26

88.1K 5.3K 68
                                    

Para murid sedang sibuk untuk persiapan ujian kenaikan kelas. Perpustakaan yang tadinya adalah tempat tersepi di sekolah, menjadi ramai beberapa hari belakangan ini. Termasuk Bila yang ingin duduk di perpustakaan untuk belajar, harus mengurungkan niatnya karena banyaknya booking-an kursi.

Syukur banget, hari ini perpustakaan tidak terlalu ramai. Sehingga, masih banyak kursi yang kosong. Ia lalu mengambil semua buku jurusan IPA dan menumpuknya di depannya. Gadis itu mulai membuka bukunya satu persatu untuk menjawab latihan-latihan soal, pilihan ganda dan essay.

Rian yang masuk untuk mengambil buku matematika, melihat Bila sedang duduk sendirian di sebuah meja. Sebuah senyum mengembang dari wajahnya saat melihat gadis itu. Dengan perasaan senang, ia menghampiri gadis tersebut dan duduk disampingnya.

"Woi!" panggilnya.

Bila menoleh dan melihat Rian yang tersenyum lebar ke arahnya. Ia membalas senyumannya dan kembali fokus ke pelajarannya, mengejar materi yang akan di ujian-kan.

"Yah, fokus amat ama pelajarannya." Rian sedikit merajuk.

"Saking fokusnya, gue gak diperhatiin lagi." Ia meledek. Tujuannya menghampiri gadis itu ya memang untuk mendapatkan perhatiannya.

"Gue mau fokus belajar," kata Bila, kemudian menoleh ke Rian.

"Yaudah, belajarnya bareng gue aja," sahut Rian. Ia mengingat janji Bila untuk belajar bersamanya.

Rian mulai melihat soal yang sedang dipecahkan oleh Bila. Ia mulai meng-kalkulasi angka yang muncul di otaknya. Dalam sekejap, hasil akhir soal tersebut ia pecahkan.

"Ini? Jawabannya X=3." Dengan singkat, ia langsung menjawab soal yang dari tadi membuat Bila pusing tujuh keliling. Bila terbelalak kaget saat melihat Rian menjawabnya dengan cepat.

Mungkin bagi Rian yang memiliki otak yang encer, masalah seperti ini tidak terlalu susah. Lain bagi Bila, yang kadang masih harus melihat bantuan rumus dan pembahasan untuk mengerjakannya.

"Kalau ini?" tanya Bila, menunjuk ke soal lain secara acak. Bila ingin mengetes cowok satu ini.

"8. Jawabannya 8," jawabnya lagi dengan singkat. Jawaban Rian lagi-lagi benar. Bila melihat ke pembahasan soal sekitar 2kali untuk memastikan apakah jawaban Rian memang benar.

Setelah belajar matematika dengan Rian. Bila kemudian mengambil buku biologi-nya untuk membaca beberapa materi yang mungkin masuk ke ujian. Ia sangat menyukai biologi sehingga ia sangat serius dengan pelajaran satu ini.

"Mau belajar biologi?" tanya Rian.

"Emangnya kenapa?" tanya Bila.

"Gue gak terlalu suka. Susah ngafal gue," ujarnya malas. Yah, seengaknya dia pinter mtk, pikir Bila.

"Gantian deh. Lo yang ajarin gue." Rian menawarkan, menunjuk ke sebuah halaman.

"Gue gak terlalu pinter ngajarin orang." Bila menggelengkan kepalanya untuk menolak.

"Pasti bisa lah. Gue yakin." Rian tersenyum tipis.

Bila kemudian mulai mengajari beberapa materi ujian kepada Rian. Awalnya, Rian mengikuti penjelasan Bila. Lama-lama sorot matanya berubah arah ke wajah gadis itu. Senyum Rian langsung mengembang saat melihat paras cantik gadis di sampingnya itu.

Sweet EnemyWhere stories live. Discover now