Extra

100K 5.1K 78
                                    

Dari tadi, Bila hanya terpaku kepada sebuah buku tebal yang disampulnya terdapat judul 'anatomi manusia'.

Bila hanya bisa menghela nafas saat melihat keadaannya sekarang. Sudah dari beberapa hari yang lalu, gadis itu diminta sang dosen untuk tinggal dan meng-observasi keadaan beberapa pasien di rumah sakit, sambil sesekali membantu dosennya sebagai seorang asisten dosen di kelasnya.

Ngomong-ngomong, dari tadi Bila mencoba menahan laparnya, dikarenakan menunggu buka yang tak kunjung datang. Bila mengetuk-ngetuk jarinya dengan tak sabar di atas meja, sambil sesekali melihat ke jam tangannya.

Daripada bete, mending kita cari kerjaan lain, pikirnya.

Bila mencoba memikirkan sesuatu. Sesuatu yang mampu membuatnya melupakan rasa laparnya sejenak.
Tiba-tiba, Bila tersenyum lebar saat teringat bahwa ada seorang moodbooster yang selalu berhasil mengubah mood-nya itu.

Berkali-kali Bila memanyunkan bibirnya, mencoba memikirkan kata-kata yang ingin ia sampaikan kepada si lawan bicara.

Lalu, tanpa pikir panjang, Bila langsung menekan tombol call. Sampai akhirnya, terdengar suara yang sudah terlalu familiar dari ujung telpon. Suara yang terdengar hangat dan familiar itu menyapanya dengan semangat.

"Rian ganteng disini! Ada yang bisa dibantu, Bila cantik?"

Bila sempat mendengus, lalu tersenyum tipis saat mendengar suara tersebut. Ajaibnya, sehabis mendengar suara Rian, rasa lapar Bila menjadi sirna.

"Halo, Rian jelek." Bila tertawa saat mendengar Rian mencibirnya.

"Oh iya! Kenapa nelpon?" tanya Rian.

"Hm--gak tau yah..," balas Bila.

"Oh! Pasti kangen kan denger suara Rian ini." Rian terdengar seperti sedang tertawa dengan songong.

"Nggak ya! Enak aja!"

"Terus, kenapa? Bosen ya di rumah sakit?" tanya Rian.

"Nggak. Cuma laper doang karena nungguin buka. Terus, bingung mau ngapain," ujar Bila, membuat Rian ber-oh ria.

"Oh, gitu. Rupanya aku cuma dijadikan pelampiasan karena lapar." Rian berdehem, membuat Bila tertawa kecil.

Setelah lama pacaran, mereka mulai menggunakan kata aku-kamu dibanding lo-gue. Menurut mereka berdua, itu terdengar lebih formal dan sopan.

"Nggak gitu juga kali, Yan!" ucap Bila.

"Bercanda, Bil." Rian terkekeh. "Maaf ya aku belum bisa pulang hari ini... masih harus tinggal di rumah nenek, buat ngejagain nenek."

Rian sekarang sedang di luar kota. Ia sedang menjaga neneknya, yang penyakit stroke-nya sedang kambuh. Oleh karena itu, Bila belum bisa bertemu dengan Rian untuk beberapa hari ini.

"Gak apa-apa kok. Sampein salam ke Ibu sama Ayah kamu ya, Yan. Semoga nenek kamu cepet sembuh. Bilangin banyak istirahat, obatnya jangan lupa diminum," ujar Bila.

"Aku gak diucapin juga, Bil?"

"Ih! Buat apa? Emangnya diucapin apa, hah?"

"Kalau kata dedek-dedek di socmed tuh.. 'I love you, i miss you, aku sayang kamu--'" Sebelum Rian sempat melanjutkan, Bila langsung memotongnya.

Sweet EnemyOnde as histórias ganham vida. Descobre agora