Chapter 19 - Her Girlfriend?

661 27 7
                                    

"Duduk."

Charlotte dan Jayden segera mengambil tempatnya masing masing di meja panjang ruang kepala sekolah itu. Charlotte duduk di sisi kiri Mr. Dan sedangkan Jayden di sebrangnya. Mr.Dan berdehem sebelum memulai pembicaraan.

"Tentu kalian sudah tau masalahnya mengapa kalian berada di tempat ini."

"Yes sir." kata Charlotte sembari menundukkan kepala. Charlotte masih menghormati dia walaupun pernah bersikap kurang ajar.

"Kalian harus ku keluarkan."

Mata Charlotte membulat penuh. Dia memegang telinganya untuk memastikan apa ia tidak salah dengar. Apa yang harus ia kata kan kepada kedua orangtuanya? Ia baru saja pindah kesini dan sudah dikeluarkan.

"Sir aku mohon itu adalah suatu ketidaksengajaan.. Aku mohon jangan keluarkan kami.. Aku berjanji untuk tidak seperti itu lagi.." Charlotte menatap Mr.Dan dengan penuh harap. Hanya dia yang bisa mengubah keputusan itu.

Sementara itu, Jayden hanya diam sambil mengangkat salah satu kaki nya ke kaki lainnya.

"Apa dia tidak waras? Atau sekarang dia tidak tahu kalau dia akan dikeluarkan?" kata Charlotte dalam hati.

Mr.Dan membetulkan pakaiannya dan melanjutkan ucapannya.

"Baiklah kalau begitu. Ini karena kau yang memohon, Ms. Hadley, saya akan memperingan hukumanmu."

"Apa itu hukumannya Mr.Dan?" tanya Charlotte antusias. Dia senang karena permintaannya dikabulkan.

"Kau Jayden cepat ambil sapu dan bersihkan seluruh penjuru sekolah ini sampai benar benar mengkilat."

"Kalau aku?" tanya Charlotte penasaran.

"Kau tunggu disini dan Jayden kau boleh melaksanakan hukumanmu."

Jayden keluar dari ruangan Mr.Dan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

#JaydenPOV#

Entah kenapa perasaannya tidak enak meninggalkan Charlotte dan Mr.Dan di ruangan itu berduaan. Jayden tahu betul bagaimana sikap Mr.Dan pada anak wanita yang cenderung memiliki badan seksi dan cantik seperti Charlotte.

-----

#Mr.DanPOV#

Mr.Dan sudah tidak bisa menahan lagi gairah yang memuncak ketika Charlotte masuk ke ruangan ini. Sama seperti ketika kami pertama kali bertemu. Dia begitu seksi. Mr Dan menatap Charlotte seperti singa yang siap menerkam mangsanya.

"Jadi apa hukuman ku Mr? Kenapa kau melihat ku seperti itu?" tanya Charlotte polos.

Mr Dan mendekatinya.

"Kau tak perlu melakukan apapun seperti yang dilakukan Jayden. Kau tahu apa yang harus kau lakukan." kata Mr Dan sambil melonggarkan dasi putihnya.

Charlotte mundur ketakutan.

"Tubuhmu selalu membuatku tak sabar untuk mencicipnya."

#CharlottePOV#

Mr.Dan terus berjalan mendekat.

"Oh tidak lagi. Kenapa pria tua ini begitu bergairah? Apa dia tidak bisa melampiaskannya pada guling di rumahnya?!" seru Charlotte dalam hati.

Namun tatapan Mr Dan begitu buas membuat Charlotte lemas tak bertenaga.

"Tuhan tolong aku.." Charlotte memohon dalam hati.

#JaydenPOV#

Jayden memutuskan untuk kembali ke ruangan Mr.Dan karena bayangan Charlotte terus berputar dalam pikirannya.

"Excu..." Jayden membuka pintu kayu berwarna coklat itu.

Jayden terbelalak melihat apa yang akan dilakukan oleh Mr.Dan terhadap Charlotte. Demi Tuhan apa yang ada di pikiran pria tua itu sehingga membuatnya lupa akan usianya yang sudah bau tanah.

BRAK

"Mr.Dan apa yang kau lakukan?!" seru Jayden setengah berteriak sambil memukul meja kaca yang tak bersalah.

Mr Dan menghentikan aksinya. Jayden melihat ada airmata yang mengalir di pipi Charlotte. Shit. Persetan dengan pria tua itu. Jika ia bukan kepala sekolah, Jayden bersumpah akan membunuhnya sekarang juga.

-----

Mr.Dan membetulkan dasi dan merapikan bajunya.

"Apa yang kau lakukan disini Jayden? Bukankah kau sudah ku suruh untuk membersihkan sekolah?" tanya Mr.Dan enteng seolah tak terjadi apa apa sebelumnya.

"Dan ku kira kau menyuruhku untuk melakukannya bersama dengan gadis SMA yang akan kau setubuhi." kata Jayden dingin.

"APA KAU BILANG? BERANI NYA KAU!"

"What? Aku berbicara sesuai kenyataan. Aku kembali ke ruangan ini dan kau sedang ingin menyetubuhinya." balas Jayden tetap pada posisinya.

"Kau..!!" tampak Mr.Dan ingin melayangkan tangannya ke arah Jayden.

"Tampar saja aku sir! Aku bisa saja melaporkan kelakuan busuk mu ke yayasan! Tapi mengingat kau ayahnya Marco, kau kali ini kumaafkan."

Mr.Dan menurunkan tangannya.

"Oya? Atau kau akan membeli sekolah ini lalu setelah itu memecatku?" tanya Mr.Dan sinis.

"Akan kulakukan jika kau menyentuh pacarku."

Charlotte menganga, sejak kapan ia menjadi pacar Jayden? Bahkan Jayden belum pernah berbicara banyak padanya. Enak saja dia mengaku ngaku. Charlotte tadinya ingin protes, namun jika ia protes maka ia akan tinggal di ruangan ini bersama kepala sekolah cabul itu.

Jayden melemparkan tatapan tajamnya ke arah Mr.Dan. Pria itu terlihat sedikit gentar dengan apa yang dilakukan Jayden. Jayden segera mengambil tangan Charlotte dan membawanya pergi dari ruangan itu.

-----

Punggung Charlotte masih bergetar saat dirinya dan Jayden duduk di bangku koridor. Ia masih menangis sambil sesegukan dan menggigit bibir bawahnya. Jayden mengepalkan tangannya. Dia sungguh tidak terima jika ada yang menyakiti Charlotte.

Jayden tidak tahu apa yang salah dengannya. Bahkan ia dan Charlotte belum terlalu mengenal satu sama lain. Namun, setiap kali Jayden berada di dekat Charlotte, ia merasakan sesuatu yang berbeda dibandingkan ketika ia berada di dekat wanita lain. Charlotte membuat Jayden gila hanya dengan memikirkannya sebentar saja. Ia berhasil mengalihkan dunia Jayden.

Jayden merengkuh Charlotte ke dalam badannya yang tegap. Charlotte menenggelamkan kepalanya ke dalam dada Jayden. Ia mengusap kepala dengan rambut honey blonde itu lembut.

"Kau tenang saja, selama masih ada aku tidak akan ada yang bisa menyakiti mu." kata Jayden pelan.

Namun, Charlotte masih bisa mendengarnya.

"Benarkah?"

Jayden hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan itu.

"Sudahlah. Lebih baik kita selesaikan hukuman ini."

------------------------------------------------------

Please vote and comment :)
Happy reading all💗

xoxo

 Bad Boy's AftertasteDonde viven las historias. Descúbrelo ahora