05/12/2017 #46 In Fanfiction
27/11/2017 #84 In Fanfiction
"Bersikap seenaknya, menghina sepuasanya tanpa memikirkan perasaan orang yang dihinanya, mengatur sesuka hatinya. OMG,...you're so bossy!"
-(namakamu) Arabelle Mikaila-
Started write on June...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
17| Understand me — ♪: The Chainsmokers ft Phoebe Ryan - All we know — ◎▶◀◎
(Namakamu) melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa memasuki perusahaan yang memiliki Presdir arogan seperti Iqbaal Altr Dhiafakhri.
Gadis cantik itu tak perduli dengan puluhan pasang mata yang melihat tergesanya Ia saat memasuki kantor. Bahkan Ia tak menghiraukan panggilan dari Clara si resepsionis. Yang Ia inginkan sekarang menemui atasan gilanya yang sangat (namakamu) yakini bahwa pria itu dalang dibalik copotnya gelar dokter sekaligus pemutusan hubungan kerja Arsen. Uang memang segalanya.
Ingin sekali rasanya (namakamu) membunuh Iqbaal dengan tangannya sendiri, mencincang tubuh pria itu lalu memberikannya pada burung gagak sebagai santapan hewan unggas ganas tersebut. Sadis huh?
“Silahkan masuk, Mr. Dhiafakhri ada didalam. Kebetulan beliau sedang tidak sibuk dan tak memiliki jadwal rapat hari ini” ucap Bryan sang sektetaris Presdir perusahaan ini.
(Namakamu) tersenyum singkat dalam menanggapi Bryan, “Terima kasih Mr. Domani” ucap (namakamu) masuk kedalam ruangan besar sang Presdir.
Terserah mau sibuk atau tidak, gadis cantik itu sama sekali tidak perduli dengan ucapan Bryan. Sekalipun sibuk, (namakamu) tetap akan menemui atasannya itu untuk meminta penjelasan atas perbuatannya.
(Namakamu) masuk lalu menutup pintu ruangan itu dengan bantingan keras membuat sang mpunya ruangan terkejut, namun tetap dalam sikap dinginnya. Gadis cantik itu berjalan dengan langkah yang Ia buat selebar mungkin disaat dirinya hari ini memakai span panjang hitam dengan atasan blazer merah muda lembut.
“Apa yang kau lakukan!?”
Gadis cantik itu mencondongkan dirinya tepat dihadapan Presdir yang masih duduk tenang dibalik meja kebesarannya.
Pria tampan itu berjengit heran mendengar gadisnya melontarkan pertanyaan yang sama sekali tak dimengerti maksudnya.
“Tak ada kata cinta untukku sebelum kau mulai bertanya padaku, nona Mikaila?” tanya Iqbaal sarkastik.
(Namakamu) menggebrak meja atasannya hingga tangannya tak lagi merasakan sakit tetapi kebas dan memerah, “Persetan! Aku bertanya padamu apa yang kau lakaukan pada Arsen!?” ucapnya memicingkan mata.
Iqbaal balik bertanya, “Memangnya apa yang kulakukan?”
(Namakamu) menggeram saat melihat atasannya itu seperti sedang berpura-pura tak tahu maksud pertanyaan dan kedatangannya kesini.
