21. Aksi Kris

2K 84 3
                                    

"Terus, lo mau gue bantu apa ke elo?" Tawar Kris.

Setelah hening selama beberapa detik. Alex menatap Kris dengan tatapan penuh keyakinan.
"Bantu gue buat ketemu ama Rachel." Ujar Alex dengan tegas.

Ada hening yang mengemuka. Bukannya Kris tidak mau membantu Alex, dia ingin sekali membantunya. Tapi, bukankah itu terlalu cepat? Dia dengan Rachel saja baru berkenalan, bukankah suasananya akan sangat canggung nanti jika tiba-tiba Alex dan si murid baru itu bertemu?

"Gimana Kris? Lo mau'kan bantuin gue?" Desak Alex tak sabar.

"Gini Lex, gue mau banget bantuin lo. Tapi----"

"Tapi apa? Ayolah Kris, hanya bilang ke Rachel kalau gue mau ketemuan ama dia!" Kata Alex dengan penuh desakan setelah ia menyela ucapan Kris.

"Itu emang terdengar gampang! Tapi, lo pikir gimana responnya Rachel. Dia baru saja pindah, dia juga baru kenal ama kita-kita. Bukankah ini terlalu cepat buat lo ama Rachel ketemu? Gue tebak saat dia pindah lo nggak tahu sama sekali?! Bener nggak?" Kata Kris menebak.

Alex terdiam sejenak. Lantas ia menatap Kris.
"Iya. Gue nggak tahu dia pindah. Jujur aja, gue kaget banget saat denger itu."

Kris sudah dapat menebak hal itu. Sepertinya sahabatnya ini butuh penerangan. Sifat egois Alex inilah yang harus ia hilangkan.
"Lo bilang dia sahabatnya elo, tapi sepertinya enggak deh. Dia pindah aja lo nggak tahu. Sahabat dari mana coba?" Nada ejekan yang keluar dari mulut Kris benar-benar tidak ia tutup-tutupi. Sangat jelas terdengar.

Dan Alex tidak menerima itu.
"Lo beneran mau bantuin gue? Atau hanya mau ngejek gue?" Ujar Alex sinis.

"Santai, bro." Perkataan Kris itu diakhiri dengan kekehan pelan.

"Brengsek lo!" Umpat Alex yang mana hal itu malah menambah volume kekehan Kris.
"Huh! Ketawa aja! Gue balik!"

Dengan susah payah Kris meredam tawanya sendiri.
"Oke oke. Gue diam sekarang."

"Nggak usah. Ketawa aja, mumpung masih gratis." Kata Alex yang diakhiri dengusan kesal

"Santai aja elah, baperan lo kayak cewek."

"Bodoh."

"Balik lagi ke topik permasalahan aja deh, Lex" Kris mulai mengalihkan pembicaraan.

"Hm. Jadi gimana?"

Tatapan Kris mulai berubah serius.
"Kita harus buat rencana."

●●●

Kris melangkahkan kaki menuju kelasnya dengan sedikit tergesa-gesa. Salahkan si Alex yang ternyata bermalam dirumahnya. Oke! Jika kalian berpikir bahwa Kris adalah orang yang jahat karena mengumpati tamu yang numpang tidur dirumahnya. Itu salah besar.

Kris termasuk tuan rumah yang baik. Hanya saja, salahkan Alex yang bercerita panjang lebar hingga larut malam. Kris bukan anak mami yang akan tidur pada pukul 9 malam, tapi setidaknya dia juga bukan anak nakal yang tidur pada pukul 3 malam!

Dan akibatnya dia hampir terlambat sekarang! Dan sialnya lagi, si Alex mengatakan dia akan melewati kelasnya hari ini atau dalam artian ia akan absen hari ini.

Huh!

Akhirnya, pintu kelasnya ada di depan mata, lantas Kris mempercepat langkahnya. Dilihatnya hanya ada William dan Rachel yang tengah bercanda. Rupanya Jesica dan Clara belum hadir atau mungkin tengah ada urusan. Ya, mungkin.

"Tumben lo datang jam segini, kesambet apa lo?" Itu adalah ucapan 'Selamat Pagi' dari si William.

Dan dengan sepenuh hati, Kris menjitak kepala William.
"Kesambet roh nenek lo!"

"Sialan!" Umpat William

"Pagi Kris" Sapa Rachel.
"Bangun kesiangan ya?"

"Iya! Salahkan si Alex! Pengen gue goreng juga tuh anak" Ujar Kris tanpa melihat ekspresi Rachel yang terdiam mendengar penjelasannya.

"Gila! Alex nginap di rumah lo? Sialan lo, kok nggak bilang ke gue? Gue kangen sama tuh bocah. Tega amat sih!" William berkata dengan mimik wajah yang mendramasir.

"Ngapain juga ngajak lo? Yang ada lo bikin rusuh di rumah gue!" Kata Kris sambil menatap Rachel sepintas.

Dan benar saja, Rachel tidak baik-baik saja. Matanya menunduk, bergerak liar ke sembarang arah dengan jari telunjuk mengetuk pelan meja.

"Pagi semuaaa...." Teriak Jesica yang baru saja memasuki ruang kelas. Clara mengikuti dari belakang.

Mereka lantas menuju tempat duduk mereka. Dan saat melihat Kris, William, serta Rachel berkumpul maka mereka langsung ikut bergabung.

"Oy, lagi pada bahas apaan kalian? Sepertinya seru!" Kata Jesica sambil mendorong William yang membuat si sipit itu menggeser pasrah.

"Nggak ada topik menarik." Kris berkata dengan wajah malas, ia masih mengantuk sejujurnya.

Tapi tidak bagi William, ia menggeleng keras.
"Bohong! Saat ini ada topik yang baru saja kita bahas! Eh... Baru di bahas, tapi belum ditutup!"

"Emang apaan? Awas aja kalau nggak menarik!" Ancam Clara menunjuk William mengancam.

"Lo berdua pasti bakalan penasaran."

"Bilang aja deh, Will." Jesica mulai jengah karena dibuat penasaran seperti ini.

Kris hanya menyeringai tipis. Dia sudah tahu apa yang William maksud, dan dia menunggu reaksi Rachel seperti apa.

"Alex nginap di rumah Kris semalam! Dan dia nggak ngomong ke kita!" Ujar William dengan membara.

"Serius Will? Lo nggak bohong kan?" Selidik Jesica

"Beneran Kris?" Tanya Clara pada Kris

"Iya/Iya" William dan Kris menjawab kompak namun dengan intonasi yang berbeda.

"Kok nggak bilang ke kita sih?" Tanya Jesica dengan nada merengek khas cewek itu.

"Malas aja. Lagian si Alex curhatnya kepanjangan" Kris berujar dengan nada malas, namun penuh dengan tujuan tertentu.

Dan lagi-lagi berhasil. Clara dan Jesica dengan terang-terangan menunjukkan wajah penuh rasa ingin tahu, juga jangan lupakan anggota baru mereka yang menatap Kris dengan mata penasaran walau ia sembunyikan.

"Emang tuh bocah ngomong apa aja?" Tanya Clara.

"Nggak penting juga sih." Kata Kris memancing rasa ingin tahu mereka.

"Bohong! Jika nggak penting kenapa lo bisa lupa bilang ke kita?" Tanya Jesica dengan nada penuh selidik.

Kris mendesah pelan. Seolah-olah dia serba salah. Namun, sejujurnya ia bersorak dalam hati. Rasa penasaran dari teman-temannya meningkat dan itu bagus.

"Bilang aja! Gue juga pengen tahu." Desak William.

"Oke! Si Alex curhat ke gue, katanya dia punya sahabat, cewek, dan tuh cewek ngilang sekarang." Jelas Kris dengan nada santai, seolah itu memang bukan sesuatu yang menarik, namun diam-diam dia meneliti dengan jelas ekspresi wajah Rachel.

Rachel membeku ditempat. Jantungnya berdegup kencang. Tangannya meremas ujung roknya dengan mata yang bergerak ke sembarang arah.

Jangan diterusin. Gue mohon.

■■■

Hai haiii...
Naya balikkk..
Ada yang kangen ama Naya?
Ini Naya kasih lanjutannya untuk kalian.
Vote dan commentnya jangan lupa ya guys..
Naya Tunggu..

Follow instagram Naya dong, usernamenya @nailaattaya

Maaf✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن