Mama terluka karena tahu akan kehilangan Papa mu, ia dengan tenangnya sambil tersenyum berkata; 'kalau saya tidak bisa menemanimu setiap saat, lihat ke bulan. Jika bulan itu berbentuk sabit, anggap saja saya sedang menemanimu tersenyum malam itu juga. Tapi, jangan marah kalau bulan muncul dengan bentuk bulat telur, saat itu saya tidak bisa menemani mu tersenyum seperti biasany. Karena mungkin, saya sedang tidur sebentar karena kelelahan menemani kamu tersenyum setiap malam, sayang'."

Memory GlassWhere stories live. Discover now