5

135K 8K 237
                                    

Bila terbangun saat mendengar alarm handphone-nya berbunyi dari tadi. Ia memicingkan matanya untuk melihat layar handphone-nya dengan jelas.

Ya ampun! Sudah jam 6:00 pagi! Bel sekolah Bila berbunyi jam setengah 7! Spontan, Bila langsung bangkit dari kasurnya dan berlari kecil ke arah kamar mandi.

Setelah selesai bersiap-siap, Bila cepat-cepat turun ke bawah, tanpa menyantap sarapan paginya yang telah disiapkan oleh Bunda.

Ayah telah membunyikan klakson dari tadi, yang membuat Bila makin panik dan mempercepat langkahnya.

"Kenapa keluarnya lama banget, Bila?" tanya Ayah yang terlihat lega setelah melihat Bila masuk ke mobil.

"Itu.. ini..." Bila mencoba menjelaskan sambil mengolah nafasnya yang tersenggal-senggal.

"Bila telat bangun." Setelah Bila memikirkan alasan yang tepat, Bila nyengir tanpa dosa, membuat Ayah mendelik.

"Ya ampun! Udah sarapan belum?" tanya Ayah, yang langsung melajukan mobilnya, setelah ia mengenakan sabuk pengamannya.

"Udah," jawab Bila, sebetulnya bohong.

Ayah pasti marah kalau mendengar Bila belum sarapan. 'Makanan itu gak boleh dibuang sia-sia! Makanan itu harus kita makan! Soalnya, makanan itu bisa jadi sumber energi kita'. Ucapan Ayah itu selalu terngiang-ngiang di kepala Bila.

Ngomong-ngomong, jalanan pagi ini agak macet. Sehingga, Ayah harus mencari jalan alternatif beberapa kali sampai akhirnya mereka bisa sampai ke sekolah.

Bila melihat jam tangannya, masih tersisa 5 menit sebelum gerbang sekolah ditutup. Cepat-cepat Bila berpamitan kepada Ayah dan keluar dari mobil.

Bila masih ngos-ngosan karena tadi ia harus berlari untuk menyebrang sambil melihat kanan-kiri. Waspada akan mobil dan motor yang lewat. Untunglah, sesaat setelah Bila masuk ke dalam, gerbangnya baru ditutup oleh satpam sekolah.

Bila masih ingat cerita Cintia saat ia pernah telat. Guru yang selalu bertugas menangani murid-murid yang telat itu tegasnya minta ampun! Pernah sekali Cintia telat. Jadi, selama jam pelajaran pertama, ia harus berlari keliling lapangan 5 kali + bonus membersihkan wc.

Cerita inilah yang menjadi motivasi sekaligus momok bagi Bila untuk selalu bangun pagi, walaupun ia harus mengorbankan jam tidurnya.

***

Persiapan perlombaan olahraga tampaknya lancar. Bila semakin merasa tidak sabar menanti perlombaan olahraga yang hanya 4 hari lagi itu.

Setelah masuk ke dalam kelas, Bila meletakkan tasnya, lalu mendatangi Cintia yang sedang berbicara dengan Adit di kursinya. Bila memandangi Adit yang terlihat sedang kelelahan itu.

Pasti, Panitia OSIS pulang lumayan malam kemarin untuk mempersiapkan perlombaan olahraga demi merencanakan semuanya dengan matang.

"Istirahat yang cukup aja, Dit," ujar Cintia.

"Makasih, Cin." Adit mengganguk.

Cintia bangkit dari kursi di hadapan Adit dan langsung menyadari keberadaan Bila.

"Eh? Pagi, Bil!"

"Pagi," jawab Bila.

"Adit kecapekan ya?" tanya Bila.

"Iya. Kasian sih liatnya. Cuma, mau gimana lagi, Adit kan OSIS." Cintia mengedikkan bahunya.

Tiba-tiba, muncul ide brilian di otak Cintia. Gadis itu menepuk pundak Bila, menatap Bila dengan senyum yang lebar.

Sweet EnemyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon