part 4

4.5K 199 2
                                    

Happy reading guys

Mirna pov

"Huh... fresh banget muka gue.."

"Iya ni Nan, muka gue juga lebih fresh sekarang, yang paling penting ni mata ga sebengkak tadi, lumayan besok ke sekolah ga pake kacamata hitam" timpalku pada Nanda.

"Eh benter, gue lupa kasih tau
Farrel kalo kita udah selesai, tunggu bentar ya gue kasih tau Farrel bentar" ucapku pada Nanda dan Fina.

"Oke"

.....

Hari ini aku sekolah seperti biasa, berusaha untuk melupakan kejadian kemarin. Saat aku melewati ruang BK aku mendengar suara yang tidak asing di telingaku sedang tertawa bersama seorang wanita. Karena penasaran, aku mengintip dari jendela. Walaupun tindakan ini salah, tapi bodo amat. Di dalam sana terlihat seorang wanita duduk di pangkuan pria. Lho, itukan Mario. Mario cui, tunangan gue. Saat aku ingin masuk kedalam ruangan tersebut ada yang memanggilku.

"Mirna, lo di suruh pak Rusdi ke ruang osis sekarang"

"Iya, ntar gue ke sana" jawabku. Ada apaan sih pak Rusdi, padahal guekan bukan anggota osis. Udah sengklek ni guru.

Tok..tok..tok...

"Masuk" intruksi seseorang dari dalam.

"Ada apa ya pak manggil saya ?" Tanyaku.

"Oh, begini Mirna, kamukan tahu kalau minggu depan sekolah kita mengadakan pensi jadi saya ingin kamu menjadi ketua panitia untuk pensi bulan depan. Saya juga sudah pilihkan anggota panitia lainnya untuk membantu kamu. Nanti kalian akan di bimbing oleh pak Mario" jelas pak Rusdi.

"Pak Mario, maksud bapak guru magang itu ?"

"Iya, saya lihat dia sepertinya bisa di andalkan"

"Tapi pak ?" Saat aku ingin protes.

"Tapi apa lagi sih Mirna, sudah saya tidak mau dengar tolakan dari kamu. Ini nama-nama anggota panitianya. Saya percaya sama kamu" ucap pak Rusdi sambil memberikan kertas yang berisi nama-nama anggota panitia. Huh, kalau sudah begini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Baik pak, saya permisi dulu" pamitku.

.....

"Kok lesu amat neng, lagi ada masalah ya ?" Tanya pak Usman, tukang kebun keluarga saat aku sampai di rumah. Hari ini aku tidak pulang dengan Farrel, dia ada latihan basket hari ini.

"Iya nih pak. Bapak mau ga jadi temen curhatnya Mirna?, mau ya pak..." kataku membujuk pak Usman.

"Iya neng, tunggu kerjaan bapak selesai, ini dikit lagi. Ntar kalo ga di selesain, nyonya besar marah"

"Siap pak, ntar di gazebo ya pak".
"Oke non".

.....

"Masa dia tega sih pak sama saya.. hiks. Kan saya ga terima di gituin..hiks., dia itu tunangan saya pak. Tapi bemesraan sama orang lain. Huaaaa...."

"Sabar neng, baru gini. Saya juga dulu pernah ngalamin yang kayak beginian. Saya malah lebih parah lagi, neng bayangin aja saya sampai di tinggalin nikah sama tunangan saya. Itu rasanya sakit banget neng" tak terasa air mata keluar dari mata pak Usman.

"Ni pak tisue, maaf ya pak saya ga bermaksud.." kataku mulai merasa bersalah.

"Ini bukan salah neng kok. Kok saya jadi cengeng ya. Haha" tawa pak Usman yang membuatnya terlihat aneh karena menangis sambil tertawa.

.....

"Van, tolong lo bilang ke ketua eskul seni dan eskul drama sama ke masing-masing ketua kelas untuk mempersiapkan penampilannya buat pensi bulan depan. Masing-masing kelas wajib menampilkan satu penampilan dan untuk eskul seni minta mereka untuk menampilkan tarian kolosal kemudian untuk eskul drama minta mereka untuk menampilkan drama kolosal" pintaku pada salah satu anggota panitia.

My Love Story (Selesai)Where stories live. Discover now