AudyKirana : sudah dulu ya Zee aku dipanggil mama. Terimakasih untuk hadiah kejutannya. I like anything a gift from you.

Aku berbohong soal dipanggil Mama, karena aku tidak ingin berlama-lama mengobrol dengannya kali ini, ada masalah serius yang harus diselesaikan yaitu meminta izin Mama untuk ke Paris.

"Ma, Rana masuk ya." Aku mendorong pintu jati itu perlahan dan masuk ke kamar Mama.

"Ada apa sayang?" Mama sedang merapihkan beberapa baju dan melipatnya.

"Rana mau bicara serius, tapi Mama jangan kaget ya."

"Mama jadi penasaran.." jawab Mama masih sibuk dengan aktivitas melipat baju tanpa melihat kearah ku.

"Rana ingin kuliah di paris Ma."

Mama langsung menghentikan aktivitasnya dan menatap penuh kearahku.
Lalu dengan cepat aku berkata lagi,  "Ma... Aku tahu Mama terkejut mendengar ini, tapi Rana akan berusaha untuk mendapatkan beasiswa itu. Rana mau mandiri Ma, Rana gak mau ngerepotin Mama terus, ditambah bang Dana belum bisa bekerja, belum lagi Mama harus membiayai kuliah bang Galih, Mama percaya sama Rana ya, Rana pasti bisa dapatkan beasiswa itu."

"Maafkan mama ya.." mama menarik ku dalam dekapan hangatnya. "Maaf karena mama belum bisa bahagiain kamu."

"Mama udah bahagian Rana kok. Rana cuma mau buat Mama bangga, apa Rana boleh jujur?"

"Iya?"

"Sebenarnya Rana juga ke Paris untuk bertemu dengan Alzee Ma, Rana ingin memperjuangkan perasaan ini dan mendapatkan jawaban disana."

"Kamu yakin nak?"

"Disana ada Andien yang akan menjagaku ma... Mama percaya kan sama Rana?"

"Iya Mama percaya, gadis Mama sudah besar." Aku memeluk wanita tercantik ini dengan erat. Ternyata jawaban Mama sangat membuatku semangat untuk mendapatkan beasiswa itu.

"Tapi sayang," lalu aku menoleh,
"iya Ma?"

"Kalau kamu tidak betah disana, kamu mau pulang kan? Kamu bisa melanjutkan kuliah disini, pasti nanti bang Dana sudah bisa bekerja dan membiayainya, Mama hanya takut kamu tidak mendapatkan apa yang kamu mau disana."

"Mama tahu Rana orang yang kuat kan?"

"Mama bangga sama kamu."

Jalan ku semakin mudah untuk ke Paris, izin Mama adalah satu satunya kekuatan semangat ku kesana. Yang perlu aku siapkan hanyalah belajar yang giat agar mampu mendapatkan beasiswa itu.

  ***


"Yang bener aja lo Yan?! Ini semua soal?"
Kata sindy yang duduk dibarisan paling depan saat menerima lembaran latihan soal dari Ryan, sang ketua kelas.

"Lo bisa lihat sendiri kan disitu tertera soal!"

"Gila aja tuh guru, mau buat gue pingsan apa gimana ngasih soal gak kira kira!" Sontak Tara langsung mendumel ketika ketua kelas membagikan tumbukan lembaran soal soal persiapan latihan ujian Nasional lusa.

Kelas dua belas memang sudah waktunya untuk tidak main main lagi, sudah berjalan tiga bulan kami menghabiskan masa belajar, dan sekarang harus serius untuk menghadapi ujian kelulusan.

Memory GlassWhere stories live. Discover now