Talak!

5.3K 281 20
                                    

Anjar Sudah sehat, ku Antar simbah dan cucu nya itu ke rumahnya.  Sungguh memprihatinkan melihat Rumah mereka,
"anjar jangan ngamen dulu ya! " kataku ketika kami duduk di teras rumahnya.
" iya om! " sahutnya
" mbah Besok senin Saya kesini lagi, sekalian nganter anjar kontrol ya! "
" Terimakasih ya mas! "
Aku tersenyum dan berpamitan.

Begitu masuk ke pekarangan Rumahku, Aku melihat brio hitam parkir.

" hmmm riani pulang rupanya! "

Aku membuka pintu dan disambut dengan Muka garangnya, ada apa lagi ini?

" Kurang apa lagi sih mas, Kamu mempermalukanku? " teriak nya.

Aku Masih dingin menatap nya.

" Terserah Kamu Kamu tidur dengan berapa wanita, Terserah!! Tapi Kenapa sih harus selalu Jadi Bahan omongan?? Malu Aku mas! Malu!! Dan janda ini lagi!!! Kawini Saja Sana mas!! Aku Rela!! "

Aku Masih ga paham apa yang dia katakan,  Aku mengabaikannya hendak berjalan masuk ke Kamar.
Riani makin Marah dan menarik baju ku,

" Aku Capek riani!! Meladeni kemarahanmu!! Aku Capek!! "

" Baca ini!!!! Lihat ini!! Memalukan!! " katanya sambil melempar sebuah Koran lokal.

DYARR!!!  Ada gambar ku sedang merangkul inge, perkelahian kemaren antara rangga dan mantan suami inge.

" Kurang bukti apalagi sekarang mas?? Aku Diam! Aku menjauh! Tapi kamu mempermalukanku!! Masih Kurang kasus video kemaren kah?? Kamu sibuk ngurusi lonte itu sampe menelantarkan istri dan Rumah tangga mu?? "

PLAK!! Pertama kali nya Aku menampar seorang wanita dan kami terkejut, Aku terkejut dengan tindakanku, apalagi riani, dia makin Marah membara.

" dek, maaf! Mas.....  " Aku kehabisan kata

" terlalu Kamu mas!! Terlalu!! Kamu Memilih janda itu dibanding Aku?? "

" Diam Kamu dek! Sabar ku bisa Habis lagi, duduk!! " perintahku.

Riani ganti terkejut.

" Aku Capek, Aku lelah seminggu ini ngurusi Rumah sakit..

"iya, ngaku kan Kamu!! Ngurusi lonte itu kan Kamu!!! " cerocosnya.

" namanya inge, dia bukan lonte!! Dia ibuk yang baik dan yang jelas dia bukan pembohong Seperti Kamu!! " kataku tak sabar lagi.

Riani menangis,

" sembilan tahun Lebih mas, Aku mengabdi Untuk mu, Walo Aku tak mencintaimu demi bapak Ibukku, Aku Rela menikah dengan mu, Aku hormat dengan mu sebagai imam dan kepala Rumah tangga Kita, tapi Kamu membalas ku dengan begini mas?? "

" Kenapa baru sekarang Kamu bilang tak cinta ri?? Aku paham sekarang Kenapa Kamu menyembunyikan rahasia itu! Kamu Lebih penting menyelamatkan Muka mu sendiri, dibanding membahas dengan hati ke suami mu ini, ya Aku paham.. Karena Kamu tak pernah mencintai ku!! "

Balas ku sinis,

" Halah, apa sih artinya cinta, tanpa cinta pun Aku bisa mengabdi kan buat Keluarga mu, ngurusi Dua adekmu, ibuk mu! Masih Kurang mas? " Tanya nya dengan garang, seperti bukan riani, istri yang selama ini kucintai.

" dek, sudah sepertinya Kita memang Sudah tak bisa bersatu lagi! Aku Akan cerai kan Kamu!! " kataku pelan

" kalo aku enggak Mau??? Enak Saja!! Trus Kamu Akan enak-enak sama lonte itu!!"

"Jaga bicara mu riani!!! " kataku sambil menahan emosi.

" inge bahkan menolak cintaku, menolak lamaran ku karena dia tak Mau Jadi perusak Rumah tangga ku! "

JINGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang