part 11

3.3K 149 0
                                    

Happy reading guys...

"Akh... leher gue sakit banget" rupanya aku tertidur dalam posisi duduk. Ku lihat sekelilingku. Ini mirip dengan gudang yang ada di mimpiku. Aneh sekali, apa ini mimpi. Ku cubit tanganku terasa sakit, apakah ini nyata ?. Ketakutanku menjadi kenyataan.

"Haha... lo udah bangun bitch ?" Itu rita, dan seseorang tampak berjalan di belakangnya, orang itu adalah fina.

"Lo yang bitch..." aku membalas dengan suara yang tak kalah meremehkan.

"Beraninya lo sama gue... haha... lo bentar lagi akan mati. Haha... kalo gue ga bisa dapatin mario, maka lo juga ga bakalan bisa. Jadi kita impas" rita mulai mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya. Dia mulai mendekatiku. Tidak.. apa dia ingin membunuhku ?

"Tidak..  apa yang kau lakukan" rita semakin mendekat, aku takut apabila dia benar-benar menggoreskan pisau tersebut padaku.

"Fin.. fin.. tolongin gue fina..." aku memohon pada fina.

"Kau... memohon padanya ???... dia tidak akan menolongmu. Kau tahu siapa yang menerormu selama ini. Dia... dia yang melakukan semua itu" rita menunjuk fina. Apa fina, kenapa dia tega melakukan ini semua ?.

"Fina bilang sama gue kalo yang dikatakan bitch itu ga bener. Lo sahabat gue, ga mungkin lo ngelakuin ini semua. Ga mungkin kan fin ?"

"Itu semua bener.. hahaha... itu semua gue yang lakuin. Dari tikus mati yang ada di dalam laci lo sampai sms yang berisi ancaman itu gue semua yang kirim" fina mulai mendekat.

"Lo tau kenapa gue lakuin itu semua bitch ?" Dia mencengkram daguku.

"Lepasin fin.. sakit.." aku meringis. Cengkraman fina benar-benar menyakitkan.

"Haha... sakit lo bilang. Itu ga sebanding sama rasa sakit yang kakak gue rasain karna lo udah rebut mario dari dia"

"Gue ga rebut dia fin sumpah, lo ga ingat yang gue ceritain kemaren sewaktu gue di jodohin sama mario ?" Fina tak mendengarkan penjelasanku. Dia perlahan menjauh.

"Gue serahin sama lo aja kak, terserah lo mau apain ni orang" kata fina kemudian pergi berlalu.

"Fin... fina...." teriakku, dia tidak mendengarkannya dan semakin berjalan menjauh. Rita perlahan mendekat. Dia mengelus pipiku, aku langsung menggeserkan kepalaku, tak rela wajahku di sentuh olehnya.

"Mulus juga pipi lo, gue bakalan bikin pipi mulus lo jadi buruk rupa. Haha.." dia membuatku ketakutan, mario... farrel... dava... tolong mirna... teriakku dalam hati.
Rita mulai mendekat.

"Aww..." "itu buat rasa kesal gue".
"Akh..." "itu buat rasa bahagia gue".
Rita menggores tepat di pipi kiri dan kananku. Rasa sakitnya menjalar di sekujur tubuhku. Ya tuhan ini sakit sekali, kenapa kau memberikan cobaan seperti ini ya tuhan.

Rita tersenyum penuh kemenangan dan bersiap mengayunkan pisau, sepertinya ini adalah akhir hidupku, aku mengingat semua kenangan indah yang pernah aku lalui selama ini. Aku tersenyum saat mengingatnya.

"Itu semua harus di balas dengan kematian lo bitch..."

"Akh...." jeritku.
rita menancapkan pisaunya tepat di perutku.

"Jangan bergerak... "  rita yang terkejut dengan kedatangan polisi ingin berlari, tapi terlambat polisi-polisi tersebut sudah mengepungnya. Dari kejauhan aku melihat mario berlari kearahku.

"Mirna... mirna... kamu ga apa-apa ?" Aku tersenyum melihatnya. Ku elus wajahnya dengan sebelah tangan. Karena tanganku yang satu menahan darah yang keluar dari perutku.

"Ma...rio... kau.. su..dah.. datang..." kataku terbata-bata, darah di perutku semakin menguncur.

"Mirna ku mohon bertahan" mario menitikkan air matanya.

"Akh...ku... pa...mit..." kataku tersenyum. Setelah itu gelap yang ku rasakan. Apa aku sudah mati ?...

....

Author pov

Mario terlihat benar-benar frustasi saat ini... ia terus-terusan menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa mirna.

"Sudahlah mario... ini bukan kesalahanmu. ini semua cuma kecelakaan. Lebih baik kita semua berdoa untuk kesembuhan mirna." Nyonya robert menasihati mario, walaupun dirinya sendiri juga sedih menerima kenyataan bahwa anaknya sedang meregang nyawa. Dokter juga bilang untuk mirna bertahan hidup sangat kecil. Mario pun mengikuti saran tersebut. Dia tak berhenti-henti meminta kesembuhan mirna pada tuhan.

Flashback on

"Kak mario...  sini bentar ada yang mau fina omongin" mario yang penasaran pun mengiyakan saja.

"Malam ini rita ulangtahun, dia rencananya akan mengadakan pestanya di klub xxx. Dan dia juga berencana membawa kakak untuk di perkenalkan sebagai pacarnya sama semua orang. Aku mohon ikuti semua yang di mau oleh rita"

"Maksud kamu ?, aku ga mungkin melakukan itu semua" mario menolak.

"Itu semua rencana rita buat celakain mirna, soalnya dia tau kalo kami malam ini akan pergi ke klub"

"Apa ???  Kalian akan pergi ke klub malam ini?" Mario memotong perkataan fina.

"Kak.. tolong jangan potong omongan aku dulu. Jadi di situ rita pengen bikin mirna cemburu dan membuatnya keluar dari klub dan tersesat. Di situ dia akan mulai rencananya untuk celakain mirna"

"Kakak ga bisa fina. Soalnya itu sama aja bahayain mirna" mario tetap menolak permintaan fina. Fina menghela nafas, ia mencoba sekali lagi meyakinkan mario tentang rencana ini.

"Kak... aku mau tanya, kakak pengen kan rita masuk penjara, ataupun lari dari kehidupan kakak ?"

"Iya sih, tapi apa harus ?"

"Ya harus dong kak. Setelah itu besok kita cegat dia dan membawa anggota polisi juga"

"O.k. tapi apa kau yakin rencana ini akan berhasil ?" Tanya mario, ia masih ragu dengan rencana ini.

"Huh... kakak percayain aja semuanya sama aku, dan kakak cukup lakuin apa yang aku bilang. O.k"

"O.k"

Pagi setelah insiden di klub, mario beserta anggota polisi yang di bawanya mengepung gudang yang digunakan untuk menyekap mirna. karena keterlambatan kode yang di berikan oleh fina, rita berhasil menusuk mirna sebelum mereka masuk.

Mario yang melihat mirna berlumuran darah segera berlari ke arahnya.

"Mirna... mirna... kamu ga apa-apa ?"  Mirna tersenyum melihatnya. Dia mengelus wajah mario, memperhatikannya dengan seksama.

"Ma...rio... kau.. su..dah.. datang..." katanya terbata-bata, mengabaikan darah di perutnya yang semakin menguncur.

"Mirna ku mohon bertahanlah" mario menitikkan air matanya.

"Ak...ku... pa...mit..." mirna tersenyum. Mengatakan seolah-olah dirinya akan pergi untuk selama-lamanya. 

Dan kemudian tak sadarkan diri. Mario yang panik langsung menggendong mirna ala bridalstyle ke mobil. Dan melesat menuju rumah sakit terdekat agar mirna cepat mendapatkan pertolongan supaya ia dapat bertahan.

"Dok.. bagaimana keadaan tunangan saya." Dokter tersebut mengelus punggung mario seolah-olah menguatkan mario.

"Tunangan anda sudah melewati masa kritisnya, dan sekarang koma. Kemungkinan dia untuk sembuh sangat kecil. Jadi banyak-banyaklah berdoa untuk kesembuhannya, setelah mengatakan itu dokter itu pergi. Badan mario meluruh ke lantai, ia merasa dunia saat ini jahat padanya, karena orang yang dia sayang harus mengalami hal seperti ini.

Flashback off

Thanks for reading
Don't forget to votment.
See you next part😘😘😘

9 desember 2017

My Love Story (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang