12. ROCKTEN STORY

4.1K 215 86
                                    


"Huh aku iri pada teman-temanku, aku ingin mempunyai foto yang bagus juga, tapi kenapa setiap aku foto, mukaku mirip sama guru Guy (Gai/Guy sih?)" Ucap Rock Lee sambil berjalan-jalan sendirian (cie jomblo ewkwk).

RockLee berjalan-jalan mengikuti kata hatinya yang entah mau kemana, setelah berjalan cukup lama RockLee bertemu dengan Tenten yang berjalan sendirian juga (jodoh emang nggak kemana ya bhaks).

"Hey Tenten mau kemana kamu?" Ucap RockLee yang sekarang sudah berada di depan Tenten. "Hmm sepertinya aku akan pulang, tadi aku keluar hanya untuk bertemu Neji sebentar" ucap Tenten pada RockLee.

"Oh begitu ya, memang ada apa kau bertemu Neji?" Tanya Rock Lee pada Tenten. "Kemarin aku meminjam bukunya, makanya tadi aku bertemu dengan Neji untuk mengembalikan buku itu" jawab Tenten kepada Rock Lee.

"Hmmm Tenten maukah kau menemaniku makan? Aku lapar dan aku belum makan" ucap Rock Lee dengan nada memelas pada Tenten.

"Ah boleh. Aku juga lapar sebenarnya" ucap Tenten dengan senyuman di wajahnya, tanpa Tenten sadari jantung seseorang berpacu cepat karna melihat senyum manisnya.

Ketika mereka sampai di tempat makan, Tenten dan Rock Lee memesan makanan dan minuman tentunya, dan mereka duduk di dengan posisi berseberangan.

"Hei Lee kapan kita akan latihan lagi? Sepertinya sudah lama kita tidak berlatih dengan guru Guy dan Neji" ucap Tenten pada Lee "hmm aku tidak tau" itulah kalimat yang dapat RockLee ucapkan karna jantungnya yang membuat pikirannya tidak karuan.

Oh tuhaaan apakah ini debaran cinta?- tanya batin Lee (sok iya kamu Lee Lee) "oh iya Lee, aku penasaran deh Shikamaru kan menyukai Temari tapi mengapa dia tidak mengatakannya ya? Hmm menurutku dia itu payah tidak seperti Sasuke dan Naruto yang mempunyai keberanian sebagai laki-laki" ucap Tenten panjang lebar. Entah mengapa Rock Lee merasa tersindir dengan ucapa Tenten walaupun Tenten tidak bermaksud menyindir Rock Lee.

"Emm mu-mungkin belum waktunya" ucap Rock Lee sekenanya ia bingung harus menjawab apa. "Huh laki-laki memang payah! Masa wanita harus menunggu dulu baru mereka peka" ucap Tenten lagi "kalau kau bagaimana?" Lanjut Tenten yang membuat Rock Lee bingung.

"Ma-maksudmu?" Tanya Rock Lee pada Tenten. "Yaa maksudku kalau kau menyukai perempuan apakah kau akan membiarkan dia menunggu juga sama seperti yang lain?" Tanya Tenten pada Lee "eum tentu tidak! Tapiii tetap saja menurutku mengungkapkan perasaan itu bukan hal yang mudah" balas Lee pada Tenten.

"Memang iya sih, tapi ku beritahu yaa Lee jika kamu menyukai seseorang katakan saja, walau dia menolakmu setidaknya kau tau jawaban dari pertanyaan mengenai apakah seseorang itu menyukaimu juga atau tidak" Tenten bersabda. "Oh begitu ya? Ba-baiklah" ucap Rock Lee ragu.

Tak lama makanan dan minuman mereka pun datang, Rock Lee bingung apa yang harus dia lakukan, jujur Rock Lee menyukai Tenten tapi entah dengan Tenten. Namun ucapan Tenten tadi membuatnya makin bingung, tapi apakah dia harus membuat orang itu menunggu? Oh tapi menyukainya saja belum tentu.

Rock Lee membuang jauh pemikiran untuk menyatakan perasaannya pada Tenten, namun perkataan Tenten terus terngiyang di telinganya, "....setidaknya kau tau jawaban mengenai pertanyaan apakah dia menyukaimu juga atau tidak" Rock Lee mulai membuka mulutnya.

"Heemmm Tenten, ada yang mau kubicarakan pada mu" ucap Rock Lee gerogi sambil melihat ke bawah "umm katakan saja" ucap Tenten sambil meminum minumannya.

Rock Lee mangambil nafas dalam-dalam "aku menyukaimu Tenten" ucap Rock Lee yang semakin menundukkan kepalanya ke bawah.

Hk! Buuuur..... ohok ohok ohok......
Itulah yang keluar dari mulut Tenten, ia menyembur minuman yang ada di mulutnya. "Hei apakah kau mau membunuhku Rock Lee?!" Ucap Tenten pada Lee. Lee yang melihat Tenten seperti itu langsung mengambil tisu dan memberikannya pada Tenten. "Ma-maafkan aku Tenten, aku tidak bermaksud begitu" ucap Rock Lee. Semua yang ada di resto itu tertawa melihat Tenten yang seperti tadi.

Anime Naruto Funny StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang