ADORABLE
Hal mengejutkan tiba-tiba terjadi pagi ini ketika Maura hendak melangkah memasuki pintu kelasnya. Dorongan keras dari belakang punggungnya hampir saja membuat tubuhnya terhuyung ke depan. Untung saja Maura masih bisa menyeimbangkan kembali tubuhnya dengan berpegangan ke kusen pintu kelas.
Seorang cewek secara tiba-tiba berjalan masuk ke kelas 12 IPA 2 dengan langkah tak sabaran, dia menabrak Maura dengan sengaja untuk menyingkirkannya yang kebetulan sedang berjalan memasuki kelas. Diikuti antek-anteknya, dia berjalan dengan langkah angkuh masuk ke kelas itu.
Siapa nih cewek? Ratu sekolah? Ketua geng populer? Kok kelakuannya berasa kayak dia yang punya tanah sekolah, batin Maura.
"Eh ada Mia, nih!"
"Duh... Mia, makin cantik aja tiap hari."
Suasana di kelas langsung riuh. Para cowok rusuh barisan belakang mulai mengeluarkan aksi mereka; tak dapat menahan mulut untuk tidak menggoda cewek berwajah bening sedikit saja. Namun cewek bertubuh mungil yang dipanggil Mia itu tak menghiraukan siulan dan godaan dari mereka. Dia tetap berjalan dengan dagu terangkat.
Sampai yang membuat Maura terkejut lagi adalah ketika cewek itu menghentikan langkahnya tepat di depan mejanya dan Nando. Masih dari tempatnya berdiri, di ambang pintu kelas, Maura memperhatikannya dengan kening berkerut.
Siapa yang mau dia temui? Nando? batinnya.
"Pagi, El."
Maura semakin melipat keningnya ketika mendengar cewek berambut hitam berkilau yang menabrak bahunya tadi menyapa dan menatap Nando lurus-lurus. Belum lagi panggilannya barusan kepada Nando.
Ada hubungan apa Nando sama cewek itu? Kenapa cewek itu dibolehin manggil dia dengan sebutan El sedangkan gue dilarang?
Apa mungkin alasan Nando melarang Maura memanggilnya El adalah karna sudah ada cewek lain yang memanggilnya dengan sebutan itu, lalu dia tidak menginginkan ada oranglain yang memanggilnya El selain cewek itu. Begitu?
"Pagi, Mia."
Nando membalas sapaan cewek itu dengan senyum tipisnya setelah menutup buku tebal yang biasa dia baca dan memasukkannya ke kolong meja. Maura menautkan alisnya, melihat Nando tersenyum adalah hal yang jarang terjadi selama ini.
"Gimana? PR gue udah selesai, kan?"
Sambil membenarkan kacamatanya, Nando mengangguk.
"Yaudah mana sini, cepet!" seru Mia tak sabaran dengan wajah angkuhnya.
Kemudian Nando pun memutar tubuhnya dan mengambil beberapa buku tulis dari tasnya. Dia memutar tubuhnya lagi dan menyerahkan setumpuk buku itu kepada Mia. Dengan kasar Mia mengambil buku itu lalu mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah Nando.
"Kalau jawaban ini sampai banyak yang salah lagi, hukuman buat lo masih sama kayak kemaren!"
Nando tak merespon. Dia hanya menatap Mia dengan tatapan yang sulit diartikan. Dalam tatapan itu sekilas nampak sebuah kehangatan yang ingin dia ciptakan. Kehangatan itu lalu seolah berpantul balik ke dalam matanya saat bertubrukan dengan dinginnya tatapan Mia. Seperti ada rasa yang terpendam di dalam diri Nando kala menatap Mia. Terbukti dari kedua tangannya di bawah meja yang saling bertaut kencang demi menahan rasa yang terpendam itu.
"Ya udah, gue balik ke kelas." Mia bersuara kembali. "Dan inget, jangan hubungin gue mulu!" lanjutnya lalu berbalik dan berjalan angkuh keluar kelas.
YOU ARE READING
Hello, Memory! [COMPLETED]
Teen Fiction[DITERBITKAN] Ketika segalanya telah berlalu, kebersamaan menjadi terasa berarti. Cinta yang belum sempat diucapkan, hanya tertelan bersama memori. Keterlambatan menyadari perasaan, kini jadi penyesalan. Dihadapkan dengan beberapa pilihan membua...
![Hello, Memory! [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/57194961-64-k900663.jpg)