Part 1: Mermaid

4.5K 174 32
                                    

Seorang bocah laki-laki berumur tujuh belas tahun duduk di bagian belakang truk besar. Rambutnya yang disemir merah disibakkan ke kiri. Mukanya tirus, berhidung kecil, berbibir atas tebal dan bermata sayu. Dia bersiul riang sambil mendengarkan musik melalui headset yang terhubung ke ponselnya. Bosan dengan lagunya, dia merogoh saku jaket jeans hitamnya dan menekan tombol beberapa kali untuk mengganti lagu. Setelah mendapat lagu favoritnya, bocah bermata sayu itu tersenyum dan bersiul lagi. Namun, lima menit kemudian, ketika lagunya berakhir, dia segera merasa bosan lagi dan kini mencari kontak sepupunya.

"S! S! S! S!" serunya sambil mencari abjad 'S' di ponselnya, "Nah, ini dia," katanya sambil menekan kontak bertuliskan 'Sandra'.

Setelah si bocah bermata sayu menunggu selama tiga puluh detik, teleponnya diterima oleh sepupunya, "Ada apa, Kak Julio?"

"Selamat malam, Sandra. Sedang bosan, nih," jawab si bocah bermata sayu yang bernama Julio ini, "Ingin dengar cerita hantu."

"Ya ampun, Kak. Seperti tidak ada kerjaan saja," dengus sepupu Julio yang bernama Sandra, "Kukira ada apa. Memangnya sedang tidak ada misi?"

"Sebenarnya ini sedang ada misi," jawab Julio sambil tertawa, "Tapi tetap saja aku sedang bosan."

"Misi apa?"

"Mengantar 'seekor' gadis cantik ke Pantai Selatan," Julio menjawabnya lirih.

"Hmm ... 'seekor' ... biar kutebak ... kali ini apakah seekor centaur betina?"

"Bukan! Bukan!" tawa Julio, "Seekor mermaid lebih tepatnya."

Di depan Julio ada sebuah balok baja besar. Panjangnya hampir menyentuh bagian belakang truk. Ada lubang-lubang kecil di bagian penutupnya. Di dalam balok baja besar itu sang mermaid tertidur. Sejak keluar dari Yogyakarta, makhluk itu sudah tertidur.

"Hei! Julio!" kata pengemudi truk, "Kau bicara dengan siapa? Jangan ganggu mermaidnya! Biarkan dia tidur!"

"Santai, Dun! Aku berbicara dengan Sandra!" balas Julio.

"Oh. Kukira kau sudah gila ... berbicara sendiri," jawab si pengemudi, "Jangan terlalu keras kalau bicara!"

"Apa yang kau kerjakan hari ini?" tanya Julio pada Sandra yang mengabaikan pengemudi truk.

"Sedang menyelidiki Kamar Merah," jawab Sandra yang langsung menjelaskan apa tujuan misinya dan bagaimana prosesnya.

"Lalu Putra kira-kira pulang kapan? Bagaimana sih racunnya?"

"Dua hari lagi boleh pulang, kok. Racun ular tapi dilapisi nether. Jadi efeknya sedikit ... yaaa .. begitu, deh ..."

"Hmm ... begitu, ya."

"Sudah dulu, ya, Kak," kata Sandra, "Nanti kuceritakan sesuatu lagi jika ada yang baru. Selamat malam, Kak."

"Selamat malam dan selamat bekerja," kata Julio seraya menutup ponselnya.

Julio diselimuti rasa bosan lagi. Matanya menatap langit yang tak berbintang. Dia mengerutkan keningnya. Tiupan angin pun sedikit demi sedikit mulai terasa kencang. Melihat situasi ini, Julio menggunakan kemampuan pengendalian perak untuk melindungi kulit tubuhnya dari hawa dingin. Karena sepertinya hujan akan segera turun.

Julio memanggil dua temannya yang duduk bersama pengemudi, "Adel, berapa kira-kira Paladin akan membayar kita?"

"Tak sebanyak misi sebelumnya," jawab teman Julio yang bernama Adel itu, "Mungkin setengah hingga tiga per empatnya."

Julio and Black UnicornWhere stories live. Discover now