17. Tentang Teman Baru dan Dia

2K 95 4
                                    

Sekolah baru pasti bakalan dapat teman baru. Rachel merasakan itu. Dia bertemu dengan teman-teman baru disini. Terspecial untuk teman-teman pertamanya. Clara, Jesica, William, dan Kris. Ada rasa bahagia yang mengalir di hati Rachel saat bersama mereka. Bagaimana cara mereka berinteraksi membuat dia kagum.

Bagaimana tidak?
Kalimat yang selalu mereka ucapkan berupa umpatan, hinaan, ejekan, dan hal-hal yang serupa dengan itu. Bukan kalimat pujian, kalimat manis, dan yang menyenangkan hati.

Apa arti semua itu?

Mereka seperti punya cara sendiri untuk bisa memberi tahu bahwa mereka saling menyayangi. William yang suka usil dan jahil selalu menjadi hiburan dengan Jesica yang galak dan sering menjadi terget aksi jahil William, Clara yang galak dan Kris yang berlidah tajam selalu berhasil membuat suasan ramai.

Ah, Rachel makin merindukan seseorang.

"Oh ya Chel. Lo dari Prasetya ya?" Tanya Kris tiba-tiba.

Rachel sedikit tersentak karena sesaat larut dalam pikirannya sendiri.
"Hm? Iya."

"Gilaaa! Itu bukannya sekolah baru Alex?!" Teriak William heboh

Deg!!!

Bagai disambar petir, Rachel menegang ditempat. Mendadak ia kaku.

Nama itu lagi.

Dari sekian banyak siswa Prasetya, mengapa harus orang itu?! Tapi, tunggu. Sekolah baru? Murid pindahan berarti kan? Apakah Alex yang dimaksud mereka sama dengan seseorang yang muncul dalam pikirannya?

"Bener! Kenapa gue baru ingat sekarang?! Tumben otak lo encer, Will?" Jesica berkata dengan antusias, tak lupa diakhiri dengan ejekan untuk William

William mendengar kalimat akhir wanita itu.
"Otak gue emang encer dari sononya, lo nya aja yang baru nyadar! Emang elo yang otaknya kesumbat?!" Balas William

"Makasih, gue emang yang paling indah kok. Nggak usah muji gitu" Jelas Jesica yang sebenarnya malah berbanding terbalik dengan apa yang diucapkan William

"Ya Tuhan!!" Willian mengusap dadanya sebagai isyarat kalau ia harus bersabar.

Rachel memperhatikan interaksi mereka, sesaat ia terkekeh pelan. Menjadi hiburan tersendiri saat melihat mereka saling membalas ucapan masing-masing. Namun, itu tak berlangsung lama.
Karena sekali lagi, ia diingatkan pada satu nama yang sangat ia hindari.

"Udah becandanya, fokus ke Rachel dulu." Ujar Clara menghentikan aksi ejek-mengejeknya William dan Jesica

"Siap" William dan Jesica berseru kompak.

"Jadi, Chel. Lo kenal ama Alex nggak?" Tanya Kris.

Sepertinya Kris adalah orang yang to the point. Dan sekali lagi, pertanyaannya membuat Rachel menegang. Bisa nggak sih Kris ngomongnya pake prolog gitu, basa-basi. Jiwa Rachel tak siap dengan nama itu.

"A-lex?" Ulang Rachel hati-hati.

"Santai aja, Chel. Kris mah orangnya ke gitu. Nggak ada basa-basinya" Kata William mencairkan suasana.

"Iya, Chel. Santai aja. Gue nggak gigit orang kok" Kris mencoba bergurau.

Rachel tersenyum kecil.
"Gue tau."

Bukan Kris yang membuat Rachel menegang, tapi nama yang Kris tanyakan yang membuat Rachel menegang.

Ada apa dengan mereka sebenarnya?

"Eem" Gumam Rachel menyita perhatian teman-temannya.
"Siapa yang kalian maksud?" Tanya Rachel memperjelas.

"Alex." Ulang Clara.
"Alexandre William."

Pupus sudah harapan Rachel yang berharap bahwa Alex yang dimaksud adalah orang berbeda. Namun, sudah terjawab. Mereka adalah orang yang sama.

Rachel pindah kesini untuk menghindarinya, bagaimana bisa orang itu selalu mengikutinya hingga kesini. Apa Alex tak mau Rachel tenang?

"Kalian kenal dengan A-alex?" Tanya Rachel hati-hati.

"Bukan hanya kenal, Chel. Lebih dari itu malah" Ujar Jesica bersemangat.

"Gini, Chel. Kita berempat ditambah Alex adalah sahabat. Mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA bareng mulu. Kita bahkan dikenal dengan istilah 5 Serangkai." Clara tertawa saat menjelaskan itu.

"Terus kenapa dia pindah?" Rachel berusaha agar tak menyebut nama itu. Penasaran juga dengan alasan pria itu pindah.

"Ikut nyokap, Chel. Berat tahu saat mendengar ia pindah. Bahkan gue sampai nangis bombay" Willian menjelaskan disertai gaya seolah-olah ia akan menangis.

"Najis lo!" Umpat Jesica yang dihadiahi jitakan oleh William

"Kalian masih saling menghubungi?" Tanya Rachel. Rasa ingin tahunya memuncak tiba-tiba

"Syukur-syukur masih. Tapi sudah tak sesering dulu. Seminggu paling 3 atau 4 kali kita saling tukar kabar. Kali dalam artian hari loh, Chel. Bicarain dia, tiba-tiba gue malah kangen ama tuh bocah." Ujar Kris diakhiri dengan senyum yang sarat akan rindu.

"Gimana kabarnya disana? Kalian akrab?" Tanya Clara penasaran.

Lebih dari sekedar akrab, Ra

Rachel menunduk, pura-pura sibuk dengan nasi ayam dihadapannya.
"Dia baik. Iya, kita cukup dekat"

Clara tersenyum senang
"Baguslah. Jadi lo bisa ceritain dong gimana dia disana?" Bujuk gadis itu bersemangat.

Rachel terdiam. Mematung di tempat mendengar ucapan teman barunya itu. Menceritakan tentang dia?! Apa yang harus ia ceritakan? Tentang dia bersahabat dan jatuh cinta pada sahabatnya sendiri tetapi orang yang dicintai bersama saudaranya sendiri?

HAHAHAHA!

Wow.. Takdir sudah gila!

Heol..
Hubungan seperti apa yang takdir ciptakan pada gue sekarang?! Ngehindarin si doi, ehk malah bertemu dengan sahabat-sahabatnya si doi.

■■■

Waw....
Ternyata mereka sahabatan. Bagaimana bisa Takdir menciptakan adegan seperti ini?

Follow instagram Naya dong, usernamenya @nailaattaya

Maaf✓Where stories live. Discover now