part 2

6K 235 1
                                    

Happy reading guys...

Mirna pov

"Ngapain lo senyam-senyum gitu ? masih waraskan mbak" tanya Fina sambil melambai-lambai kan tangannya di depan wajahku.

"Lo Mirna sahabat gue kan, bukan jin hantu kek di film horor yang biasa adek gue tonton semalam kan ?" kata Nanda dengan mengoncang-goncangkan bahuku.

"Aish... lo berdua ngapain sih. Jelaslah ni gue Mirna, gaje banget lo berdua" geramku pada mereka karena mengganggu lamunanku.

"Ye... lo yang gaje. Senyam-senyum sendiri kagak jelas" kata Fina sambil menonyor kepalaku.

"Biasa aja ya neng, ga usah tonyor-tonyor kepala gue juga dong. Temen lagi seneng malah digangguin". Dumelku pada Fina.

"Emang lo seneng abis ngapain" tanya Nanda padaku.

Flashback on

"Mirna ikut keruangan saya" kata pak Gerry.

"Baik pak" kataku

Saat didalam ruang BK ada pangeran tampan duduk di sebelah meja pak Gerry. Ganteng banget coi, tapi kek ga asing ni wajah, siapa ya kira-kira.

"Duduk disini" perintah pak Gerry yang menyadarkanku dari lamunanku. Aku segera duduk di bangku yang di tunjuk oleh pak Gerry.

"Mario kamu bisakan urus siswi ini sebentar. Saya ada urusan ke ruangan kepala sekolah. Hitung-hitung ini tugas pertama kamu sebagai guru magang" kata pak Gerry pada orang tersebut.

Oh aku ingat, ternyata dia adalah mahasiswa yang ada di foto tadi. Aslinya lebih tampan dari foto.

"Baik pak" kata my future husband.

"Nama kamu siapa" tanyanya tegas. Eh... buset ni orang kok ga ada lembut-lembutnya ya.

"Nama saya" saat aku mau menjawab dia memotong perkataanku.

"Crystaline Famirna R. Sudah 213 kali tercatat dalam buku kasus selama satu tahun terakhir" katanya yang membuat harga diriku turun di depan cowok setampan dia.

'Malu kan lo' kata hatiku mengejek.

"Baik, perkenalkan nama saya Mario Raffeldi W saya guru magang baru disini." Katanya memperkenalkan diri.

"Boleh minta pin BBM nya ga pak" tanyaku dengan puppy eyes andalanku, tetapi dia tidak mengubrisnya.

'sakit hati dedek abang cuekin😭, sabar neng, sabar. Mungkin belum saatnya'.

"Kamu saya tugaskan untuk merapikan buku-buku yang ada di ruangan ini, dan saya akan mengawasi kamu dari sini" katanya tegas.

"Sebanyak apapun bapak tugasin saya, saya terima kok pak asal bapak yang ngawasin" kataku malu-malu. Tapi dia tidak mendengarnya. Dia justru sibuk berkutat dengan laptopnya. Memangnya laptop itu lebih menarik dari pada aku yang cetar membahana ini (PD-an banget lo😑).

Sambil aku membersihkan buku-buku ini, diam-diam aku juga memperhatikan karya Tuhan yang satu ini dari balik rak buku. Saat sedang asik memperhatikan, tiba-tiba aku di kejutkan oleh suara handphone yang berbunyi.

My Love Story (Selesai)Where stories live. Discover now