Kartu Tarot vs Peramal

Começar do início
                                    

Memiliki kartu tarot kita harus menjaganya, meruwatnya seperti keris. Jika kartu tarot yang kita miliki itu harganya mahal dan sang pemilik ingin kartunya hidup maka ia harus memberi sesajen seperti halnya keris.

Di Bali menurut temanku kartu tarot itu bisa digunakan untuk (maaf) menyantet orang yang tak disukai. Caranya bagaimana aku tidak tahu karena temanku tak mau bercerita. Karena jika dia bercerita takut disalah gunakan oleh yang lainnya.

"Memang banyak yang melakukan itu, Ita?"

Aku bertanya karena aku penasaran bagaimana bisa hanya sebuah kartu tarot dapat mencelakai orang?

"Ada juga sih yang melakukannya tetapi mereka melakukannya secara bersembunyi."

Temanku menerangkan jika di Kotanya ada orang yang melakukan itu tetapi temanku tak mau bercerita banyak.

"Apapun yang berhubungan dengan yang namanya setan maka kartu itu bisa menjadi media untuk melukai seseorang, Hana."

Dulu aku berpikir jika yang namanya santet hanya bisa digunakan media foto, rambut atau pakaian seseorang yang akan di santetnya. Aku baru tahu jika kartu juga bisa. Dunia semakin dipenuhi dengan hal - hal yang bertentangan dengan agama ya?

Ada sedikit cerita di kampungku mengenai seseorang yang kena santet. Menurut cerita orang kampungku ada seorang pria paruh baya yang hampir saja kena kiriman santet. Tetapi bapak itu tidak bisa terlukai oleh apapun malah kiriman "penyakit" itu jatuh sama orang mengirimnya. Memang bapak ini terkenal dengan kesolehannya dan imannya yang kuat. Menurut orang - orang yang tahu betul dengan yang namanya santet. Orang itu bisa mengirimkan penyakit, kesengsaraan terhadap orang yang akan di santetnya. Aku jadi ngeri sendiri ya.

"Perbanyak doa dan tawakal kepada Tuhan. Itu saja sudah menjauhi orang - orang dari hal - hal buruk."

Benar yang dikatakan Bu Tin maupun Pak Toh. Hanya mendekatkan diri kepada Tuhan maka hal - hal buruk tidak akan terjadi kepada kita.

Aku paling tidak suka jika datang ke tempat temanku yang memiliki kartu tarot itu. Masalahnya kartu tarot milik temanku itu memanggil aku untuk menyentuhnya.

"Ayo main bersama kami."

"Apa kamu tidak penasaran dengan kami?

"Enak loh jika kamu dapat menyentuh dan bermain dengan kami."

"Kamu bisa mengetahui semuanya."

Rasanya aku ingin segera pergi dari rumah temanku jika saja kami tidak ada tugas kelompok. Kartu tarot itu seakan - akan menginginkan aku menyentuh dan memainkannya.

"Jangan pernah kamu memainkan bahkan menyentuhnya, Hana."

"Jika kamu menyentuhnya maka dia akan menguasaimu."

Suara - suara itu mengingatkanku selalu agar tidak pernah sekalipun menyentuh atau sekedar mencoba bermain. Karena hal itu akan berdampak buruk kedepannya. Saat orang yang sudah dapat memainkan kartu itu dengan cepat dan pintar maka kartu itu sudah menguasai pemiliknya.

Temanku yang memiliki kartu itu hanya sebagai koleksi saja bukan untuk dimainkan. Harga kartu tarot yang asli terbilang cukup mahal. Dari yang di harga 300-an ribu hingga jutaan. Jika ingin yang lengkap biasanya kisaran harganya di atas satu juta. Ini kata temanku loh. Aku bahkan aku tidak tahu sebenarnya kartu tarot ini harganya mahal.

Karena tiap kali aku ingin membelinya selalu saja ada halangannya. Entah itu uang aku tabung semula tiba-tiba saja dipakai untuk keperluan lain atau saat uang sudah di tangan eh tokonya tutup. Jadi memang aku tidak boleh memiliki kartu tarot itu.

"Bukan jodohmu memiliki kartu itu, Hana," kata kakakku saat mengantarkan aku ke toko yang sudah tutup.

Dulu aku pernah ingin memiliki kartu tarot itu tapi sekarang tidak lagi karena kartu itu harganya terbilang mahal jika yang bagus juga lengkap dan satu hal yang buat aku takut jika seandainya kita sudah dikuasai dan menyatu dengan kartu tarot itu maka kita harus memberinya makan berupa sesajen. Aku ya tidak mau. Untuk apa aku berdoa tetapi aku masih melakukan hal - hal yang selalu bertentangan dengan agama. Tuhanpun tidak akan menyukainya.

Hingga detik ini jika ada temanku yang bermain kartu tarot aku akan menghindar. Bukan karena aku takut di ramal melainkan kartu itu terus memanggil namaku untuk di pegang.

Aku hanya memberitahu saja jangan sekali-sekali bermain dengan yang namanya kartu tarot atau di ramal memakai itu. Karena kehidupan kita di tentukan oleh Tuhan bukan melalui kartu tarot.

Tbc

Jadi ingat salah satu Drakor tentang peramal. Lupa judulnya apa?

Ada yang tahu tentang kartu tarot? Apa ada juga yang pernah memainkannya?

Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )Onde histórias criam vida. Descubra agora