32

87.1K 5.1K 27
                                    

Sehari dengannya, membuat benci setengah mati. Sehari tanpanya, membuat rindu setengah mati.

***

Sudah beberapa hari ini Bila tak menemukan keberadaan Rian. Biasanya, Bila selalu menemukannya. Namun, sekarang cowok itu tak terlihat dimanapun. Benar-benar tak terlihat!

Bila menyesali perkataanya kepada Rian waktu itu, saat ia mengatakan tak akan kepikiran Rian. Sekarang, ia benar-benar termakan omongannya sendiri.

Bila masih sedikit kesal. Namun, ia juga tak tahan berjauhan dengan Rian. Sok benci tapi mencari-cari. Namanya juga cewek, gengsi untuk memulai duluan.

***

Begitu bel istirahat siang berbunyi,  Bila segera keluar kelas untuk mencari Rian. Bila kemudian memberanikan dirinya untuk bertanya tentang keadaan Rian kepada teman sekelas Rian.

Dion kebetulan berdiri di depan pintu kelas 12 IA 1, sedang mengobrol dengan beberapa temannya. Ia lalu melihat kedatangan Bila dan permisi kepada teman-temannya untuk menghampiri gadis itu.

"Kenapa, Bil?" tanyanya, saat melihat gadis itu sedikit kebingungan.

"Itu.. anu.." Bila sedikit ragu untuk bertanya, malu bertanya tentang Rian yang jelas-jelas masih berjauhan dengannya.

Dion langsung menganggukan kepalanya saat mengetahui maksud dari kedatangan gadis di depannya ini.

"Rian, ya?" tanya Dion.

Bila yang tadinya menundukkan kepalanya untuk mencari alasan, kemudian menganggukan kepalanya pelan. Dion memang paling mengerti, batinnya.

"Rian gak masuk, Bil," ujar Dion, membuat Bila sedikit kaget.

Bila bertanya. "Kenapa?"

Tumben sekali Rian absen gak masuk dari sekolah. Karena, Rian memang jarang sekali izin atau apapun itu dari sekolah. Anak teladan seperti Rian itu selalu masuk ke sekolah.

"Dia gak ngasih kabar juga, Bil," ucap Dion, yang juga kebingungan dengan sahabatnya satu itu.

"Oh, gitu." Bila tertegun.

"Makasih ya," ucap Bila, lalu berbalik untuk kembali ke kelasnya.

Dion yang sedang memikirkan sesuatu tiba-tiba memanggilnya, membuat langkah kakinya terhenti.

"Tapi, coba lo cek ke lahan kosong yang banyak pohon rindang itu. Yang jaraknya gak jauh dari rumah Rian. Disana ada rumah pohon. Rian katanya suka main kesana," kata Dion, membuat Bila menjadi bersemangat.

Bila menoleh dan tersenyum simpul kepada Dion. "Makasih banyak, yon," ujarnya, lalu kembali masuk ke dalam kelasnya.

Dion menghela nafasnya dan tersenyum."Cuma ini yang bisa gue bantu buat lo, Bil," ujarnya, kemudian masuk ke dalam kelasnya.

Bila telah membulatkan tekadnya untuk bertemu dengan Rian sepulang sekolah, ingin segera menyelesaikan masalah diantara keduanya.

***

Bila gelisah. Dari tadi, gadis itu terus-menerus memperhatikan jam tangannya untuk menunggu bel pulang sekolah. Ia menghentakkan kakinya, membuat suara yang lumayan besar. Beruntung, gurunya acuh tak acuh saat Bila melakukan itu.

Sweet EnemyWhere stories live. Discover now