06. Hadiah Tuhan

3.2K 131 2
                                    

Bagi Rachel, masalah adalah Hadiah Tuhan untuknya. Pemikiran yang gila memang. Tapi itu adalah kenyataannya.

Mengapa dia berpikir seperti itu?

Awalnya tidak, dia bahkan menjudge apa yang namanya masalah. Itu awalnya. Namun, pemikiran itu terpatahkan. Bagi Rachel, karena adanya masalah dia bisa berpikir lebih dewasa, dia bisa belajar dari masalah yang menimpanya, dia bisa tahu bagaimana dia memecahkan teka-teki yang Tuhan kirim ke dia.

Sekarang lihat! Berkat masalah yang menimpanya, dia bisa lebih dekat dengan sahabatnya itu.

Alex.

Satu nama namun sejuta arti bagi Rachel.

Dengan ini dia bisa belajar lebih banyak, memperbaiki kesalahannya dan memastikan dia tidak melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.

●●●

"Chel, pulang nanti lo ada acara nggak?" Tanya Alex pada sahabatnya itu.

"Hmm..." Gumam Rachel dengan mode berpikirnya.

'Shit' maki Alex pada dirinya sendiri. Rachel dalam mode seperti itu sangatlah imut + manis + lucu + ngegemesin + OMG!!! Alex nggak bisa mendefinisikan lagi. Intinya mode seperti itu nggak boleh Rachel perlihatkan pada orang lain selain dia! Titik!!

"Kelamaan!!!!" Ujar Alex seraya mencubit hidung Rachel

"Auuu!! Sakit bego!!" Kata Rachel dengan wajah kesalnya.

'Oh Bumi... Telan gue sekarang!!' Rintih Alex pada dirinya

"Jangan pasang wajah kayak gitu, pengen muntah gue!" Ujar Alex berbohong. Tidak mungkin kan dia jujur kepada Rachel jika wajah itu tidak baik untuk kesehatan jantungnya? Jangan gila! Yang ada malah Rachel akan menertawainya.

"Lah, wajah gue emang kayak gini" Rachel mencoba membela dirinya

"Bodoh!"

"Hei! Hei! Lo ngatain gue bodoh?! Sialan lo! Bego, monyet asem kepedean!" Ujar Rachel tidak terima

"Nih kambing dibilangin malah nyolot!"

"What? Kambing? Are you crazy? Lo tuh!! Monyet asem bego!"

"Hello? Mana ada monyet ganteng kayak gue? Lo tuh kambing jaman! Jarang Mandi!!"

"Ya!!!!! Monyet sinting, gila, miring, nggak ganteng, nggak waras, nggak kece, kere, sok cool padahal cupu, nggak laku, jomblo seumur hidup, jomlo nggak punya modal, jomblo sekarat, suka tidur mulu kayak kebo, gue sumpahin lo!!!" Ucap Rachel menggebu-gebu, dia tidak terima dengan ucapan Alex yang mengatakan dia JaMan (Jarang Mandi).

"Hahahhahahahahahaha" Tawa Alex menggelegar "Wajah lo Chel, merah banget, kalah kepiting kesukaan mama gue" Ejek Alex dengan masih dalam kondisi tertawa.

Hal itu malah membuat wajah Rachel makin merah.
"Ya! Alex bego gilaaa!!!!!!" Teriak Rachel.

Alex yang tahu bahwa dia dalam kondisi terancam, sontak saja melarikan diri.

"Berhenti lo bego!!!" Panggil Rachel seraya mengejar Alex.

Aksi kejar-kejaran itupun tak dapat dihindari.

●●●

"Hah hah hah hah hah"

Itu adalah helaan napas dari sepasang sahabat ini. Setelah lelah berlarian mengelilingi sekolah entah berapa kali putaran, mereka pun duduk di atap sekolah.

Sebenarnya ini bukan kehendak mereka, cuman si Alex bersembunyi dari kejaran Rachel di atap ini. Nah, berbekal otak cerdasnya, Rachel mengetahui kedok dari sang mangsa. Otomatis, mereka dipertemukan diatap ini.

Jadi, karena udah ketangkap, dan keduanya lelah untuk turun kebawah, maka mereka memutuskan untuk berdiam diri disini.

Berterimakasihlah kepada Komite sekolah yang mengadakan rapat. Hal itu membuat para siswa-siswi merdeka.

"Chel." Panggil Alex memecahkan keheningan di antara mereka

Rachel tidak menoleh, tatapan lurus ke depan dan menjawab dengan ketus.
"Apaan?"

"Cieeee ngambek."  Goda Alex dengan sengaja mencoleknya.

Rachel berujar kesal
"Apa sih colek-colek, lo pikir gue sabun colek? Dasar gila!"

Alex tertawa, dan dengan masih berusaha meredam tawanya ia berujar.
"Chel, gue serius nih."

"Bodoh!"

"Cheellllll." Ujar Alex disertai nada merengek. Oh jangan lupa puppy eyes andalannya. Dan Alex tahu, Rachel tidak akan pernah bisa menolak puppy eyesnya.

"Fine! What?"

Lihatkan?!

"Nah gitu dong" Jangan lupakan seringai iblisnya Alex, kawan.

"Hn" Rachel hanya membalasnya dengan putaran mata bosan.

"Hehehe.."

Rachel mendengus melihat wajah Alex yang benar-benar minta di tabok.
"Cepetan! Gue masih kesal ama lo"

"Lo nggak bakalan ngambek ke gue lama." Ujar Alex penuh percaya diri.

"Kepedean."

"I know about that! If you forget it!"

"And i don't care about that!"

"Huh!"

"Apa yang ingin lo sampein ke gue?" Tanya Rachel penasaran.

Alex tak menoleh kepada kepada Rachel, dia balik menatap ke depan.
"Lo ngambek ke gue, untuk apa gue bilang ke lo"

Alex benar-benar pintar membuatnya penasaran. Cih dasar.
"Lex."

"Do i know you?" Tanya Alex dengan nada menyebalkan

"Fine! Gue pergi"

"Rachel." Panggil Alex refleks ketika perempuan itu sudah bangkit.

Rachel berbalik dengan wajah kesalnya.
"Ini siapa yang marah coba?!"

"Hahaha"

Terkadang Rachel ingin menelan sahabatnya ini hidup-hidup. Tapi apalah daya, ini memang Hadiah Tuhan untuknya.

"Chel" Panggil Alex lagi.

"Hn?"

"Lo udah nggak marah ke gue, kan?"

Pertanyaan bodoh, Alex! Rachel mendengus sebelum balik bertanya
"Emang gue bisa?"

"Nggak!" Jawab Alex diakhiri dengan kekehan andalannya.

"Udah tahu kenapa lo nanya?"

Alex menjawab sambil menaikturunkan alisnya.
"Untuk memastikan."

"Bego."

Alex tak perduli, ia kemudian mengajak Rachel.
"Nanti malam, kita jalan yuk."

"Ngajak kencan?" Tanya Rachel balik bercanda.

"Kepedean neng."

"Hahahaha" Rachel tertawa melihat Alex yang mengelak dan salah tingkah disaat bersamaan.

"Udah, pokoknya nanti malam kita jalan!" Putus Alex sepihak walau ia yakin Rachel tidak akan menolak.

"Terserah lo."

"Fine, kita jalan!"

Tanpa keduanya sadari, ada yang menguping pembicaraan mereka.

'Sialan'

■■■

Siapa yang nguping?
Siapa? Siapa?
Penasaran? Tunggu di chapter selanjutnya yaa...

Gimana guys?

Vote and commentnya ditunggu guys...

Follow instagram Naya dong, usernamenya @nailaattaya

Maaf✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang