20 - Lost

29.7K 1.6K 49
                                    

Sekali lagi, sepertinya cerita ini akan jadi romance terpendek yang aku buat wkwk. Semoga tetap bisa menghibur kalian ya. Stay safe and healthy everyone ! I woof u <3

HAPPY READING !

*

"Aku kembalikan semua uangmu."

Ryan membulatkan matanya tidak percaya. Ia menarik cek itu kasar lalu merobeknya marah. Valerie hanya bergeming melihatnya, tidak tahu lagi reaksi apa yang harus diberikannya. Terserah pada Ryan, pikirnya.

"Valerie." Ryan langsung berlutut di hadapan Valerie kemudian menggenggam kedua tangan wanita itu lembut. Tidak, ia tidak mau berpisah dengan wanita ini sampai kapanpun. Membayangkan wanita yang ia cintai akan pergi bersama banyak pria lain yang siap membawanya pergi dari hidupnya, atau membayangkannya bertatap mata mesra dengan orang lain. Tidak ! Ryan tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.

"Aku minta maaf." Ryan mendesah kasar setelahnya, menyadari semua tindakan bodoh yang dilakukannya selama ini hanya membuat perasaan wanita yang ia cintai hancur. Dan sepertinya ia akan pergi dari hidupnya sebentar lagi.

"Sudahlah Ryan." Valerie melepas kedua tangannya yang digenggam, namun segera ditahan oleh Ryan "Valerie, aku minta maaf. Kumohon jangan pergi—" Ryan mengangkat wajahnya dan menatap mata coklat itu dalam-dalam "Aku tidak bisa hidup tanpamu Valerie, aku tidak bisa."

"Kau sudah hidup beberapa minggu terakhir tanpaku Ryan. Bukankah sekarang kau baik-baik saja ?" balas Valerie tenang. Hatinya yang perlahan membeku seolah tidak memberi celah bagi Ryan untuk kembali masuk ke dalamnya, meski pria itu terus menyentuhnya hangat "Aku minta maaf untuk itu. Aku hanya—"

"Kau tidak bisa meminta semua orang menuruti keinginanmu Ryan. Sesekali kau juga harus belajar apa artinya berjuang, dan menerima." Valerie melepas genggaman yang melemah itu. Ia mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang sementara Ryan memandanginya dengan tatap nelangsa.

"Siapkan pengacaraku. Aku akan bertemu dengannya besok."

Tubuh Ryan sontak menggelenyar hebat mendengar itu. Ia benar-benar tidak menyangka jika Valerie akan sangat serius pada kata-katanya "Aku tidak mau bercerai dengamu !"

"Tapi aku mau." balas Valerie tanpa menoleh sedikitpun. Ia segera meletakkan ponselnya lalu melangkah menuju kamar mandi. Menyalakan shower kencang-kencang dan kembali jatuh menangis dalam kepiluan yang menyakitkan.

Ryan berteriak kesal lalu memukul kepalanya berkali-kali, merutuki betapa bodohnya ia. Setelah banyak hari berlalu, akhirnya ia sadar bahwa semua yang dilakukannya salah. Sejak awal ia memang tidak benar-benar mencintai Valerie. Ia hanya terobsesi pada wanitawanita itu, lalu pergi begitu keegoisan dalam dirinya minta dipuaskan. Mengabaikan wanita yang jelas-jelas sangat mencintainya, mengkhawatirkannya, bahkan memikirkannya tanpa henti. Namun apa yang diberikannya ? Ryan terduduk dengan frustrasi. Kobaran api di dadanya langsung lenyap begitu mengingat kalimat perceraian yang dilontarkam Valerie untuknya.

Apapun yang terjadi ia tidak mau berpisah dengan Valerie. Tidak, ia tidak mau. Persetan dengan harga dirinya yang hancur karena mengemis-ngemis di kaki wanita itu.

Tidak akan ada perceraian !

Valerie kembali melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi. Ia bernapas lega begitu melihat Ryan sudah pergi. Pelayan juga mengatakan hal yang serupa padanya. Valerie yakin, pria itu pasti sangat marah pada keputusannya. Namun keputusannya sudah bulat, ia akan menceraikan Ryan detik ini juga.

MY WILD HUSBAND | ENDNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ