13 - Beetween

28K 1.3K 41
                                    

Terimakasih untuk selalu dukung aku buat ngelanjutin cerita ini ya :( karena kalian aku jadi semangat hehe. Jika kalian menemukan cerita yang mirip dengan ini secara persis, bisa langsung kontak aku di pm atau di wall. luv u guys !

HAPPY READING EVERYONE 💫

*

Ryan melangkah turun dari mobil mewahnya, berjalan melewati pekarangan sebelum masuk ke dalam rumah. Senyum di wajahnya langsung mengembang begitu melihat seorang wanita dalam pakaian kerjanya tengah sibuk dengan sebuah laporan di tangannya.

"Aku pulang." Valerie sedikit terkejut dengan sentuhan tiba-tiba di bahunya itu, dan kembali terurai setelah Ryan mengecup bibirnya lembut "Aku kira kau akan pulang malam Ryan."

"Aku tidak mau membuat istriku menunggu lebih lama lagi." godanya membuat sebuah senyum kembali muncul pada wajah Valerie. Ryan melepas jas nya dan langsung memeluk wanitanya hangat "Aku merindukanmu sayang. Sepi sekali rasanya harus tidur sendirian tanpamu." rona-rona kebahagiaan, muncul di kedua pipi Valerie yang tengah mengulum senyummya. Ia tidak tahu perasaannya yang sebenarnya pada Ryan. Hanya memutuskan untuk tetap bersikap baik nyatanya membuat perasaan yang ditahannya itu kian terkikis setiap harinya. Dan bahkan ia tidak tahu apa ia masih bersandiwara sekarang atau justru mengikuti kata hatinya.

"Kau tidak merindukanku Valerie ?"

"A-aku merindukanmu." Ryan mengurai pelukannya dengan tatap curiga "Benarkah ?" entah kenapa perasaannya sempat tidak enak semalam saat memikirkan Valerie.

"Tentu. Terasa berbeda saat tidur sendirian di kamar yang seluas itu." ucap Valerie berbohong, padahal semalam ia tidur dengan pulas sekali karena pulang larut dari pesta

"Kita akan kembali tidur bersama malam ini." Ryan memgusap wajah wanita di hadapannya lembut. Baru saja satu malam mereka berpisah, rasa rindu yang ada pada dadanya seakan membuncah tidak karuan. Aneh sekali.

"Kau sudah makan ? Aku akan buatkan kau sesuatu sebelum aku pergi."

"Kau mau pergi ?" telisik Ryan curiga. Entah dirinya yang mulai berlebihan atau memang ada sesuatu yang dusembunyikan Valerie, Ryan hanya merasa janggal dalam hatinya "Iya, aku mau menemui temanku."

"Pria atau wanita ? Apa aku mengenalnya ?" Valerie membulatkan matanya mendengar cecaran pertanyaan itu "Dia-" tidak mungkin bila ku katakan yang sebenarnya, dia pasti tidak akan mengijinkan.

"Wanita." Ryan mengangkat satu alisnya tidak percaya sementara Valerie tetap berusaha tenang ditatapi menyelidik seperti itu "Siapa ?"

"Dia teman jauhku. Kami pernah ada di sekolah yang sama dulu." mendengarnya, Ryan makin merasa ada yang janggal. Ia menggenggam erat tangan wanita di hadapannya posesif, Valerie bisa merasakannya

"Kau tidak mengundangnya ke pernikahan kita ? Harusnya aku mengenalnya jika kau mengundang dia." Valerie membisu, ia harusnya sadar kalau Ryan adalah pria cerdas yang pasti punya banyak pertanyaan untuk menyelidikinya meski menurutnya ini semua berlebihan.

"Dia tidak bisa datang waktu itu." balasnya dengan tenang. Ryan masih mengangkat satu alisnya dengan wajah yang menegang.

Entah mengapa aku merasa ada yang aneh disini.

"Kapan kau kembali ?"

"Mungkin sore ? Aku tidak akan lama Ryan, tenanglah." Valerie menepuk wajah tegang Ryan dengan lembut membuat pria itu menghela napasnya yang tertahan "Kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu kan sayang ?" sebuah kecupan hinggap di kening Valerie.

MY WILD HUSBAND | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang