38 - Future

25.3K 1.2K 16
                                    

Gimana nih gais? Sejujurnya ini sudah mau mendekati ending, cuma there's a lot of you yang gamau ini buru-buru ke ending. WKWK. Tapi jujur deh, ini belum ke ending banget kok. Masih ada beberapa part lagi. Mau tahu dong saran kalian gimana :(

HAPPY READING EVERYONE 🌠

*

Ryan yang baru saja selesai membersihkan dirinya, segera berjalan keluar dari kamar mandi. Dan tubuhnya langsung menegang saat sepasang iris matanya tidak menemukan siapa-siapa di kamarnya. Tidak-tidak! Tidak mungkin itu hanya mimpiku semata!

"Valerie!" mata nyalangnya berpencar dengan takut. Ia berlari cepat keluar kamar dan tidak menemukan keberadaan wanita itu dimanapun. Ruang makan, ruang tengah, dapur, taman, kolam renang, dan dimanapun. Ryan mengacak-acak rambutnya frustrasi. Tidak! Ia tidak mau pertemuannya dengan Valerie tadi hanyalah sebuah mimpi. Hanya ilusi dalam kesedihannya, ia tidak menginginkan itu! Jika itu hanya sekedar mimpi, mengapa tangannya masih bisa merasakan lembutnya wajah istrinya yang sangat ia cintai itu?

Semua terlalu sempurna jika hanya dianggap sebagai mimpinya semata.

"Valerie!"

"Ya Ryan?" Ryan langsung menoleh mendengar suara itu. Ketegangan bercampur ketakutan yang menguasai tubuhnya perlahan memudar saat suara itu mengisi pendengarannya. Ia melangkahkan kakinya gusar menuju Valerie yang ternyata berada di dalam kamar bajunya. Dengan cepat, kedua lengan kukuhnya mendekap tubuh wanita itu erat.

Valerie sedikit tersentak begitu Ryan dengan tiba-tiba memeluknya dari belakang seperti ini. Seperti ada sesuatu yang lain pada diri Ryan sekarang. Napas memburunya Ryan yang menyapu bulu-bulu halus pada tengkuk Valerie, membuat Valerie yakin bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Ryan barusan. Ia membalikkan tubuhnya dan menangkup kedua wajah suaminya itu dengan sangat perhatian, "Ada apa Ryan? Kau baik-baik saja."

Ryan menggeleng murung, "Aku ketakutan saat tidak melihatmu di kamar tadi." jawaban itu benar-benar terasa menghangatkan perasaan Valerie. Senyum lembutnya terkembang bersamaan dengan sebelah tangannya yang naik dan merapihkan rambut basah milik Ryan, "Aku tidak akan pergi kemana-mana lagi Ryan. Dan ini bukan mimpimu, aku benar-benar berada disini. Di hadapanmu." Ryan kembali menganggukkan kepalanya dan mengecup kening wanita di hadapannya lembut "Kau tahu betapa takutnya aku untuk kehilanganmu lagi Valerie."

"Benarkah?"

"Sangat."

Gurat-gurat kebahagiaan langsung terpendar di sekitar sudut mata Valerie. Kedua tangannya turun dan melingkari tubuh Ryan dengan hangat, "Aku mencintaimu." bisiknya lembut. Ryan mendesah kasar mengusir sisa-sisa kegusarannya kemudian membalas pelukan itu "Aku juga mencintaimu sayang."

"Kau harus makan sekarang. Pelayan sudah menyiapkan makan malam kita di atas meja." Ryan mengangguk lalu mengurai pelukannya, "Kau juga harus makan yang banyak. Aku tidak mau anak dan istriku kelaparan karena kurang makan."

Valerie tertawa lembut mendengar itu, "Baiklah, ayo." ajaknya lalu menggamit lengan pria di hadapannya dan berjalan keluar dari ruangan itu. Lalu duduk bersebelahan pada sebuah sofa besar dengan beberapa hidangan makanan yang telah disediakan di hadapan mereka.

Berbanding terbalik dengan hari-hari sebelumnya, Ryan mendapatkan nafsu makannya kembali hari ini. Ia bisa menyantap apapun yang diberikan Valerie ke dalam piringnya hingga habis sambil sesekali berbincang intens dengan penuh kemesraan. Segaris senyum lembut, terus terurai pada wajah tirus Valerie. Dan sejenak memudar begitu kepalanya tiba-tiba memikirkan William.

MY WILD HUSBAND | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang