Wattpad Original
There are 17 more free parts

Part 22 - Complicated Prince

288K 25K 1.7K
                                    


Pasti pada kepo isi pikiran Daniel ya?

================================

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Daniel baru saja pulang dari klub. Sudah dua hari ini seorang teman lama yang sedang berkunjung ke Indonesia mengajaknya bersenang-senang. Dan dua hari ini pula Daniel sudah bosan dengan minuman, wanita cantik dan musik klub yang bising. Tapi sudah sebulan ia tidak pernah membawa wanita dari klub pulang ke rumahnya. Itu adalah rekor yang mengagumkan. Entah kenapa ia sedang ingin menikmati kesendirian. Kalau dipikir-pikir hidupnya sungguh tidak berguna. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan di dunia ini. Bahkan ia juga tidak mengerti untuk apa ia dilahirkan.

Dulu ia sering ke klub, namun sekarang semua sudah tidak sama lagi tanpa Sean, Rayhan dan Budi. Terutama Rayhan. Temannya yang satu itu sudah seperti belahan jiwanya. Mereka selalu bersama-sama sejak memasuki sekolah dasar. Bukannya ia tidak suka Rayhan menikah dan mengutamakan keluarga. Daniel malah ikut senang untuk itu. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat orang yang kaucintai bahagia.

Daniel mengecek ponselnya sebelum tidur. Ada pesan dari kakeknya. Jumlahnya dua puluh pesan. Isinya pesan singkat "Ayo menikah.", lalu foto-foto pernikahan, wanita-wanita cantik, dan bayi-bayi lucu. Ia tersenyum sekilas. Sungguh orang tua yang keras kepala.

Ia menutup pesan kakeknya lalu beralih pada pesan lain. Dari Rayhan. Hanya pesan singkat "Ayo kemari." Dan selanjutnya hanya diisi foto temannya itu bersama Angela. Terakhir foto Angela yang sedang mengerucutkan bibir seolah mengirim ciuman pada Daniel.

Ide bagus juga. Daniel tahu di mana tempat itu. Besok ia akan pergi kesana. Ia akan mengajak Budi juga. Itu pasti. Ia akan bosan tanpa seseorang yang bisa ia tertawakan.

Setelah mengirim pesan ia langsung membuang ponsel sembarangan ke atas kasurnya dan menenggelamkan wajahnya di bantal. Seharusnya ia mandi atau berganti pakaian dulu. Atau setidaknya melepas sepatu yang masih melekat di kakinya. Tapi ia lelah. Bantal dan kasur itu terlalu menggoda.

Aroma rumah sakit.

Daniel mengernyit mencium bau itu.

Itu adalah aroma khas Evelyn, si gadis antiseptik. Oh, iya. Ia harus mengajak gadis itu juga. Gadis itu mirip dengan Sean yang pemarah tapi mudah dijinakkan. Sungguh orang yang tepat untuk menggantikan posisi yang sudah lama hilang itu.

***

"Kenapa...kau mengajaknya?" alis Budi mengernyit menatap dari jauh seorang wanita yang sedang berlatih mengayun-ayun stick golfnya di driving range.

Daniel mendongak dari layar ponsel yang sejak tadi dimainkannya lalu menoleh ke arah pandang Budi. "Siapa? Maksudmu Evelyn?"

"Siapa lagi? Memang kau ada mengajak yang lain?"

Daniel mengedikkan bahu. "Sopirku."

Budi memutar bola mata. "Bukankah dia si wanita kopi dan wanita yang kauajak ikut saat premiere kemarin?"

Daniel mengangguk-angguk. "Ya, dia wanita itu. Kau ingin berkenalan lagi dengannya?"

"Bukan itu!" gerutu Budi.

"Aku tahu kau masih belum bisa melupakan si gadis ular itu ya? Bagaimana kabarnya dia?" Daniel menepuk-nepuk bahu Budi.

Budi menggeleng-geleng lalu menatap langit. "Vivian baik-baik saja. Meski kami tidak berpacaran lagi tapi kami masih berhubungan baik." Ia melamun sebentar lalu tersadar setelahnya. "Jangan coba-coba mengubah topik pembicaraan, Niel. Aku tidak sebodoh itu."

"Kau yang menjawab panjang lebar."

"Ya. Ya. Sudah. Lupakan itu," Budi melirik ke driving range lagi. "Aku hanya heran kau terlalu sering bersamanya akhir-akhir ini."

"Kau baru dua kali melihatku mengajaknya."

"Dua kali untuk ukuran kebiasaanmu itu termasuk sering."

"Benarkah?" Daniel mengernyit. "Apa reputasiku separah itu?"

"Jangan katakan kau tertarik pada wanita semacam itu sekarang."

"What?" Daniel mengucapkannya sambil tertawa geli. Ia tercengang mendengar pertanyaan Budi sementara Budi semakin menampakkan wajah serius.

"Maaf, aku terlambat." sebelum Daniel sempat menjawab, Rayhan tiba-tiba datang dengan tergesa-gesa.

"Tidak apa, Re. Kami maklum kau pengantin baru." sahut Daniel.

"Ini tidak seperti yang kaupikirkan. Angela lupa melepas ikatanku dan malah meninggalkanku sarapan sendiri. Belum tua saja ia sudah pikun dan ceroboh."

"Astaga. Itu luar biasa." gumam Daniel.

"Ya, aku tahu," Rayhan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Sudahlah. Yang penting aku sudah di sini."

Budi melirik Daniel sambil mengernyit kebingungan. "Bicara apa dia?" bisiknya pada Daniel.

"Aku juga tidak mengerti," Daniel mengangkat bahu sambil tersenyum. "Itu hanya hal-hal yang dimengerti oleh mereka yang sudah menikah."

"Bull shit!" sembur Budi. "Aku berani bertaruh kau lebih berpengalaman dari pria biasa yang sudah menikah sepuluh tahun."

"Kau memujiku terlalu berlebihan." Daniel menepuk-nepuk bahu Budi lagi. Budi menatap bahunya yang ditepuk-tepuk oleh Daniel.

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi."

Daniel mengerjap-ngerjap sejenak lalu tertawa. "Astaga! kau serius sekali. Apa kau cemburu padanya?"

"Brengsek!" umpat Budi.

"Aku ketinggalan sesuatu?" Rayhan ikut menimpali.

"Daniel membawa wanita."

"Niel membawa wanita?!" Rayhan menampakkan wajah terkejut. "Rasanya tidak ada yang aneh dengan itu. Apa kau tidak ada berita lain, Bud?"

"Si wanita kopi dan wanita yang diajak saat premiere itu," Budi menggertakkan gigi. "Dia mengajaknya dua kali."

"Hei, hei! Sebenarnya tiga kali. Beberapa hari lalu aku mengajaknya ke pesta ulang tahun teman." ralat Daniel tidak terima.

"See?" Budi menoleh pada Rayhan lagi.

"Niel apa kau sudah tidur dengan wanita itu?" tanya Rayhan.

"Sure." jawab Daniel singkat.

"Berarti tidak ada yang aneh. Kau yang terlalu berlebihan, Bud." timpal Rayhan.

"Tapi kami tidak melakukan apa-apa. Hanya tidur bersama dalam artian tidur yang sebenarnya." tambah Daniel.

"Nah! Itu baru bisa kausebut aneh. Patut dipertanyakan." Rayhan kini menepuk-nepuk bahu Budi.

"Damn! Kalian berdua memang sama saja!" bentak Budi.

🌸🌸🌸

Gimana? Sudah jelas kan isi pikiran Dandan?

DANIEL AND NICOLETTE  (SUDAH DISERIESKAN)Where stories live. Discover now