Hello, Memory Keduapuluh Satu!

40.2K 3.8K 384
                                    


21

RAMA DAN SHINTA


Kalau sedang kegiatan classmeeting seperti ini, sekolah hanya akan sampai setengah hari. Maka setelah memikirkannya saat menonton pertandingan voli putra di lapangan tadi, Maura memutuskan untuk mencari Dewa ke tempat yang sering didatangi Dewa setelah pulang sekolah nanti. Beberapa tempat itu sudah pernah Maura datangi saat Dewa mengajaknya.

Pertama, Maura akan mulai mencari ke tempat terdekat dari rumahnya. Berhubung Maura tidak membawa kendaraan ke sekolah, maka ia pun pulang terlebih dahulu ke rumah untuk mengambil mobilnya.

Ketika hendak mengambil tasnya di dalam kelas, Nando sedang duduk di kursi sambil membaca buku. Begitu Maura sampai di kursinya, Nando pun mengangkat kepala dari bukunya.

"Mau ke mana, Ra?"

"Pulang lah. Udah jam duabelas."

"Pulang sama siapa? Dewa nggak masuk lagi kan?"

"Naik angkot." Maura menyanggah tangannya ke atas meja. Menatap Nando serius. "Lo mau ikut pulang ke rumah gue?"

"Hah? Enggak kok." Nando menggeleng-geleng.

"Hmm, sebenernya gue mau nyari Dewa. Telpon gue nggak diangkat dari hari minggu. Lo mau ikut?"

Nando langsung merubah mimiknya sedikit kaget. Tangannya langsung menutup buku tebalnya dan memasukkannya ke tas. "Gue ikut," ucapnya langsung.

"Oke." Maura mengangguk dan berjalan bersama keluar sekolah dengan langkah cepat. Menyetop angkot menuju rumah Maura.

Di dalam angkot, Maura masih tetap terus mencoba menghubungi Dewa. Meskipun hanya nada sambung yang didengarnya.

***

Bi Kokom sedang menjemur pakaian saat Maura dan Nando sampai di rumah. Wanita itu heran dengan langkah mereka yang terburu-buru.

"Kok udah pulang, Non?"

"Cuma classmeeting, Bi," jawab Maura cepat dan masuk ke rumah. "Kunci mobil aku mana ya, Bi?" teriak Maura dari dalam rumah.

Bi Kokom segera masuk dan ikut mencari kunci yang biasanya digantung di samping pintu rumah itu. Tapi kali ini tidak ada.

"Coba ditanya ke Ibu, Non."

Menggunakaan telepon rumah, Maura menelepon Finda. Sementara Nando masih setia berdiri di sampingnya.

"Ma, kunci mobil aku di mana?" tanya Maura langsung saat Finda mengucapkan 'Halo'.

"Lho Maura? Kenapa emang?"

"Aku mau pake, Ma. Di mana?"

"Ahhhh akhirnya kamu mau bawa mobil juga!" Suara Finda terdengar senang di seberang sana. Dilatarbelakangi suara-suara dentingan piano dan vokal beriringan.

"Di mana, Ma?" Maura tidak sabar.

"Iyaiya, kemaren abis Mama pake, lupa gantungin di tempat kunci. Mama taro di kantong jaket Mama. Ada di kamar Mama jaketnya. Warna merah. Kalo jaketnya nggak ada di kamar tanya sama Bi Kokom."

"Oke." Maura mendengarkan baik-baik dan hendak menutup sambungan. "Ya udah, makasih ya, Ma."

"Eh, mau ke mana emang kamu?"

"Nyari Dewa."

Gagang telepon itu Maura letakkan kembali. Ia lalu melangkah menuju kamar orangtuanya. Untungnya, jaket yang Finda maksud tidak jadi dicuci oleh Bi Kokom tadi pagi.

Hello, Memory!   [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang