Chapter 7 - Sweet Memories

1K 23 2
                                    

Sesampainya Charlotte di lobby, Pak Danu sudah menunggu sambil membaca koran. Pria paruh baya itu tampak sedikit kebasahan karena berlari dari mobil ke sekolah. Terlihat dari payung basah yang berada di sebelahnya.

Charlotte menghela nafas. Andai Pak Danu adalah dad. Begitu perhatian dan hangat. Akan melakukan apa pun demi Charlotte. Ah tapi itu semua hanya seperti mimpi. Daddy adalah orang sibuk yang tidak mungkin mau melakukan hal tidak penting seperti itu untuk Charlotte. Masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan.

"Pak Danu ayo pulang!" seru Charlotte dari kejauhan.

Pak Danu menurunkan korannya dan melihat ke arah Charlotte.

"Baik non." kata Pak Danu sambil membuka payungnya.

Charlotte segera menghambur ke arah pak Danu dan berjalan menuju mobil. Saat berjalan tak henti-hentinya pak Danu merangkul Charlotte agar tidak kehujanan dan menuntun Charlotte ketika akan menyebrang jalan. Charlotte tersenyum miris. Andai pak Danu adalah dad. Bisa dibayangkan betapa senangnya Charlotte sekarang. Seperti 10 tahun yang lalu.

-----

FlashbackOn

"Dad apa hari ini kita jadi pergi ke taman bermain?" tanya Charlotte kecil dengan mata berbinar binar.

"Tentu sayang. Kita akan pergi. Tunggu mom dulu yaa dia sedang bersiap-siap." William memeluk Charlotte erat.

"Oke dad nanti Chalot mau beli cotton candy yah disana!". Charlotte merajuk pada dad.

"Iya sayang iya tapi nanti bagi dua sama dad kalau kau tak mau kehilangan gigi mu lagi." Daddy tertawa.

"Ih daddy itu kan Chalot juga akhirnya jujur." kata Charlotte sambil memajukkan bibir.

Charlotte ingat sebelum ini ia diam-diam menyeludupkan sekantung permen di kamarnya sendiri. Charlotte memakannya tiap malam. Alhasil, gigi Charlotte berlubang dan harus dicabut lima buah! Demi Smitty Werben Jaegermann Jensen

 Alhasil, gigi Charlotte berlubang dan harus dicabut lima buah! Demi Smitty Werben Jaegermann Jensen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note: Smitty Werben Jaegermann Jensen

Charlotte harus menahan sakit selama dua minggu gara gara dokter gigi sialan itu. Untung saja dia tampan.

Sejak saat itu Charlotte selalu jujur pada mom dan dad. Charlotte tak mau menjadi bayi ompong hingga ia mati nanti.

"Nah itu mom sudah siap. Ayo kita berangkat." Dad mengangkat Charlotte ke pelukannya.

"Yeyy main main main" Charlotte bertepuk tangan riang sambil memeluk daddynya.

Kami bertiga pun berangkat ke taman yang biasa kami datangi untuk ber family time di akhir minggu. Charlotte duduk di jok belakang mobil sambil melihat pemandangan yang begitu asri. Sementara mom dan dad bercanda ria di depan Charlotte.

Tak lama kami sampai di taman itu. Kami menggelar tikar dan mengeluarkan semua perbekalan. Menghabiskan waktu hingga matahari tak tampak lagi. Namun, tiba tiba hujan turun. Mom segera mengeluarkan payung dan menggendong Charlotte sedangkan dad membereskan barang barang kami.

Setelah itu Charlotte pindah ke gendongan daddy. Ia membawa payung dan mom membawa keranjang berisi tikar dan sisa perbekalan kami. Charlotte menadahkan tangan keluar sehingga butiran hujan itu membasahi tangan mungilnya. Begitu sejuk dan menenangkan. Berada dalam gendongan daddy dan pelukan mom yang hangat membuat Charlotte kecil tertidur saat itu. Sungguh keluarga yang harmonis.

FlashbackOff

-----

Tanpa sadar airmata Charlotte sudah menggenangi pelupuk mata dan lolos begitu saja. Charlotte kangen sekali masa masa itu. Masa dimana kedua orangtuanya begitu memperhatikan Charlotte dan tidak hanya meninggalkan setumpuk fasilitas dan uang pada Charlotte. Perhatian lah yang Charlotte butuhkan dari mereka.

"Non tidak apa apa?" pertanyaan Pa Danu membuyarkan seluruh kenangan bersama kedua orangtua Charlotte.

"Eh gapapa paa hahaha" Charlotte mengelap airmata yang mengalir di pipi nya.

"Non kangen sama tuan dan nyonya ya?"

Beliau memang sudah sangat lama bekerja pada keluarga Hadley. Sebelum kedua orangtua Charlotte sukses seperti sekarang, pak Danu sudah mengurus Charlotte dan kadang mengantar Charlotte jika daddy sedang sibuk.

"Iya pa saya kangen banget sama mereka. Ah tapi kan mereka pasti sibuk sekarang. Ayo pa itu mobil kita." kata Charlotte sambil tersenyum kecut.

Pak Danu menatap kasihan pada Charlotte. Pak Danu tahu betul remaja seperti Charlotte sangat butuh diperhatikan terutama oleh kedua orangtuanya.

"Non bisa anggap saya ayah non kok kalau non mau." kata Pa Danu.

"Memang sudah pak."Charlotte tersenyum seraya masuk ke mobil.

Mobil kami melesat menembus derasnya hujan di sore itu. Kenangan bersama kedua orangtua Charlotte terus menerus berputar dalam benak Charlotte. Charlotte merindukan mereka.

Sangat.

-----------------------------------------------------

Please vote and comment :)
Happy reading all💗

xoxo

 Bad Boy's AftertasteWhere stories live. Discover now