"Gue juga akan selalu dukung lo Ran, kita disini buat lo kok."

"Makasih ya"

"Anything"

Tingg!!

Suara dari benda pipih itu mengalihkan pembicaraan ku, dan seketika aku melihat nama di pop up pesannya. Ternyata Rei.

Tara dan Fika sedang sibuk berkutik mengerjakan soal soal latihan UN, sesekali beradu mulut karena ketidaksamaan jawaban mereka.

Reiza Sebastian : Ran, gue otw rumah lo.

Audy Kirana : Rei dirumah lagi ada Tara sama Fika, nanti malam aja ya kamu kesini.

Terlambat. Baru saja ku kirimkan  pesan itu, lalu suara bel sudah memenuhi seluruh ruangan rumah.

"RANA ADA YANG NYARIIN LO NIH!"
Tahu itu suara siapa? Bukan lain adalah bang Galih.

"Tunggu bentar ya, aku kebawah dulu."

"Oke."

"Ada apa si bang suara abang itu ganggu temen temen Rana lagi belajar tau!"
Protesku pada bang Galih.

"Cihh sok merasa terganggu, itu Rei mau ngajak lo pergi. Kirain mau ngajak main PS ternyata ngajakin lo."

"Besok deh bang gue kesini bawa game baru."

"Oke lah besok aja." Kata bang Galih lalu memperhatikan aku.
"Emang kalian mau kemana? Ngedate?"

"Bukan bang, mau ajakin Rana buat cari kado. Gak papa kan?"

"Oh hati hati ya, jagain adek gue."

"Siap."
Setelah itu bang Galih pergi ke dalam kamar. Meninggalkan aku berdua dengan Rei diruang tamu.

"Kita mau kemana Rei?" Akhirnya aku membuka mulut duluan.

"Gue mau ngajak lo cari kado buat kakak cewek gue, besok dia ultah gue bingung mau kasih dia apa."

"Hmm tapi--"

"Benataran aja kok Ran gak lama, gue bingung banget nih mau beli kado apa, sedangkan besok acaranya."

"Diatas ada Fika sama Tara, aku ijin dulu ya."

"Ajak aja biar rame, sekalian kita pergi bareng."

Menolak tidak enak, tapi mengiyakan juga tidak mungkin, Tara pasti tidak akan mau pergi jika bersmaa Rei, perempuan ini jika sudah menjauhi satu orang maka dia akan pegang komitmen itu.

Lalu aku kembali kedalam kamar.
"Tar, Fik, dibawah ada Reiza. Dia ngajak aku buat bantuin pilih kado buat kakak cewenya, dia juga ngajakin kalian untuk ikut, mau ya?" Ucapku.

"Gue? Ikut? Big no! Malesin banget pergi sama cowok PHP kek dia. Lo aja deh Ran, kita gak ikut." Ucap Tara masih dengan nada kesalnya.

"Serius kalian gak mau ikut?"

"Iya Ran, aku juga udah di WA sama ibu disuruh pulang, udah sore."

"Kalian hati hati ya."

"Yang harusnya hati hati itu lo Ran, gue heran sama lo, Reiza kan udah bohongin lo soal pacarnya itu, kenapa lo masih baik sama dia?"

"Tara.. Setiap orang itu bisa berubah. kalau kita gak bersikap baik, terus apa bedanya aku sama dia? Kamu harus bisa maafin Rei juga."

"Sungguh mulia hatimu nak. Tapi tidak untuk gue hehe." Kata Tara sambil mengemas buku buku.

"Gak kayak kamu kan? Beku." Lalu Fika menyahut.

"Gak ngaca. Situ geh beku, masih aja kaku sama cowok."

Memory GlassWhere stories live. Discover now