10. Tanya Tanpa Jawaban

2.3K 98 2
                                    

Ada begitu banyak pertanyaan yang muncul ketika lo jatuh cinta kepada sahabat lo sendiri. Udah gue bilang kan jika jatuh cinta pada sahabat itu adalah jatuh cinta yang tersulit.

Berkedok dengan nama persahabatan, hingga akhirnya lo mendem sendiri dan sakit hati sendiri. Dia perhatian, lo baper, dia dekat dengan yang lain, lo sakit hati.

Nggak, bukan dia jahat.
Hanya saja dia nggak tahu jika lo baper dengan apa yang dia lakukan ke elo walau nyatanya dia nggak maksud.

Apakah sahabat tidak bisa saling jatuh cinta?

Haruskah sakit terlebih dahulu?

Salahkah jika kita mencintai sahabat sendiri?

Mengapa mencintai sahabat sendiri harus sesakit ini?

Tak bisakah cinta ini layaknya cinta pada umumnya?

●●●

Sakit...

Itu adalah gambaran akan Alex saat ini. Bahkan jika ada gambaran yang lebih dari sekedar sakit, itulah yang ia rasakan. Nafasnya memburuh dengan tangan terkepal kuat-kuat, matanya memerah, entah sudah berapa kali dia akan menghela nafas kasar sambil mengusap wajah dan rambutnya frustasi.

Alex marah.
Alex kecewa.

Mengapa???

Banyak sekali pertanyaan yang butuh penjelasan dalam otaknya, namun sayang pertanyaan itu hanya sebatas pertanyaan yang tak bisa Alex temukan jawabaannya.

Mengapa Rachel membiarkan Rafael memeluknya?

Mengapa harus Rafael?

Mengapa bukan dia?

Apa yang kurang dari dia?

Apa yang dimiliki Rafael hingga Rachel membiarkan orang itu memeluknya?

Ia tak menyukai ini. Alex tak suka akan tanya yang belum ada jawabannya. Sialnya ada satu pertanyaan yang juga membuat ia makin gelisah.

Mengapa gue bisa semarah ini karena ngelihat Rachel dan dia?

'Shit!!!'

●●●

Asing...

Entah sejak kapan, Alex dan Rachel mulai bersikap asing. Atmosfer yang sangat tidak nyaman menguar di antara mereka. Mereka mulai saling menjauh, sudah tak seakrab dulu. Entah siapa yang mulai menjauh, tapi kini keduanya benar-benar tak saling menyapa lagi.

Apakah ini hanya karena cinta?

Apakah karena cinta, persahabatan hancur?

Rachel terdiam.

Pikiran itu mulai bermunculan dalam benaknya. Bertanya dan terus mempertanyakan hal ini. Entahlah, segalanya mulai berubah. Sejak ia melihat Alex memeluk Bella dengan begitu mesra, sejak itu pula ia sadar akan perasaannya terhadap Alex, dan perasaan Alex kepada Bella.

Sejenak ia terdiam, larut dalam pikirannya sendiri. Lantas ia melihat sosok yang berada disampingnya.

Rafael.

"Raf..." Panggil Rachel membuat si pemilik nama menoleh

"Hn??"

"Apakah mencintai sahabat harus sakit dulu?" Tanya Rachel begitu saja, hal yang membuat Rafael sedikit tersentak.

Rafael terdiam. Ia menatap ke depan, tak lagi menoleh pada gadis itu. Sesaat ia membiarkan pikirannya menjadi liar.

"Gue.... gue tak tahu" Ujarnya kemudian.

Rachel menunduk, tak puas dengan jawaban itu. Kemudian ia menoleh lagi kepada Rafael dan kembali memanggilnya
"Raf..."

"Hn?"

"Lo janji kan? Lo janji nggak bakal ninggalin gue?" Rachel bertanya menuntun. Binar penuh harap terlihat dari retinanya.

Melihat itu, Rafael tersenyum.
"Gue janji"

●●●

Alex pikir dialah yang paling berharga untuk Rachel. Alex pikir dialah yang paling berarti untuk Rachel. Alex pikir dialah yang paling bernilai untuk Rachel.

Iya. Itu yang ia duga selama ini, itu yang dia pikirkan.

Namun, semua terbantahkan hari ini. Ahk, bukan. Sejak kemarin.

Iya.

Sejak ia melihat Rachel membiarkan Rafael memeluknya.

Percakapan yang ia dengar tadi memperkuat argumennya akan semua pemikiran itu. Meyakinkan semua yang ia duga selama ini.

"Lo janji kan? Lo janji nggak bakal ninggalin gue?"

"Gue janji"

Alex tersenyum kecut. Ia benci untuk mengatakan ini. Ia benci mengakui bahwa ia merasa kalah dari Rafael.

Rafael telah berhasil mengambil Rachel darinya.

Rafael!!!

Alex membencinya setengah mati!

●●●

Bella tersenyum senang. Seperti dugaannya, Alex pasti mencintainya. Lihat saja! Semenjak ia menangis kemarin, Alex akhirnya lebih dekat dengannya. Mengingat bagaimana Alex memeluknya membuat rona dipipinya muncul lagi.

Benar. Sudah lama Bella menginginkan ini.

Jujur saja, ia iri. Ia iri pada sepupunya sendiri. Rachel. Rachel dengan leluasa bisa dekat dengan Alex.

Dan Bella benci akan hal itu.

Apa bagusnya Rachel itu? Bahkan gadis itu tak lebih cantik darinya.

Sedangkan Alex, pria itu sangat tampan dan terkesan berkarisma. Rahang tegas, hidung mancung dan tatapan yang tajam namun memberikan kesan hangat, kulitnya pun terang, tak gelap walau sering berolahraga. Terlebih Alex sangat ramah, berkepribadian baik dan juga pintar.

Oke, Rachel pintar jika itu yang kalian pikirkan. Tapi, hanya itu yang dia miliki. Rachel hanya bermodalkan otak saja. Tentu saja Alex yang nyaris sempurna tidak akan cocok bersanding dengan Rachel yang bahkan dari tampilan fisik luarnya saja tidak ada bagus-bagusnya.

Pria tentu saja menilai fisik terlebih dahulu kan?

Kedekatan Alex dan Rachel membuat Bella benci, sangat malah. Ia tidak suka bagaimana Alex menomorsatukan Rachel akan segalanya, selalu Rachel dan Rachel. Bahkan tak cukup sampai disitu, Rachel selalu saja menceritakan segalanya tentang dirinya dan Alex kepada Bella ketika mereka bersama. Ah! Bella bahkan nyaris muntah.

Tapi sepertinya tidak untuk saat ini. Rachel dan Alex mulai saling menjauh. Dan Bella menyukai itu.

Jahat? Iya. Bella tidak ragu untuk berbuat jahat. Termasuk pada sepupunya sendiri.

Dia tidak peduli.

Bella sudah terbiasa untuk hal ini. Apa yang ia inginkan, harus ia dapatkan. Sekarang, dia menginginkan Alex dan ia harus mendapatkannya, bagaimana pun caranya. Termasuk menyakiti sepupunya sendiri. Dan sepertinya, Bella harus berterima kasih kepada Rafael. Berkat ia. Semua yang inginkan akan segera ia dapatkan.

Gila memang. Tapi inilah Bella Smith.

Yang ia pikirkan saat ini hanya tinggal membuat Alex mengatakan "I love you" padanya, membuat Alex mengungkapkan rasa, hingga pria itu mengajaknya untuk bersama dan semuanya telah selesai.

Seringai dibibir Bella semakin melebar.

Gue nggak peduli. Bahkan jika itu harus membuat gue nyakitin sepupu gue sendiri. Alex harus menjadi milik gue. Tidak ada yang bisa mendapatkannya. Tidak. Bahkan jika itu adalah Lo, Chel.

■■■

Hai guys... Naya datang lagiiii...
Tetap dengan kalimat yang sama :
Vote dan commennya ditunggu guys...

Follow instagram Naya dong, usernamenya @nailaattaya

Maaf✓Where stories live. Discover now