Chapter 5 - Aaron

1.1K 34 14
                                    

Bonus buat readers di hari minggu😘😘 enjoy💕

#CharlottePOV#

Charlotte berusaha menenangkan diri setelah keluar dari ruang bandot itu. Kalau saja Charlotte tak ingat Mr.Dan adalah orang terpandang disini, sudah dipastikan dia takkan bisa melihat matahari terbit lagi besok. Tanpa sadar Charlotte hampir merobek jadwal pelajaran yang tak bersalah.

"Char itu jangan disobek. Yaampun kau ini." tiba tiba suara Emma membuyarkan lamunan Charlotte.

"Oh astaga." Charlotte kaget sekali. Untung saja Charlotte mendengar suara Emma.

Charlotte langsung melihat selembar kertas tak berdosa yang ada di tangannya. Masih utuh.

Jadwal itu menunjukkan bahwa Charlotte harus masuk kelas kimia pada pukul 8. Oke jam berapa sekarang?

"SHIT EM AKU TERLAMBAT!"

Charlotte segera berlari menyusuri lorong menuju kelas kimia.

Charlotte segera berlari menyusuri lorong menuju kelas kimia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: kelas kimia Charlotte

------

BRAK

Semua yang berada di kelas itu menatap Charlotte.

"Maaf aku terlambat pak." kata Charlotte gugup.

"Baiklah kalau begitu berdiri di luar. Dan jangan sampai terlambat untuk kedua kalinya." kata seorang pria yang menurut Charlotte adalah gurunya.

"Oh bagus sekali Charlotte. Terlambat di hari pertama kau masuk sekolah dan mendapat hukuman." Charlotte berbicara pada dirinya sendiri.

Charlotte berjalan dengan lesu dari kelas itu. "Hfffttt.." Charlotte mendesah.

Kenapa sial sekali nasib Charlotte hari ini. Hampir terlambat masuk sekolah. Nyaris tertabrak mobil. Digoda lelaki yang tak dikenal. Berhadapan dengan wanita yang tampaknya membenci Charlotte padahal Charlotte tak pernah bertemu dengannya.

Dan jangan lupakan kejadian dengan pria tua itu. Sekarang Charlotte berakhir dengan berdiri di lorong sialan ini.

Charlotte mengasihani dirinya sendiri sampai akhirnya Charlotte mendengar suara langkah kaki menuju ke arahnya. Siluet itu semakin lama semakin jelas. Terlihat sosok yang tak asing lagi.

Aaron.

"Sedang apa dia terburu-buru seperti itu?"tanya Charlotte dalam hati.

Rupanya ia terlambat masuk ke kelas kimia. Sama seperti Charlotte. Dan ku tebak nasibnya tak akan berbeda jauh dari Charlotte. Benar saja tak lama setelah Aaron sampai di kelas kimia. Aaron pun keluar dan menemani Charlotte di lorong.

Charlotte merasa canggung berdiri berduaan dengan Aaron seperti ini. Terlebih dia adalah lelaki yang Emma sukai. Sekarang Emma sedang berada di kelas seni.

"Hai.." Charlotte mencoba mencairkan suasana.

"Hai. Kau Charlotte kan. Pasti kau terlambat seperti ku. Memang Mr.Andy orangnya seperti itu. Siapapun yang terlambat akan bernasib seperti kita."

Ia ramah juga. Pikir Charlotte.

"Iya nih. Sekarang kita jadi ketinggalan pelajaran deh." kata Charlotte sambil tertawa.

"Ah kau sih tenang saja. Kudengar kau selalu mendapat peringkat pertama di kelas dalam berbagai mata pelajaran. Kalau aku, aku tak sepintar dirimu." balas Aaron.

"Kau bisa saja, Ron." Charlotte tersenyum.

"Oya ngomong-ngomong kenapa kamu pindah ke New York? Bukannya kamu harusnya di California ya setahu ku sih begitu dari terakhir aku dengar berita tentang mu di televisi." tanya Aaron.

"Soal itu, ayahku ingin membuka kantor cabang disini. Jadi yaa mau tidak mau kami harus pindah ke sini dan tentu saja aku harus pindah sekolah." Charlotte menghela nafas.

"Padahal aku kangen sekali dengan teman-teman ku di California. Aku sudah mencoba berbicara padanya kalau aku bisa menjaga diri ku sendiri. Tapi ya kau tahu lah tabiat seorang ayah terhadap anak perempuannya. Pasti dia takkan mengijinkan ku untuk tinggal sendiri disana."sambung Charlotte panjang lebar.

"Tapi aku sama sekali tidak mempunyai teman disini. Satu-satunya teman ku ialah Emma. Itu pun baru tadi aku berkenalan dengannya. Orangnya baik sekali dan ia mau mengantarku ke tempat Mr.Dan." jelas Charlotte sedih seraya menundukkan kepala.

Tiba-tiba saja air mata Charlotte mengalir mengingat semua sahabatnya di California. Charlotte rindu pada mereka semua.

Charlotte tak menyadari ketika perlahan tangan Aaron menghapus airmata dari wajah Charlotte dengan tangannya.

"Sttt.. Kamu jangan nangis.. aku mau kok jadi sahabat kamu." kata Aaron lembut.

"Benarkah?" Charlotte mendongakkan wajah dengan mata berbinar binar.

"Sahabat selamanya?"

"Selamanya" balas Charlotte sambil mengaitkan kelingking dengannya. Charlotte tersenyum. Aaron baik sekali. Emma pantas mendapatkannya.

----------------------------------------------------

Kok jadinya malah kaya friendzone ya😂

Please vote and comment :)
Happy reading all💗

xoxo

 Bad Boy's AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang